Yamawaro
Yamawaro atau Yamawarawa (山章 ) adalah salah satu yokai gunung dalam cerita rakyat Jepang. Menurut cerita, awalnya Yamawaro merupakan dewa gunung yang tinggal di wilayah Kyushu. Yamawaro memiliki dua sifat yang berbeda tergantung dari cara manusia memandangnya. Jika ia dihormati, ia akan membantu masyarakat, sedangkan jika diabaikan ia akan membahayakan desa.[1]
Ciri-ciri
[sunting | sunting sumber]Yokai jenis ini memiliki bentuk yang mirip dengan manusia, terlihat seperti anak laki-laki berusia sekitar sepuluh tahun. Kepalanya dipenuhi dengan rambut cokelat panjang dan memiliki satu bola mata di tengah wajahnya. Pada bagian tubuhnya ditutupi rambut halus dan tipis. Ia juga memiliki sepasang kaki panjang dan berjalan tegak. Mereka mampu berbicara dalam bahasa manusia dan juga mampu menirukan suara-suara alami yang sering terdengar di wilayah pegunungan seperti, suara batu yang jatuh, angin, gesekan ranting, dan sebagainya.[2]
Dalam suatu literasi dijelaskan bahwa Yamawaro dapat bertransformasi menjadi seekor Kappa (河童, Roh sungai) ketika musim semi berlangsung. Kemudian ia akan berubah kembali menjadi Yamawaro ketika musim dingin dan berdiam di pegunungan.[1]
Yamawaro dikenal dengan berbagai istilah yang berbeda dan serupa seperti; di Distrik Ashikita, Prefektur Kumamoto , mereka juga dikenal sebagai yamawar, yamamon, yamanto , yaman wakkashi (山の若い衆, "pemuda gunung" ) dan yaman ojiyan (山の伯父やん, "paman gunung" ). Di Distrik Kuma di prefektur yang sama, mereka juga dikenal sebagai yaman-tarō (山ん太郎) atau yamanbo (山ん坊).
Asal-usul
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya cerita yokai Yamawaro berasal dari cerita rakyat Cina, Shen Yi Jing, pada abad kedua. Kemudian cerita Yamawaro mulai diperkenalkan ke Jepang dalam Wakan Sansaizue (ensiklopedia Tiga Alam Sino-Jepang bergambar) pada tahun 1712. Dalam buku tersebut diceritakan Yamawaro yang menyerupai anak laki-laki berusia sepuluh tahun, mampu berbicara bahasa manusia, dan dikatakan memiliki selera yang kuat terhadap makanan berupa kepiting panggang.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Papp, Zília (2010). Traditional Monster Imagery in Manga, Anime and Japanese Cinema. Brill. hlm. 44. ISBN 9789004212602.
- ^ "Yamawaro | Yokai.com" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-13.
- ^ Yoda, Hiroko (2017). Japandemonium Illustrated: The Yokai Encyclopedias of Toriyama Sekien. Dover Publications. hlm. 12. ISBN 9780486800356.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Foster, Michael Dylan (2015). The Book of Yokai: Mysterious Creatures of Japanese Folklore. University of California Press. ISBN 9780520253629.
- Papp, Zília (2010). Anime and Its Roots in Early Japanese Monster Art. Brill. ISBN 9789004202870.
- Yoda, Hiroko (2013). Yokai Attack! The Japanese Monster Survival Guide. Tokyo: Tuttle Publishing. ISBN 9781462908837.
- Laurence, C. Bush (2001). Asian Horror Encyclopedia, Asian Horror Culture in Literature, Manga, and Folklore. iUniverse. ISBN 9781469715032.