Shōjō

Shōjō (Jepang: 猩々 ) adalah salah satu yokai dalam cerita rakyat jepang yang dapat ditemukan di sekitaran pantai atau perairan dangkal di seluruh Jepang. Ia memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol (sake) dalam jumlah banyak
Penampilan dan perilaku
[sunting | sunting sumber]Shōjō merupakan roh laut Jepang yang tinggal di sepanjang pantai pegunungan. Mereka terlihat menyerupai kera seukuran manusia, berambut merah yang panjang dan lebat, serta memiliki wajah merah merona seperti orang yang sedang mabuk. Shōjō digambarkan berkaki dua seperti manusia, dan terkadang mengenakan pakaian atau rok yang terbuat dari rumput laut. Shōjō menghabiskan hidupnya dengan meminum alkohol dalam jumlah besar. Mereka selalu terlihat sedang bersenang-senang dalam keadaan mabuk. Meski begitu mereka diceritakan sebagai makhluk yang bijaksana. Dikatakan bahwa seseorang yang meminum anggur dari shōjō akan terbagi menjadi dua; orang yang berwatak baik akan mendapat rasa anggur yang enak, sementara orang berwatak buruk akan mendapatkan rasa anggur tersebut seperti racun bahkan bisa membunuhnya. Shōjō juga dapat memahami bahasa manusia dan mampu meniru beberapa kosakata.[1]
Asal
[sunting | sunting sumber]Nama shōjō merupakan versi Jepang dari cerita rakyat Tiongkok untuk roh mirip kera bernama xīng xīng. Nama shōjō juga digunakan untuk spesies kera besar di Jepang dan Cina karena kemiripan fisiknya dengan yokai tersebut. Selain itu, di Jepang shōjō juga dipakai untuk merujuk pada seseorang yang merupakan peminum berat.[1]
Kriptozoologi
[sunting | sunting sumber]Dalam kriptozoologi, shōjō sering disebut sebagai xing-xing dan diyakini sebagai orangutan. Bernard Heuvelmans mencantumkan shōjō sebagai entri dalam artikelnya Annotated Checklist of Apparently Unknown Animals With Which Cryptozoology is Concerned.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Shōjō | Yokai.com" (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2022-02-17.
- ^ Heuvelmans, Bernard (1986). "Cryptozoology: Interdisciplinary Journal of the International Society of Cryptozoology". Interdisciplinary Journal of the International Society of Cryptozoology. 5 (16).
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Bane, Theresa (2016). Encyclopedia of Beasts and Monsters in Myth, Legend and Folklore. Tokyo: McFarland. ISBN 9780786495054. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Foster, Michael Dylan (2015). The Book of Yokai: Mysterious Creatures of Japanese Folklore. University of California Press. ISBN 9780520253629. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Papp, Zília (2010). Anime and Its Roots in Early Japanese Monster Art. Brill. ISBN 9789004202870. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Yoda, Hiroko (2013). Yokai Attack! The Japanese Monster Survival Guide. Tokyo: Tuttle Publishing. ISBN 9781462908837. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Smith, Richard Gordon (2008). Ancient Tales and Folklore of Japan. A. & C. Black. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Volker, T (1975). The Animal in Far Eastern Art and Especially in the Art of the Japanese Netsuke, with References to Chinese Origins, Traditions, Legends, and Art. Brill. ISBN 9789004042957. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)