Oppenheimer punya score yang luar biasa indah dan intens. Score-nya berhasil bikin adegan tiap adegan bisa lebih hidup dan berenergi. Sound dari film ini juga berhasil bikin merinding di beberapa adegan dan sangat menggelegar.

Selain itu penggunaan adegan berwarna dan hitam-putih sedikit banyak mengingatkan gue dengan Memento, jika Memento digunakan untuk menunjukan alur maju dan mundur, di sini digunakan untuk menunjukan sebuah sudut pandang, berwarna untuk Oppenheimer dan hitam-putih untuk Lewis Strauss yang juga merupakan salah satu karakter penting di film ini. Hasilnya terlihat cantik dan berciri khas, bukan serta merta hanya agar terlihat berseni saja namun punya maksud di dalamnya.

Ceritanya punya alur maju-mundur yang kompleks, belibet dan terasa sangat padat. Akan lebih baik rasanya menambah informasi tanggal atau tahun dari tiap adegan yang ditayangkan. Selain memudahkan penonton untuk lebih cepat memahami cerita, penonton pun bisa dengan mudah memahami timeline dari cerita sejarah hidup Bapak Atom Dunia ini. Menurut gue, film sejarah kaya gini ga perlu dibuat ribet lah Nolan!

Lalu babak 1 dan babak 2 nya punya banyak karakter yang datang dan pergi tanpa peduli mereka siapa, kerasanya memang numpang lewat aja, walaupun cukup menarik juga melihat deretan aktor papan atas bermain di sini meskipun dengan screen time yang minim.

Oppenheimer menjadi sangat menarik pasca adegan percobaan nuklir. Pembahasan dampak yang terjadi kepada diri Oppenheimer, lalu hubungannya dengan Strauss dikemas dengan intens dan puitis meskipun kebanyakan hanya diisi dengan dialog yang padat. Cillian Murphy dengan performanya berhasil membuat gue peduli dan bersimpati dengan karakter Oppenheimer. Robert Downey Jr juga bermain sangat baik sebagai Strauss. Jangan lupakan juga performa dari Emily Blunt yang juga oke dan berpotensi untuk mendapatkan nominasi di Globes / Oscar nanti.

8/10