Lompat ke isi

Setur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Setur
Rentang waktu: SenomaniumSekarang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Acipenseridae

Bonaparte, 1831
Genera

Sturjen atau setur adalah nama umum dari 26 spesies ikan dalam famili Acipenseridae, termasuk genus Acipenser, Huso, Scaphirhynchus, dan Pseudoscaphirhynchus. Setur adalah famili ikan bertulang tertua yang masih hidup, mereka hewan asli sungai, danau, dan pantai di subtropis, iklim sedang, dan subarktik sepanjang Eurasia dan Amerika Utara. Mereka memiliki tubuh yang panjang dengan sisik yang sangat sedikit dan ukuran yang lumayan besar. Rentang ukuran setur dari 2–3,5 m panjangnya dan beberapa spesies dapat tumbuh hingga 5,5 m. Kebanyakan setur adalah anadromis, bertelur di arus sekitar delta sungai dan estuari. Sementara spesies yang sepenuhnya berada di air tawar, jarang sekali mengunjungi lautan terbuka dan area pantai. Telur ikan ini biasa di konsumsi sebagai kaviar.

Beberapa spesies setur dipanen untuk telurnya, yang dipakai untuk membuat kaviar, makanan mewah yang sangat berharga untuk dijadikan subjek penangkaran ikan. Karena mereka sangat lambat dalam berkembang dan menjadi dewasa, mereka sangat rentan terhadap eksploitasi dan ancaman lainnya, termasuk polusi dan fragmentasi habitat. Kebanyakan spesies dinyatakan berstatus rentan, terancam, atau kritis.

Karakteristik fisik

[sunting | sunting sumber]

Bersama dengan anggota Chondrostei lainnya, setur memiliki kartilago, sedikit sekali memiliki ciri-ciri vertebrata, dan diselimuti oleh lapisan bertulang yang disebut scute, bukan sisik. Mereka juga memiliki empat helai "kumis" yang muncul di mulut mereka yang tanpa gigi, umumnya digerakkan sepanjang dasar sungai untuk mendeteksi keberadaan mangsa. Sturjen dapat dikenali dengan tubuhnya yang panjang, rostra yang rata, sekut yang unik, dan kumisnya.

Mereka hidup di area bentik, mengaduk dasar perairan dengan mulutnya, dan menggunakan kumisnya untuk mendeteksi keberadaan kerang, crustacea, dan ikan kecil yang merupakan mangsa mereka. Mereka tidak memiliki gigi, mereka tidak mempu mengunyah mangsa. Namun spesies yang besar mampu menelan mangsa yang sangat besar, bahkan seluruh bagian tubuh salmon dan bayi anjing laut.

Di antara ikan terbesar dari setur adalah setur beluga (Huso huso) di Laut Kaspia, dilaporkan mampu tumbuh hingga 5,5 m dengan massa 2000 kg, sementara setur kaluga (Huso dauricus) dari sungai Amur memiliki panjang yang sama dengan massa 1000 kg. Mereka diperkirakan merupakan ikan yang memiliki usia tertua, beberapa mencapai usia kematangan seksual di usia 20 tahun dan mampu hidup hingga usia 100 tahun. Kombinasi dari lambatnya perkembangan hidup dan rata-rata reproduktif dan harga yang tinggi bagi sturjen betina dewasa yang mampu bertelur membuat ikan setur sangat rentan terhadap penangkapan berlebih.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • B. G. Gardiner (1984) Sturgeons as living fossils. Pp. 148–152 in N. Eldredge and S.M. Stanley, eds. Living fossils. Springer-Verlag, New York.
  • W. E. Bemis, E. K. Findeis, and L. Grande. (1997). An overview of Acipenseriformes. Environmental Biology of Fishes.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]