Kaitan Pendidikan Dan Kepribadian Manusia Dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

KAITAN PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

Oleh
Ni Nengah Selasih
Dosen pada Program Pascasarjana IHDN Denpasar

Abstract

Human nature, in terms of education, according Lengeveld is educabile animal,


namely being able to be educated; educandum animal, the creature must be
educated; education homo, that being on the side can and should be educated
can and should educate. The role of education in fostering personality summed
up in the goals of education derived or determined by the principle of ontological
view and axiologis. Man is the subject, as well as objects of education. Cultured
adult human is the subject of education in the sense of responsible education.
Human undertaking to foster the commuity, preserve the natural environment
together, primarily responsible for the dignity of humanity.
Based on the analysis of the structure of the human soul and personality, the
human behavior is determined by the source and the id, ego, and superego.
Therefore, compulsory education is deepened to better understand of human
behavior or character. In particular, for educational purposes, to understand
human nature, personality, means to understand individual interests,
aspirations, potentials, and personal identity, and are fundamental to the
effectiveness of the educatonal process, an obligation also to respect the dignity,
personality, and uniqueness of a person in order to self-realization.
Science of life for science education is a very valueble complementation.
Pedagogic without the same life science with practice without theory. Education
without understanding the human means to build something without knowing
for what, how, and why people are educated. Without an understanding of the
people, the unique nature of the individual, and the potential that it will be
fostered, then education would be misdirected. Even without the good sense,
then education would rape human nature.

Keywords: education, human nature, personality

I. PENDAHULUAN pribadi manusia an sich. Melainkan mengerti


Manusia sebagai satu organisme yang manusia dalam konteks keseluruhan realita
hidup di dalam antar hubungan dan antar aksi dalam mana manusia aktif dan dinamis
sosial, baik terhadap lingkungan fisik, melakukan peranan sebagai subyek. Sebagai
lingkungan alam, maupun lingkungan sosial. subyek yang mempunyai potensi-potensi lahir
Dengan demikian, manusia tidak hanya dianalisa bathin, manusia melakukan prakarsa, rasa, dan
secara obyektif, sebagaimana adanya, sebagai karsa, bahkan juga karya dan prestasi karena

Kaitan Pendidikan dan Kepribadian Manusia Dalam Mencapai 71


Tujuan Pendidikan Nasional | Ni Nengah Selasih
dorongan-dorongan yang juga amat kompleks. pribadi adalah suatu kenyataan yang paling riil
Dorongan-dorongan tersebut dapat terjadi dalam kesadaran manusia. Malahan ada
karena faktor-faktor obyektif (kebutuhan), kecendrungan bahwa manusia menganggap
dapat pula karena faktor-faktor subyektif pusat orientasi, melalui introspeksi dan proyeksi
(cinta, pengabdian). Bahkan dapat juga karena (istilah dalam ilmu jiwa) adalah dirinya sendiri
alasan-alasan moral (tanggung jawab), sebagai subyek. Makin manusia sadar akan diri
kewajiban, harga diri, dan nilai-nilai. sendiri sesungguhnya manusia makin sadar akan
Dengan demikian, memahami manusia haruslah kesemestaan, karena posisi manusia adalah
dalam hubungannya dengan dunia manusia, bagian yang tidak terpisahkan dari semesta.
yakni kebudayaan manusia secara Antar hubungan dan antar aksi pribadi
keseluruhan. melahirkan konsekuensi-konsekuensi seperti
Dunia manusia dalam makna yang hak (asasi) dan kewajiban, norma-norma moral,
mencakup scope untuk mengadakan reorientasi nilai-nilai sosial, bahkan juga nilai-nilai
atas dimensi-dimensi ruang lingkup kesadaran supernatural berfungsi untuk manusia.
manusia, sehingga hakikat manusia menurut Perwujudan manusia sebagai makhluk
pandangan Anthropologia Metafisika dan filsafat sosial terutama nampak dalam kenyataan
kemanusiaan (Langeveld) tentang hakikat bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu
manusia integritas antara kesadaran-kesadaran, hidup (lahir dan proses dibesarkan) tanpa
bahwa manusia sebagai makhluk individu; bantuan orang lain. Orang lain yang dimaksud
makhluk social; makhluk susila paling sedikit adalah orang tuanya, keluarganya
Merumuskan tujuan pendidikan yang sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial, di
universal, maka rumusan tujuan tersebut harus samping berarti bahwa manusia hidup bersama,
mengandung ketiga inti hakiki kemanusiaan maka sifat interdependensi itu merupakan
sehingga tujuan pendidikan untuk membimbing watak inherent kesadaran sosial. Sebab,
anak ke arah kedewasaan, yang menurut manusia tidak hanya interdependensi dalam
Langeveld mempunyai arti membentuk individu materiil-ekonomis demi kebutuhan biologis
yang berkesadaran sosial dan susila atau jasmaniah. Melainkan lebih-lebih mengandung
membentuk pribadi sosial yang bermoral. makna psikologis, yakni dorongan-dorongan
Langeveld juga mengemukakan hakikat cinta dan dicintai, di mana kebahagiaan
kemanusiaan ditinjau dari segi pendidikan, yaitu terutama terletak dalam kepuasan rohani.
bahwa manusia pada hakikatnya adalah Hidup bersama dalam hubungan, antar
1. Animal educabile, yaitu makhluk yang aksi, dan interdependensi mengandung
dapat dididik. konsekuensi-konsekuensi sosial, baik dalam
2. Animal educandum, yaitu makhluk yang arti positif maupun negatif. Idealnya, hidup
harus dididik. bersama adalah keadaan harmonis, rukun, dan
3. Homo education, yaitu makhluk yang di sejahtera. Tetapi dapat pula terjadi segi negatif
samping dapat dan harus dididik juga dapat antar hubungan dan antar aksi itu terjadi dalam
dan harus mendidik. kehidupan sosial. Keadaan positif dan negatif
adalah perwujudan dari pada nilai-nilai dan
II. PEMBAHASAN sekaligus watak individualitas manusia. Proses
1. Hakikat Manusia disharmonis terjadi hanyalah sebagai akibat
Dimensi kesadaran manusia, atau ketiga pergeseran-pergeseran yang tajam dan bahkan
kesadaran manusia merupakan essensia mungkin pertentangan-pertentangan yang
martabat manusia (the essence of human terjadi dalam proses antar hubungan dan antar
dignity). Manusia sebagai individu, sebagai aksi sosial, karena sifat-sifat individualitas

72 JURNAL PENJAMINAN MUTU


manusia. Kehidupan individu di dalam antar dalam upaya memenuhi ketaatan kepada Zat
hubungan sosial memang tidak usah kehilangan Yang Supernatural. Dengan demikian, sikap
identitasnya. Sebab, kehidupan sosial adalah keagamaan merupakan kecenderungan untuk
realita sama riilnya dengan kehidupan individu memenuhi tuntutan dimaksud. Tetapi dalam
itu sendiri. kenyataan hidup sehari tak jarang dijumpai
Pribadi manusia yang hidup bersama adanya penyimpangan yang terjadi. Sikap
melakukan antar hubungan dan antar aksi, baik keagamaan yang menyimpang terjadi bila sikap
langsung maupun tidak langsung. Dalam proses seseorang terhadap kepercayaan dan
antar hubungan dan antar aksi itu, tiap pribadi keyakinan terhadap agama yang dianutnya
membawa identitas, kepribadian masing- mengalami perubahan. Perubahan sikap seperti
masing. Oleh karena itu, keadaan yang cukup itu dapat terjadi pada orang perorang (dalam
heterogin akan terjadi sebagai konsekuensi diri individu) dan juga pada kelompok atau
tindakan-tindakan masing-masing pribadi. masyarakat. Sedangkan perubahan sikap itu
Keadaan interdependensi, kebutuhan manusia memiliki tingkat kualitas dan intensitas yang
lahir bathin yang tiada batasnya akan mungkin berbeda dan bergerak secara kontinyu
berlangsung terus secara kontinyu. Demi dari positif melalui areal netral ke arah negatif
ketertiban, kesejahteraan manusia, maka di (Mar’at,1981:17).
dalam masyarakat ada nilai-nilai, norma-norma.
Menurut Gordon Allport dalam (Philip G. 2. Kepribadian dan Pendidikan
Zimbardo,1979:296), bahwa memang Ilmu pengetahuan dan filsafat tentang
manusia memiliki sifat--sifat dasar atau tabiat hakikat manusia, dijadikan dasar untuk
yang sama. Sifat-sifat dasar ini ditampilkan pembinaan kepribadian manusia. Mengerti
dalam sikap yang secara totalitas terlihat struktur jiwa dan hakikat manusia, pembinaan
sebagai ciri-ciri kepribadian individu dan aspek-aspek kepribadian menjadi lebih terarah
kemudian terangkum dalam sikap kelompok. pada sasaran yang tepat, serta pendidikan
Adanya perbedaan individu pada dasarnya sebagai prasarana usaha pembinaan
disebabkan oleh adanya perbedaan situasi kepribadian itu. Peranan pendidikan dalam
lingkungan yang dihadapi masing-masing. pembinaan kepribadian terutama tersimpul
Merujuk kepada temuan ini, barangkali dalam usahanya merealisasikan tujuan
pemahaman sifat-sifat dasar yang merupakan ciri pendidikan. Tujuan pendidikan secara umum,
khas yang ada pada manusia dapat dikaitkan terutama untuk membina kepribadian manusia
dengan konsep fitrah dalam pandangan Islam. yang sempurna. Pengertian dan kriteria
Jika hal ini dapat diterima, maka pembentukan sempurna itu ditentukan oleh dasar pandangan
sikap dan tingkah laku keagamaan dapat masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa,
dilakukan sejalan dengan fitrah tersebut bila pada suatu tempat dan waktu. Oleh karena
situasi lingkungan dibentuk sesuai dengan itu,penentuan tujuan pendidikan bersumber atau
ketentuan ajaran agama yang prinsipil, yaitu ditentukan oleh asas-asas pandangan ontologis
ketauladan. dan axiologis. Jadi, penetapan itu berlatar
Dalam pandangan psikologi agama, ajaran belakang filosofis. Konsekuensinya, pastilah aka
agama memuat norma-norma yang dijadikan nada variasi interpretasi, baik mengenai makna
pedoman oleh pemeluknya dalam bersikap dan pengertian sempurna, maupun aspek-aspek lain
bertingkah laku. Norma-norma tersebut dari pada rumusan tujuan pendidikan.
mengacu kepada pencapaian nilai-nilai luhur Pendidikan yang terutama dianggap
yang mengacu kepada pembentukan sebagai proses pengoperasian kebudayaan,
kepribadian dan keserasian hubungan sosial pengembangan ilmu pengetahuan berarti

Kaitan Pendidikan dan Kepribadian Manusia Dalam Mencapai 73


Tujuan Pendidikan Nasional | Ni Nengah Selasih
membina pribadi manusia untuk mengerti, realita (tingkah laku, sikap) melalui pendidikan
berpengetahuan dalam arti seluas-luasnya. yang diarahkan kepada masing-masing essensia
Berpengetahuan atau tahu adalah asas utama itu. Harga diri, kepercayaan pada diri sendiri,
untuk kebaikan menuju kesempurnaan. rasa tanggung jawab, dan sebagainya juga akan
Pandangan demikian ditanamkan oleh Socrates tumbuh dalam kepribadian manusia melalui
bahwa pengetahuan adalah kebajikan. Socrates proses pendidikan. Dunia dan kebudayaan
mensinthesakan ilmu dan nilai dalam prinsip modern tidak sedikitpun meragukan nilai
bahwa ilmu (tahu) adalah kunci kabajikan, pendidikan bagi kehidupan umat manusia.
sedangkan ilmu hanya mungkin dimiliki melalui Kepemimpinan suatu bangsa dan proses
pendidikan, baik belajar melalui pendidikan regenerasi mereka tidak mungkin tanpa
formal maupun informal. Sedemikian jauh, ilmu pendidikan. Bahkan secara individual, tiada
pengetahuan mempunyai nilai-bina atas pekerjaan di dalam kehidupan manusia yang
kepribadian. Dengan ilmu, sikap kritis-rasional, akan efektif dilaksanakan seseorang termasuk
broadmindedness (lapang dada), obyektif, akan bahasa/bicara, berjalan, tanpa melalui proses
berkembang. Di samping itu, ilmu pengetahuan pendidikan. Hal tersebut akan lebih-lebih
selalu mengandung nilai-nilai praktis di dalam berlaku bagi suatu pekerjaan sosial, profesi,
kehidupan, baik sebagai pribadi maupun dalam semua bidang dan semua tingkatan.
sebagai warga masyarakat. Dalam membina kepribadian, pendidikan
Dalam masyarakat bangsa-bangsa mematangkan kepribadian yang tersimpul dalam
modern, lebih-lebih dalam rangka menjelang derajat integritas dan kebijaksanaan sebagai
masa depan yang super modern, pendidikan tingkat ideal. Ilmu pengetahuan mempercepat
dianggap satu-satunya media untuk membina proses itu.
keseimbangan antara bangsa yang maju di satu Hakikat manusia adalah integritas antara
pihak dan bangsa yang ketinggalan di lain pihak. wataknya sebagai makhluk individu, sebagai
Dengan perkataan lain, bangsa yang makhluk sosial, dan sebagai makhluk susila.
underdeveloped atau developing countries Ketiga essensia ini adalah sebagai martabat
berusaha mengejar ketinggalan mereka melalui manusia (human-dignity), kodrat manusia, yang
pendidikan. Terutama belajar dari bangsa yang bersifat potensial. Seluruh perwujudan dan
maju itu tentang apa yang mereka capai tingkah laku manusia adalah pengejawantahan
sekarang. ketiga essensia itu dalam kadar perbandingan
Pendidikan dalam wujudnya, selalu yang berbeda-beda di dalam realisasinya.
bertujuan membina kepribadian manusia, baik Artinya, ada seseorang yang realisasi aspek
demi ultimate-goal maupun bagi tujuan-tujuan pertama amat menonjol; ada pula aspek kedua
dekat. Tujuan akhir pendidikan adalah sebagai manusia sosial; ataupun aspek ketiga
kesempurnaan pribadi. Prinsip ini terutama yang menonjol. Namun, idealnya adalah
berpangkal pada asas self-realisasi, yakni keseimbangan antara ketiga aspek tersebut.
merealisasi potensi-potensi yang sudah ada di Essensia yang potensial itu akan dipengaruhi
dalam martabat kemanusiaannya. Potensi- oleh lingkungan dalam usaha realisasinya
potensi itu, baik berupa potensi-potensi menjadi kenyataan sebagai tingkah laku
intelektual, mental, rasa, karsa, maupun (aktualitas).
kesadaran moral, bahkan juga aspek-aspek
keterampilan phisik dan perkembangan 3. Pandangan Filsafat tentang Hakikat
jasmaniah. Essensia kepribadian manusia yang Manusia
tersimpul dalam aspek-aspek: individualitas, Manusia adalah subyek pendidikan,
sosialitas, dan moralitas hanya mungkin menjadi sekaligus sebagai obyek pendidikan. Manusia

74 JURNAL PENJAMINAN MUTU


dewasa yang berkebudayaan adalah subyek adalah satu realita; yakni realita di dalam
pendidikan dalam arti yang bertanggung jawab makrokosmos. Perbedaannya dengan realita
menyelenggarakan pendidikan. Mereka yang lain di dalam alam semesta itu, walaupun
berkewajiban secara moral atas perkembangan relatif banyak, namun pada prinsipnya ialah
pribadi anak-anaknya, generasi penerusnya. kesadaran diri sendiri. Karena itulah manusia
Manusia dewasa yang berkebudayaan, bersifat unik.
terutama yang berprofesi keguruan (pendidikan)
bertanggungjawab formal untuk melaksanakan 4. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang
misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai- Hakikat Manusia
nilai yang dikehendaki masyarakat bangsa itu. Ilmu sosial dasar (basicsocial-sciences)
Manusia yang belum dewasa, dalam dan humanities adalah ilmu yang mengarahkan
proses perkembangan kepribadiannya, baik perhatian dan orientasinya demi pengertian yang
menuju pembudayaan maupun proses lebih baik tentang manusia dan dunianya. Ilmu
kematangan dan integritas adalah “obyek” sosial dasar (basicsocial-sciences) dan
pendidikan. Artinya, mereka adalah sasaran humanities bidang yang menyelidiki secara
atau bahan yang dibina. Meskipun disadari khusus dan mendalam kehidupan budaya
bahwa perkembangan kepribadian adalah self- manusia, yakni tentang manusia dan dunianya
development melalui self-activities. Jadi, termasuk antar hubungan dan antar aksi manusia
sebagai subyek yang sadar mengembangkan dan sesamanya, dengan alam sekitar, dengan
diri sendiri. Proses pendidikan yang berlangsung nilai-nilai. Usaha ilmu itu dalam rangka
di dalam antar aksi yang pluralistis (antara- pembinaan manusia ideal merupakan program
subyek dengan lingkkungan alamiah, sosial, dan utama dalam pendidikan modern. Orientasi
cultural ditentukan oleh aspek manusianya. yang memusat pada pembinaan manusia, baik
Sebab, kedudukan manusia sebagai subyek di pengertian tentang kepribadian maupun antar
dalam masyarakat, bahkan dalam alam manusia adalah konsekuensi atas pandangan
semesta, memberikan konsekuensi tanggung bahwa manusia adalah subyek dalam alam
jawab yang besar bagi manusia. Manusia semesta.
mengemban amanat untuk membina Manusia tidak terpisahkan dari lingkungan
masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup hidupnya, baik lingkungan alamiah, maupun
bersama, terutama bertanggung jawab atas lingkungan phisik/materiil; dan lebih-lebih
martabat kemanusiaannya (human dignity). lingkungan sosial (manusia dan nilai-nilai yang
Perwujudan kepribadian seseorang ada). Tingkah laku manusia sebagai perwujudan
nampak dalam keseluruhan pribadi manusia atau representasi kepribadiannya adalah
dalam antar hubungan dan antar aksi dengan serentetan reaksi-reaksinya atas semua antar
lingkungan hidupanya. Apa yang dismpulkan hubungan dan antar aksi dengan lingkungan
sebagai pengertian itu lebih bersifat statis, hidupnya.
sedangkan usaha untuk mengerti manusia secara Berdasarkan analisis atas struktur jiwa
aktif dan terus menerus di dalam antar hubungan manusia atau kepribadian itu nyatalah bahwa
dan antar aksi sesama itu bersifat dinamis. Asas tingkah laku manusia bersumber dan ditentukan
dinamis merupakan essensi watak manusia oleh ketiga bagian (Id, Ego, dan Superego).
yang terus berkembang, bertumbuh, dan Setiap motif, cita-cita dan tingkah laku manusia
menuju integritas kepribadiannya. Usaha bersumber atas dorongan-dorongan asasi
manusia untuk mengerti dirinya itu adalah usaha ketiga bagian jiwa itu. Oleh sebab itu, pendidikan
lebih jauh atau termasuk bidang ontology. wajib diperdalam untuk lebih memahami
Sebab, sesungguhnya pribadi manusia itu tingkah laku atau watak manusia. Secara

Kaitan Pendidikan dan Kepribadian Manusia Dalam Mencapai 75


Tujuan Pendidikan Nasional | Ni Nengah Selasih
khusus, untuk tujuan-tujuan pendidikan, Merumuskan tujuan pendidikan yang
memahami hakikat manusia, kepribadian, universal, maka rumusan tujuan tersebut harus
berarti mengerti kepentingan-kepentingan mengandung ketiga inti hakiki kemanusiaan
individu, minat, cita-cita, potensi, dan identitas sehingga tujuan pendidikan untuk membimbing
pribadi. Pengertian itu merupakan dasar bagi anak ke arah kedewasaan. Langeveld juga
efektifnya pengertian proses pendidikan, mengemukakan hakikat kemanusiaan ditinjau
merupakan kewajiban pula untuk menghormati dari segi pendidikan, yaitu bahwa manusia pada
martabat, kepribadian, dan keunikan seseorang hakikatnya adalah Animal educabile, yaitu
dalam rangka self-realisasi. makhluk yang dapat dididik; Animal
Sebagaimana diketahui bahwa ilmu jiwa educandum, yaitu makhluk yang harus dididik;
bagi ilmu pendidikan adalah suatu Homo education, yaitu makhluk yang di
komplementasi yang amat bernilai. Pedagogik samping dapat dan harus dididik juga dapat dan
tanpa ilmu jiwa sama dengan praktek tanpa harus mendidik.
teori. Pendidikan tanpa mengerti manusia, Ilmu pengetahuan dan filsafat tentang
berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk hakikat manusia, dijadikan dasar untuk
apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik. pembinaan kepribadian manusia dengan
Tanpa pengertian atas manusia, baik sifat-sifat mengerti struktur jiwa dan hakikat manusia,
individualnya yang unik, maupun potensi-potensi pembinaan aspek kepribadian menjadi lebih
yang justru akan dibina, pendidikan akan salah terarah pada sasaran yang tepat, serta
arah. Bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan sebagai prasarana usaha pembinaan
pendidikan akan memperkosa kodrat manusia. kepribadian itu. Peranan pendidikan dalam
Manusia adalah makhluk yang disebut dengan pembinaan kepribadian terutama tersimpul
istilah yang bermacam-macam seperti homo dalam usahanya merealisasikan tujuan
faber, homo sapiens, homo rational, animale pendidikan bersumber atau ditentukan oleh
social, mencerminkan gambaran apa yang asas-asas pandangan ontologis dan axiologis.
terkandung sebagai sifat asasi manusia. Pandangan Socrates bahwa pengetahuan
adalah kebajikan, ilmu dan nilai dalam prinsip
III. SIMPULAN bahwa ilmu (tahu) adalah kunci kabajikan,
Manusia sebagai satu organisme yang sedangkan ilmu hanya mungkin dimiliki melalui
hidup di dalam antar hubungan dan antar aksi pendidikan, baik belajar melalui pendidikan
sosial, baik terhadap lingkungan fisik, formal maupun informal. Manusia adalah subyek
lingkungan alam, maupun lingkungan sosial. pendidikan, sekaligus sebagai obyek
Manusia aktif dan dinamis melakukan peranan pendidikan. Manusia dewasa yang
sebagai subyek mempunyai potensi-potensi berkebudayaan adalah subyek pendidikan
lahir bathin, melakukan prakarsa, rasa, dan dalam arti yang bertanggung jawab
karsa, bahkan juga karya dan prestasi karena menyelenggarakan pendidikan. Manusia
dorongan yang amat kompleks, dan karena mengemban amanat untuk membina
alasan moral (tanggung jawab), kewajiban, masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup
harga diri, dan nilai-nilai. Hakikat manusia bersama, terutama bertanggung jawab atas
menurut pandangan Anthropologia Metafisika martabat kemanusiaannya (human dignity).
dan filsafat kemanusiaan (Langeveld) tentang Asas dinamis merupakan essensi watak
hakikat manusia integritas antara kesadaran, manusia yang terus berkembang, bertumbuh,
bahwa manusia sebagai makhluk individu, dan menuju integritas kepribadiannya. Usaha
makhluk social, makhluk susila manusia untuk mengerti dirinya itu adalah usaha

76 JURNAL PENJAMINAN MUTU


lebih jauh atau termasuk bidang ontology. Ilmu DAFTAR PUSTAKA
sosial dasar dan humanities adalah ilmu yang
mengarahkan perhatian dan orientasinya tentang Langeveld, Dr. M.J. tt. Menuju Kepemikiran
manusia dan dunianya yang menyelidiki secara Filsafat. Jakarta: PT Pembangunan
khusus dan mendalam kehidupan budaya Mulyana, 2002. Kurikulum Berbasis
manusia. Kompetensi. Konsep, Karakteristik,
Berdasarkan analisis atas struktur jiwa dan Implementasi. Bandung. PT. Remaja
manusia atau kepribadian bahwa tingkah laku Rosdakarya.
manusia bersumber dan ditentukan oleh ketiga
bagian (Id, Ego, dan Superego). Oleh sebab Primary Education Quality Improvement
itu, pendidikan wajib diperdalam untuk lebih Project (PEQIP). Mutu (Media
memahami tingkah laku atau watak manusia. Komunikasi dan Informasi Peningkatan
Secara khusus, untuk tujuan-tujuan pendidikan, Mutu Pendidikan Dasar). MUTU Vol.VII
memahami hakikat manusia, kepribadian, No.01 Edisi April-Juni 1998.
berarti mengerti kepentingan individu, minat, Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
cita-cita, potensi, dan identitas pribadi dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
merupakan dasar bagi efektifnya proses Pembelajaran. Rajawali Pers. PT
pendidikan, merupakan kewajiban pula untuk Rajagrafindo Persada
menghormati martabat, kepribadian, dan
keunikan seseorang dalam rangka self-realisasi. Wiyani, Novan Ardy, 2011. Pengantar Ilmu
Ilmu jiwa bagi ilmu pendidikan adalah suatu Pendidikan Islami. Rancang Bangun
komplementasi yang amat bernilai. Pedagogik Konsep Pendidikan Monokhomik-
tanpa ilmu jiwa sama dengan praktek tanpa Holistik. Penerbit: Bumiayu, STKIP Islam
teori. Pendidikan tanpa mengerti manusia, Bumiayu
berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk
Wiyani, Novan Ardy, 2012. Manajemen
apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik.
Pendidikan Karakter. Konsep dan
Tanpa pengertian atas manusia, baik sifat-sifat
Implementasinya di Sekolah. Penerbit:
individualnya yang unik, maupun potensi-potensi
Pedagogia, PT Pustaka Insan Madani,
yang justru akan dibina, pendidikan akan salah
Anggota IKAPI) Yogyakarta.
arah. Bahkan tanpa pengertian yang baik,
pendidikan akan memperkosa kodrat manusia.

Kaitan Pendidikan dan Kepribadian Manusia Dalam Mencapai 77


Tujuan Pendidikan Nasional | Ni Nengah Selasih

You might also like