Neuralgia trigeminal
Neuralgia trigeminal | |
---|---|
Saraf trigeminus dan tiga pembagian utamanya (diwarnai kuning): saraf oftalmik (V1), saraf maksila (V2), dan saraf mandibular (V3) | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Neurologi |
Neuralgia trigeminal, juga dikenal dengan nama prosopalgia[1] atau penyakit Fothergill,[2] adalah penyakit saraf yang dicirikan oleh rasa nyeri hebat pada wajah, berasal dari saraf trigeminus, yang terjadi secara tiba-tiba. Penyakit ini merupakan salah satu kondisi paling menyakitkan yang diketahui manusia.[3]
Neuralgia trigeminal sering kali digambarkan seperti rasa sakit akibat tertusuk mata panah yang tajam atau mengalami kejutan listrik pada bagian rahang, gigi, atau gusi. Serangan yang tidak terduga dan terjadi dalam waktu singkat ini berlangsung selama beberapa detik, kira-kira dua menit. Serangan ini berhenti secara tiba-tiba, sama seperti saat menyerang.[4]
Penderita
[sunting | sunting sumber]Menurut perkiraan, 1 dari 15.000 atau 20.000 orang menderita penyakit ini, walaupun angka sesungguhnya mungkin sangat lebih tinggi akibat seringnya salah diagnosis. Pada sebagian kasus, gejala penyakit ini mulai timbul setelah usia 50, walaupun ada pula sejumlah kasus dengan penderita berusia muda seperti tiga tahun. Penyakit ini lebih umum diderita perempuan daripada laki-laki.[5]
Mereka yang mengalami kondisi ini dapat mengalami serangan rasa sakit secara terus-menerus selama beberapa hari, minggu, atau bulan. Bahkan, dalam kondisi parah serangan ini dapat terjadi ratusan kali dalam sehari. Rasa sakitnya bisa semakin buruk atau menghilang secara bersamaan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun walaupun jangka waktu ini cenderung lebih cepat. Beberapa orang mungkin selanjutnya akan merasakan rasa sakit yang semakin parah, merasakan sensasi terbakar, atau kepala berdenyut yang terkadang disertai rasa sakit yang menusuk.
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Saraf trigeminus merupakan sebuah saraf kranial berpasangan yang memiliki tiga cabang utama: saraf oftalmik (V1), saraf maksila (V2), dan saraf mandibular (V3). Setidaknya salah satu cabang saraf ini dipengaruhi oleh neuralgia trigeminal. Sebanyak 10-12% kasus bersifat bilateral (terjadi pada sisi kanan maupun kiri wajah). Neuralgia trigeminal paling sering melibatkan cabang tengah (saraf maksila atau V2) dan cabang bawah (saraf mandibular atau V3) saraf trigeminal,[6] tetapi rasa nyerinya dapat timbul di telinga, mata, bibir, hidung, kulit kepala, dahi, pipi, gigi, atau rahang dan sisi wajah.
Neuralgia trigeminal pada umumnya disebabkan oleh pemampatan saraf trigeminal. Ini adalah saraf yang terletak di dalam tengkorak yang mengirimkan sensasi rasa sakit atau sentuhan dari wajah, gigi, dan mulut ke otak. Pemampatan saraf trigeminal biasanya disebabkan oleh pembuluh darah di sekitar wajah yang menekan bagian-bagian saraf di dalam tengkorak. Neuralgia trigeminal juga dapat terjadi ketika saraf trigeminal rusak karena kondisi medis yang lain, misalnya sklerosis ganda (Multiple Sclerosis) atau tumor. Serangan rasa sakit ini biasanya muncul akibat aktivitas yang berhubungan dengan sentuhan yang ringan pada wajah, seperti mencuci wajah, makan, dan menggosok gigi. Namun, rasa sakit ini juga dapat muncul karena dipicu oleh angin (embusan angin sepoi-sepoi atau angin dari AC) atau gerakan wajah atau kepala. Namun, ada juga beberapa orang yang mengalami rasa sakit ini tanpa dipicu oleh apa pun.
Hidup dengan masalah neuralgia trigeminal memang sangat tersiksa. Kondisi ini tentu berdampak terhadap kualitas hidup seseorang, yang menyebabkan beberapa masalah lain seperti berat badan yang semakin berkurang, terisolasi, dan depresi.
Penyakit ini tidak mudah dikendalikan, tetapi dapat ditangani dengan sejumlah cara pengobatan. [7]. Apabila rasa sakit tidak bisa ditolong dengan mengonsumsi obat, penderita dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk melakukan tindakan operasi. Tindakan operasi dilakukan dengan membedah tengkorak dan memindahkan pembuluh-pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal. Penelitian menyatakan bahwa operasi menawarkan hasil yang paling baik sehingga penderita dapat terbebas dari rasa sakit untuk jangka waktu yang lama, tetapi operasi besar ini memiliki risiko yang cukup tinggi. Penderita dapat mengalami komplikasi serius seperti tuli, kelumpuhan pada area wajah, atau strok (jarang terjadi).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hackley, CE (1869). A text-book of practical medicine. D. Appleton & Co. hlm. 292. Diakses tanggal 2011-08-01.
- ^ Bagheri, SC (December 1, 2004). "Diagnosis and treatment of patients with trigeminal neuralgia". Journal of the American Dental Association. 135 (12): 1713–7. PMID 15646605. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-11. Diakses tanggal 2011-08-01.
- ^ Okeson, JP (2005). "6". Dalam Lindsay Harmon. Bell's orofacial pains: the clinical management of orofacial pain. Quintessence Publishing Co, Inc. hlm. 114. ISBN 0-86715-439-X.
- ^ "Trigeminal Neuralgia". Diakses tanggal 2023-10-17.
- ^ Bloom, R. "Emily Garland: A young girl's painful problem took more than a year to diagnose" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2013-09-06.
- ^ Trigeminal neuralgia and hemifacial spasm Diarsipkan 2012-02-15 di Wayback Machine., UF&Shands - The University of Florida Health System. Diakses Maret 2012
- ^ Satta Sarmah (2008). "Nerve disorder's pain so bad it's called the 'suicide disease'". Medill Reports Chicago. http://news.medill.northwestern.edu/chicago/news.aspx?id=79817