Tindak Tutur Dalam Film Wadjda
Tindak Tutur Dalam Film Wadjda
Tindak Tutur Dalam Film Wadjda
Habri
Bahasa.dan Sastra. Arab – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was to reveal the types of illocutionary speech acts in Haifa Al-
Mansour's Wadjda film based on Austin's perspective, and to explain the meaning of
.
ilocutionary speech acts in Haifa Al-Mansour's Wadjda film according to the Austin
perspective. This research is a qualitative descriptive study. The data.source of this
research is dialogue in the film Wadjda by Haifa Al-Mansour. The data collection
techniques used in this study use watching techniques, see, and note. Validation of this
research data using theoretical triangulation, researchers rechecked the data found in
the film by comparing with various sources, methods or theories. The data collected in
this study were analyzed using qualitative descriptive analysis according to Miles and
Huberman who suggested that there were four steps, namely, data collection, data
reduction, data presentation, conclusion drawing. The results showed that there were
23 types of illocutionary speech acts found in the film Wadjda, and classified in the
division of illocutionary acts, namely, verdictive seven utterances containing the
intention of deciding, estimating, judging good or bad, determining and determining.
Positive seven utterances that contain the purpose of warning advice, rule and ask. The
six utterances that contain the intention of promising, swearing and betting. Positive
three utterances that contain the intent of a happy gift.
Keywords: Austin, express, illocutionary, speech act, wadjda film
ABSTRAK
Tujuan dalam.penelitian ini adalah mengungkapkan jenis tindak tutur ilokusi dalam
Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour berdasarkan perspektif Austin, dan
menjelaskan maksud dari tindak tutur ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-
Mansour menurut perspektif Austin. Penelitian Ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah dialog dalam film Wadjda karya Haifa Al-
Mansour. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik tonton, simak, dan catat. Validasi data penelitian ini
menggunakan triangulasi teori, peneliti me-recheck data yang ditemukan dalam film
dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Data yang
terkumpul pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif
menurut Miles dan Huberman yang mengemukakan ada empat langkah yaitu,
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada 23 jenis tindak tu tur ilokusi yang ditemukan
. .
dalam film Wadjda, dan tergolong dalam pembagian tindak ilokusi yaitu, verdiktif
tujuh tuturan yang mengandung maksud memutuskan, memperkirakan, menilai baik
atau buruk, menetapkan dan menentukan. Exsersitif tujuh tuturan yang mengandung
maksud nasihat peringatan, memerintah dan meminta. Komisif enam tuturan yang
mengandung maksud berjanji, bersumpah dan bertaruh. Behatitif tiga tuturan yang
mengandung maksud pemberian selamat.
1
Pendahuluan
Tindak tutur merupakan sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian dari
.
interaksi sosial, suatu tuturan adalah sebuah ucapan yang memiliki fungsi tertentu di
dalam komunikasi, artinya tuturan mengandung maksud. Jadi, dalam berinteraksi
manusia tidak akan lepas dari tindak tutur (Sumarsono, 2004, h. 323).
Peneliti berpen dapat.bahwa tindak tutur merupakan bagian dasar atau komposisi
. .
terkecil dari peristiwa tutur atau aktivitas berbicara yang menjadi sebuah rangkaian
dalam suatu proses komunikasi dan memiliki fungsi tertentu, fungsi tersebut bisa berupa
laporan, janji, berpendapat, mengusulkan, memberikan saran dan lain sebagainya.
Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena didalam peristiwa tutur
melibatkan pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Dan pada
dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang diorganisasikan atau
digolongkan dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi tertentu (Chaer dan Agustina,
2014, h. 49).
Dalam situasi sosial tindak tutur dapat mempeng aruhi penutur dan lawan tutur
. .
hal itu diartikan sebagai tindak tutur ilokusi. Dalam tindak tutur ilokusi ter dapat suatu
. . .
daya atau kekuatan khusus.yang membuat penutur bertin dak sesuai dengan apa yang
. .
2
Tindak.tutur khususnya Ilokusi dalam.film Wadjda menarik untuk dibahas karena
dengan mengetahui bagaimana tindak tutur yang terjadi dalam film tersebut kita juga . .
dapat mengatahui bagaimana kebiasaan dan adat ist iadat serta kebudayaan yang ada
. ..
dalam film tersebut. Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour ini menceritaka tentang
kehidupan salah satu anak di negara Arab Saudi yang memiliki sifat tomboy. Film ini juga
merupakan film pertama yang mengambil latar di Saudi Arabia dan disutradarai oleh
. .
Dalam tindak tutur Ilokusi, Austin berfokus tindak tutur dari pembicara, sedangkan . .
Searle melihatnya dari segi pendengar, yang beru saha melihatnya bagaimana nilai ilokusi
. . . .
itu ditangkap dan dipahami pend engar. Yang menjadi kekurangannya adalah, teksonomi
. .
atau penggolongan yang dilakukan oleh Austin kurang berhasil dan kurang sistematis
dibandingkan dengan penggolongan ilokusi yang dilakukan oleh Searle (Chaer dan .
Akan tetapi meskipun masih kurang sistematis, sudah diketahui bahwa Searle dan
tokoh lainnya tetap menjadikan pendapat Austin sebagai pijakan dasar dalam membuat
hipotesis mereka dalam tindak tutur khususnya dalam penggolongan tindak tutur ilokusi.
Maka dalam penelitian ini akan mencoba menggunakan perspektif Austin. Cara dalam
menggunakan teori ini adalah dengan mendeskripsikan serta menggolongkan dialog-
dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi dalam film sesuai dengan perspektif Austin.
Risnawati, 2018. Analis is Jenis Tindak Tutur Ilokusi Aktor Dal am Pementasan
. . / . .
Drama “Senja Dengan Dua Kelela war” Mahasiswa Pen didikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
. . . . .
Universitas Negeri Makassar, tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
. .
wujud jenis tindak tutur ilokusi aktor yang muncul dalam pementasan drama “Senja
dengan Dua Kelelawar” Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Negeri Makassar berdasarkan teori J.R. Searle (Risnawati, 2018, h. 1).
Muhammad Irfan,.2018. Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk tindak tutur Lokusi, Ilokusi, dan
Perlokusi yang dituturkan oleh para tokoh di film Wadjda, serta lebih fokus pada maksud
dari penggunaan lokusi tersebut. Meto de yang digunakan dalam penel itian ini adalah
. .
Deskriptif Kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa dalam film ditemukan 49
. .
bentuk tindak tutur yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu Lokusi berjumlah 23 tuturan,
Ilokusi berjumlah 16 tuturan, dan Perlokusi berjumlah sepuluh.tuturan (Irfan, 2018, h. 6).
3
Elfi Suriani, 2016. Analisis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa
.
Karya Tere Liye, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur
ilokusi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Metode yang digunakan adalah
.
deskriptif kualitatif dalam metode ini dilakukan beberapa langkah yaitu pengumpulan
. .
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan
teknik catat. Hasil yang didapat dalam penel itian ini adalah terdapat 113 dialog yang
.
merupakan tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi yang dominan dijumpai adalah
tindak tutur direktif. Tindak tutur ilokusi yang paling sedikit dijumpai adalah tindak tutur
deklarasi (Suriani, 2016, h. 4).
Evvik Evaniko, 2012. Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Sang Pencerah Karya Hanung
. .
tindak tu tur ilokusi dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo serta menggali
.. . .
maksud tindak tutur ilokusi dalam film Sang Pencerah karya Hanung Brama ntyo. Metode .
Penelitiannya adalah kualitatif yang bersifat deskriptif adapun dalam pengumpulan data
, .
menggunakan metode.simak dengan teknik bebas libat cakap. Adapun metode analisis
. . .
data yang digunakan adalah metode padan. Hasil dari penelitian ini adalah dapat
. . .
menentukan jenis-jenis tindak ilokusi yang terdapat dalam film Sang Pencerah (Evvaniko,
2012, h. 1).
Dalam penelitian ini tentunya me rujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu
. .
yang telah dilakukan sebagai data sekunder, dan adapun yang penelitian yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam film Wadjda ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Muhammaf Irfan. Akan tetapi dalam penelitian yang
dilakukan tersebut masih bersifat umum, yaitu masih dalam lingkup tindak tutur secara
global, belum melakukan klasifikasi, serta menggunakan perspektif Searle sehingga
dalam peneliatian yang akan dilakukan akan berbeda. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian-penelitian yang dahulu adalah sama-sama/menggunakan .
Ilokusi yang terjadi dalam film Wadjda menggunakan perspektif Austin. Peneliti
menggunakan teori Austin dengan alasan bahwa Austin yang pertama kali memaparkan
teori tindak tutur serta menggolongkannya kedalam 3 kategori yaitu lokusi, ilokusi dan
4
perlokusi yang menurut Austin saling berkaitan satu dengan lainnya, serta sumbangan
pemikiran Austin tentang tindak tutur menjadi cikal bakal lahirnya teori tindak tutur yang
menjadi dasar bagi Searle dan tokoh lainnya dalam memberikan defenisi tentang tindak
tutur.
Oleh karena itu akan menarik jika membahas dan menganalisis bagaimana tindak
tutur yang terjadi dalam film Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour
serta menggolongkan tindak tutur yang terjadi kedalam klasifikasi Ilokusi menurut
perspektif Austin.
Adapun.rumusan masalah dalam penelitian.ini yaitu, bagaimana.jenis tindak tutur
. , . . .
ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour?, Bagaimana maksud ilokusi Austin
dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour? Tujuannya adalah mengungkap jenis tindak
tutur ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour serta mengungkapkan maksud
tindak tutur ilokusi dalam Film.Wadjda karya Haifa Al-Mansour.
5
disampaikan tersebut memiliki makna lain yang dikehendaki oleh penutur. Misalnya :
Dosen berkata, " apakah saudara – saudara tidak merasa panas dalam ruangan ini?"
Tuturan tersebut merupakan contoh tindak tutur ilokusi. Bukan hanya bertujuan untuk
menginformasikan sesuatu atau bertanya akan tetapi ada maksud lain dari kalimat
tersebut, yaitu perintah agar jendela dibuka atau menyalakan AC bila ada. Tuturan atau
kalimat tersebut meminta agar lawan tuturnya yaitu para mahasiswa untuk melakukan
tindakan dari pesan yang disampaikan (Chaer dan Agustina, 2010, h. 53).
Austin membagi tindak tutur kedalam komponen-komponen tindakan, dan yang
dibicarakan secara khusus dalam teori tindak tutur adalah hanya satu tindakan. Terdapat
tiga tindakan yang berpengaruh terhadap isu dari sebuah tuturan. Sebuah tindak lokusi
mencakup ekspresi tuturan dengan sense dan referensinya yaitu menggunakan suara dan
kata-kata dengan makna. Tindak ilokusi adalah tindakan yang dilakukan dalam
perkataan. Sedangkan tindak perlokusinya adalah efek yang berhubungan dari tuturan
dan interlokutornya. Ketiga aspek tersebut semuanya adalah tindakan dan semuanya
saling berhubungan (Schiffrin, 2007, h. 67-68).
6
Misalnya kalimat " Kami menyatakan bahwa terdakwa bersalah". Tuturan
tersebut terjadi dalam sidang di pengadilan. Penutur dalam hal ini hakim
menyampaikan sebuah keputusan bahwa terdakwa terbukti bersalah.
Suatu tindak tutur dikatakan verdiktif jika mengandung makna.membebaskan,
menghukum,.memutuskan,.menyangka,.menafsirkan,.memahami,.memperkirakan,.
menghitung,.menetapkan,.mengukur,.menentukan,.melukiskan,.serta.menilai.
(Wibowo, 2014, h. 66).
Contoh lain misalnya, sebuah tuturan dalam koran yang berupa judul suatu berita
"Perayaan Tahun Baru; Waspadai cuaca menjelang pergantian tahun baru" dengan
menggunakan kata waspada tersebut secara verdiktif penulis berita hendak
manafsirkan, sekaligus memutuskan bahwa kita harus berhati-hati dalam
menghadapi cuaca menjelang tahun baru (Wibowo, 2014, h. 66).
b. Eksersitif
Merupakan kalimat perlakuan yang memuat makna perjanjian, nasihat,
peringatan, memaksa, menunjuk, memilih, memerintah, memesan, menamai,
memproklamirkan, mengarahkan (Wibowo, 2014, h. 67). Contohnya " Zona sekolah,
harap pelan – pelan" .kalimat tersebut termasuk golongan ilokusi eksersitif yang
memiliki makna peringatan. Tindakan yang harus muncul adalah para pengendara
agar mengurangi kecepatan jika melintas dijalan tersebut karena banyak anak
sekolah.
c. Komisif
Kalimat komisif ini adalah kalimat yang dicirikan dengan kegiatan yang
dilakukan akan terjadi nantinya seperti berjanji, menyetujui, bersumpah,
mengumumkan, melawan, bertaruh, mendukung (Wibowo, 2014, h. 67).
Penutur berjanji dengan lawan tutur untuk melakukan sesuatu, misalnya :
"Besok saya akan mengajakmu makan di restoran itu". Contoh kalimat tersebut adalah
termasuk ilokusi komisif karena penutur selain mengatakan tuturan tersebut juga
sekaligus berjanji akan melakukan sesuatu, yaitu mengajak lawan tutur untuk makan
di restoran.
d. Beha titif....
/
Ialah kalimat perlakuan yang memiliki hubungan terhadap tingakah laku sosial
di masyarakat, misalnya seseorang mendapatkan keberuntungan ataupun
ke malangan. Mengandung makna pemberian selamat, tantangan, memaafkan, serta
/
7
ikut berduka cita. Misalnya "Kami turut senang mendengar bahwa anda telah menikah
dengan wanita impian anda" (Wibowo, 2014, h. 68).
Penutur tidak hanya bertutur kepada lawan tutur tapi juga melalukan tindakan
seperti mengekspresikan kesenangannya terhadap lawan tutur karena telah menikah
dengan wanita impiannya.
e. Ekspositif
Tindak..tutur ekspositif berhubungan..dengan pemberian suatu pernyataan,
penjelasan, atau perincian kepada lawan tutur (C haer dan Agustina, 2014, h. 53). Jadi
/
8
Metodologi..Penelitian
. .
Metodologi penelitian dalam penelitan ini ialah jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik validasi data, dan teknik analisis data. Berikut adalah
penjelasan masing-masing bagian metodologi tersebut:
a. Jenis/penelitian .
dalam pelaksanaanya dilakukan melalui tek nik survei, studi kasus, studi komparatif
..
studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis dokumenter
. .
Wad jda. Dalam penelitian/ini peneliti melakukan pengumpulan data dari film
/
Wadjda setelah diketahui dialog apa saja yang mengandung tindak tutur ilokusi
kemudian mengklasifikasian dialog kedalam jenis tindak tutur menurut Austin
selanjutnya peneliti/akan mendeskripsikan apa/maksud dari tindak ilokusi tersebut.
Penelitian kua litatif mengg unakan data yang di kumpulkan dan di nyatakan
/ / / /
dalam bentuk nilai re latif, hasil yang akan dicapai bersifat objektif berlaku sesaat dan
/
9
1. Sumber data primer
Sum ber data pri mer merupakan sumber data yang ditemukan dan
/ /
lain dengan maksud dan tujuan tersendiri serta mempunyai kategorisasi atau
klasifikasi menurut keperluan mereka, dan mungkin klasifikasi tersebut tidak
akan sesuai dengan keperluan/peneliti oleh karena itu akan dilakukan
penyusunan yang disesuaikan dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian,
Adapun sumber data sekunder terdiri atas berbagai macam seperti buku, surat,
dokumen-dokumen resmi dari berbagai sumber. (Nasution, 2006, h. 145).
Adapun data sekunder yang peneliti gunakan ialah hasil penelitian terdahulu .
Penelitian "kualitatif bukan hanya merujuk kepada faktor sosial seperti yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga merujuk bahan berupa
' dokumen. Berbagai dokumen itu seperti teks berupa bacaan, berupa rekaman audio,
maupun berupa audio''visual. Semua hal tersebut biasa dijumpai ketika melakukan
penelitian terhadap naskah, karya sastra, dan film atau seni pertunjukan (Suyitno,
2018, h. 117).
Teknik"pengumpulan atau pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat
tentatif//(bisa.berubah)/.karena''penggunaannya/ditentukan/oleh..konteks.perma
salahan/dan gambaran data yang mau dipe roleh (Suyitno, 2018, h. 108). .
Ada pun tek nik pengumpulan da ta yang diguna kan dan relevan dalam
/ // . / /
penelitian ini adalah dengan metode tonton dan simak selain itu juga menggunakan
. .
metode baca karena film ini sendiri menggunakan bahasa arab fushah dan amiyah
10
dan telah dilengkapi subtitle berbahasa Indonesia, meto de/ini dig unakan/untuk . . ..
catat, teknik ini merupakan tindak lanjut setelah melakukan tonton, simak dan baca
dialog dalam film dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour.
Berikut penjelasan dan langkah-langkah empat..teknik pengumpulan./data
yang digunakan/dalam/penelitian ini:
1. Teknik menonton
.
berikut:
a) Pe neliti akan menonton/film Wadjda terlebih dahulu sampai habis yang
/
dilakukan secara berulang kali sampai benar-benar paham dan mengerti alur
cerita dari film tersebut.
b) Peneliti menonton sambil menganalisis film atau mencari jawaban dari
rumusan masalah dalam penelitian.
2. Teknik/sim ak . /
pada proses tuturan yang sedang berlangsung (Emzir, 2011, h. 69). Adapun
. . . . .
a) Peneliti selain menonton dan menyimak dengan saksama juga akan membaca
dengan teliti terkait subtitle berbahasa Indonesia yang ada pada film tersebut
guna untuk mendapatkan data dalam dialog film Wadjda, serta dapat
11
membantu juga dalam memahami alur film tersebut yang menggunakan
bahasa Arab dialek Ammiyah.
b) Peneliti akan membaca berulang-ulang subtitle sampai benar-banar paham
dan mendapatkan maksud yang diinginkan dalam penelitian.
c) Peneliti membaca subtitle serta melakukan analisis data dalam film.
4. Teknik catat
Untuk do kumen dan m ateri-materi visual, dapat direkam atau dicatat
< /
sesuai keinginan peneliti. Rekaman atau catatan haruslah merefleks ikan informasi /
mengenai doku men tersebut atau materi lain serta gagasan-gagasan inti dalam
/
diartikan sebagai tek nik pengum pulan data yang bersifat menggabungkan dari
/ /. / . .
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bi la peneliti
. . . /.
mengum pulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, y aitu mengecek
/. /
kred ibilitas data dengan berbagai teknik pengu mpulan data dan berbagai
'' /
sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
. . .
perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan dala m . .
penelitian ini meliputi triangulasi dengan sumber, metode, peyelidik dan teori
.
12
b) Validasi da ta dengan trianggulasi teori d alam penelitian ini yaitu data yang
/ . / .
berupa dialog film Wadjda karya Haifa Al-Mansour, dian alisis menggunakan /
2. Meningkatkan.ketekunan
Cara pengujian ini berarti melakukan pengam atan secara lebih cermat dan
. .
berkelanjutan. Kepastian data akan dapat direkam secara pasti dan sistematis
. .
dengan meningkatkan ketekunan tersebut. Data juga dapat dicek lagi apakah
.
mendapatkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
.
kepada teman sejawat ataupun para sumber data yang bersang kutan untuk
. . .
memastikan data mana yang benar dan sesuai (Soendari, 2001, h. 30). Berikut ini
.
a) Berkumpul dengan te man sejawat yang memiliki penget ahuan umum yang
. .
Pada analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa
. .
informasi, uraian dalam bentuk bahan prosa kemudian mengaitkannya dengan data .
13
sehingga dapat memperoleh gambaran baru atau menguatkan suatau gambar an yang <
sudah ada atau sebaliknya. Proses analisis dilakukan set elah melalui proses .
Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini dianalisis men ggunakan
. .
analisis deskriptif kualitatif secara interaktif menurut Miles dan Huberman. Analisis
.
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
. .
penyajian data, penarikan kesimpulan verifikasi (Miles dan Huberman, 1992, h. 16).
. . . .
1. Reduksi data
.
tutur ilokusi.
b) Peneliti akan melakukan penggolongan atau klasifikasi dialog atau kata yang
mengandung tindak ilokusi yang didasarkan pada perspektif Austin.
c) Peneliti akan mendeksripsikan maksud dari masing-masing tindak ilokusi
berdasarkan perpsektif Austin.
2. Penyajian data .
a) Peneliti akan menentukan dialog mana yang mengandung ilokusi dalam film
Wadjda.
b) Peneliti selanjutnya membuat data tindak tutur ilokusi yang telah ditentukan
dalam bentuk tabel.
14
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan, merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan
display data sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk
menerima masukan (Iskandar, 2009, h. 222-224).
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menganalisis tindak tutur
ilokusi bidang pragmatik. Berikut langkah-langkahnya:
a) Setelah menonton, peneliti kemudian menyimak dan mencatat dialog dalam .
film.
b) Selanjutnya mengidentifikasi dan mengklasifikasi dialog pada film yang
. .
15
16 Faten & Fatima Ustadzah Hassah Komisif 09:57
17 Wadjda Abdullah Komisif 11: 18
18 Wadjda Ustadzah Hassah Komisif 18:14
19 Wadjda Akhi Abeer Komisif 19:08
20 Wadjda Abdullah Komisif 01:33:11
21 Mama Laila Behatitif 23:24
22 Ustadzah Salma Behatitif 01:05:29
23 Ustadzah Hassah Wadjda Behatitif 01:22:38
Berdasarkan pada tabel 1 tentang ilokusi dalam film Wadjda berdasarkan jenis,
peneliti menemukan 23 jenis tindak tutur yang memiliki maksud masing-masing, adapun
penjelasan lebih lanjut dari jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam film Wadjda
. . . . . .
Tuturan yang disampaikan oleh penjual sepeda kepada Wadjda, pada saat itu
Wadjda sedang melihat-lihat sepeda baru yang dipajang di depan toko.
Penjual Sepeda : 800 Riyal, terlalu mahal untukmu... (Film Wadjda, 2015, menit 13:08)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut tidak hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan sesuatu. Dan apabila berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog
16
tersebut tergolong kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan
tersebut mengandung maksud bahwa penjual sepeda tersebut memutuskan bahwa
sepeda tersebut terlalu mahal untuk Wadjda.
Tuturan yang disampaikan Mama kepada Wadjda, pada saat itu Wadjda
menyampaikan kepada mamanya bahwa dia diperintahkan oleh ustadzah Hassah
untuk menggunakan kebaya penuh.
Mama : Kebaya Penuh? Mungkin sudah waktunya bagimu menikah...
Wadjda : Haha... Lucu Sekali....... (Film Wadjda, 2015, menit 21:52)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena pada tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
.
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menafsirkan. Dan berdasarkan teori ilokusi, kutipan dialog tersebut termasuk dalam
. .
jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan tersebut mengandung
.
maksud bahwa mama memberikan penafsiran atas apa yang diperintahkan ustadzah
kepada Wadjda, yaitu sudah waktunya bagi Wadjda untuk menikah.
termasuk kedalam jenis tin dak tutur ilokusi verdiktif karena didalam tuturan
. . .
tersebut mengandung maksud bahwa mama menilai buruk kepada seseorang, yaitu
menilai bahwa anak dan ayah sama-sama playboy.
17
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan sesuatu. Dan berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog tersebut
termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena didalam tuturan
tersebut Wadjda menetapkan bahwa tidak akan ada yang percaya kepada Abdullah
kalau mereka bersaudara.
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah, pada saat itu mereka
menemukan mobil yang sedang parkir dan diduga milik Iqbal.
Wadjda : Itu pasti mobilnya Iqbal... (Film Wadjda, 2015, menit 40:43)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu pernyataan juga
terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan. Dan apabila ditinjau teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut
termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan tersebut
Wadjda memutuskan bahwa yang dilihatnya adalah mobil milik Iqbal.
Eksersitif
Merupakan kalimat perlakuan yang memuat makna perjanjian, nasihat,
peringatan, memaksa, menunjuk, memilih, memerintah, memesan, menamai,
18
memproklamirkan, mengarahkan (Wibowo, 2014, h. 67). Dalam tuturan jenis ini,
penutur dan lawan tutur sama-sama melakukan sebuah tindakan.
Adapun dalam film Wadjda peneliti menemukan 7 kalimat atau kata tuturan
berjenis ilokusi eksersitif. Berikut adalah penjelasannya:
Tuturan yang disampaikan Iqbal kepada Mama, dan memberikan peringatan
bahwa masih banyak guru lain yang harus dia jemput dan antar.
Iqbal : Saya harus menjemput guru lain, jika terlambat lagi tidak akan kutunggu.,,
Wadjda : Ibuku tidak terlambat, kau yang baru datang...
Mama : Jangan dihiraukan........ (Film Wadjda, 2015, 05:34)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu kalimat
pernyataan juga terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan
tersebut yaitu memberikan peringatan. Dan apabila ditinjau teori ilokusi Austin,
kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena
didalam tuturan tersebut Iqbal (Sopir) memberikan peringatan kepada mama agar
tidak terlambat lagi dan jika terlambat lagi, maka Iqbal tidak akan menunggunya.
Tindakan lain yang harus muncul adalah mama besok seharusnya tidak mengulangi
keterlambatannya. Tuturan berikutnya Mama kepada Wadjda, tuturan tersebut
termasuk ilokusi berjenis eksersitif karena mengandung maksud perintah kepada
Wadjda agar tidak menghiraukan perkataan Iqbal (Sang Supir).
19
Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda yang
menggunakan kerudung dan tidak menutupi seluruh bagian kepalanya.
Ustdazah Hassah : Wadjda, besok datanglah menggunakan kerudung.
(Film Wadjda, 2015, 18:06)
Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda. Pada saat itu
Wadjada menggunakan sepatu yang tidak sesuai dengan aturan sekolah.
Ustadzah Hassah : Jangan Pakai sepatu itu lagi... (Film Wadjda, 2015, 28:23)
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada penjual sepeda. Pada saat itu
Wadjda ingin membeli sepeda akan tetapi uang yang dia miliki belum cukup.
Wadjda : Tapi, Simpan sepedanya buatku...
Penjual Sepeda : InsyaAllah............... (Film Wadjda, 2015, 34:57)
mengandung makna memesan sesuatu, yaitu Wadjda memesan sepeda yang dijual
20
tersebut. Dan adapun tindakan yang seharusnya dilakukan penjual sepeda tersebut
adalah agar tidak menjual sepeda tersebut kepada orang lain.
Komisif
Kalimat komisif ini adalah kalimat yang dicirikan dengan kegiatan yang
dilakukan akan terjadi nantinya seperti berjanji, menyetujui, bersumpah,
mengumumkan, melawan, bertaruh, mendukung (Wibowo, 2014, h. 67). Dalam film
21
tersebut ditemukan 6 kalimat tuturan yang tergolong dalam jenis ilokusi komisif.
Berikut adalah penjelasannya:
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah. Wajda ingin mengajak
taruhan balap sepeda dengan Abdullah:
Wadjda : Seandainya saya memiliki sepeda kamu akan tau.. (Film Wadjda, 2015, 09:19)
ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung maksud bahwa Wadjda
.
bersumpah akan mengalahkan Abdullah dalam balap sepeda jika dia juga memiliki
sepeda. Selain ungkapan tuturan tersebut, tindakan yang terjadi adalah bahwa
Wadjda bersumpah dan mengajak bertaruh dalam balap sepeda bersama Abdullah.
Tuturan yang disampaikan Faten dan Fatima kepada Ustadzah Hassah, mereka
meminta maaf kepada ustadzah Hassah karena melanggar aturan yang telah
ditetapkan di sekolah:
Ustadzah Hassah : Kan sudah saya bilang, suara adalah salah satu aurat wanita...
Faten & Fatima : Maaf, kami tidak akan mengulanginya... (Film Wadjda, 2015, 09:57)
komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung maksud bahwa Faten dan
.
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah. Pada saat itu Abdullah
ingin meminta maaf kepada Wadja karen telah merampas kerudungnya.
Wadjda : Jika Kumenangkan lombanya, maka kita impas..
Abdullah : Bukankah Wanita dilarang ikut bersepeda?.. (Film Wadjda, 2015, 11:18)
22
kutipan dialog tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi komisif karena
tuturan itu bermakna bertaruh, Wadjda mengajak bertaruh balap sepada kepada
Abdullah.
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Akhi Abeer, dia bersumpah kepada
Akhi Abeer bahwa yang dikatakannya adalah kebenaran.
Akhi Abeer : Benarkah?...
Wadjda : Iya, benar... (Film Wadjda, 2015, 19:08)
tindak tutur ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung makna
.
bersumpah. Wadjda bersumpah bahwa yang dikatakan tersebut merupakah suatu hal
yang benar.
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah, pada saat itu Wadjda
sudah memiliki sepeda baru dan mengajak Abdullah untuk balapan.
Wadjda : Kalahkan aku, jika kamu bisa... (Film Wadjda, 2015, 01:33:11)
tindak tutur ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung makna
.
23
bertaruh. Wadjda mengajak taruhan kepada Abdullah untuk mengalahkannya dalam
balap sepeda.
Behatitif
Behatitif adalah.kalimat perlakuan yang memiliki hubungan den gan tingkah .
kemalangan (Wibowo, 2014, h. 68). Dalam film tersebut ditemukan 3 kalimat tuturan
yang tergolong dalam jenis ilokusi behatitif. Berikut adalah penjelasannya:
tuturan tersebut mengandung makna ikut bahagia dan memberikan ucapan selamat
kepada Salma yang telah menikah.
24
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain pernyataan tersebut juga terdapat suatu tindakan yaitu,
memberikan ucapan selamat. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog
tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi behatitif karena didalam
tuturan tersebut mengandung maksud ikut senang dan memberikan ucapan
selamat kepada Wadjda atas kemenangan dalam lomba hapalan Qur'an.
Berdasarkan dari penjelasan maksud jenis tindak tutur diatas, untuk lebih
mudah memahami maksud dan tujuannya, berikut ini peneliti paparkan dal am
. .
Simpulan
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa dalam film Wadjda karya Haifa
al-Mansour, terdapat beberapa jenis tindak tutur ilokusi berdasarkan Austin, yaitu
verdiktif, exersitif, komisif, dan behatitif yang masing-masing memiliki maksud tertentu.
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa dalam film menunjukkan bahwa terdapat 23 jenis
25
tindak tutur ilokusi yang ditemukan dal am film Wadjda, serta masing-masing tergolong
. .
dalam pembagian tindak ilokusi yaitu, verdiktif tujuh tuturan yang mengandung maksud
memutuskan, memperkirakan, menilai baik atau buruk, menetapkan dan menentukan.
Eksersitiv tujuh tuturan yang mengandung maksud memesan, peringatan, memerintah
dan meminta. Komisif enam tuturan yang mengandung maksud berjanji, bersumpah dan
bertaruh. Behatitif tiga tuturan yang mengandung maksud pemberian selamat. Adapun
dalam penelitian ini tidak menemukan tindak tutur Ilokusi jenis ekspositif.
Peneliti menyimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi selain berfokus pada
pembicara, tindak tutur ilokusi juga harus berfokus pada pendengar atau lawan tutur,
sehingga dalam tindak tutur ilokusi tersebut daya atau kekuatan khas yang timbul
tersebut dapat terjadi kepada penutur maupun lawan tuturnya.
Daftar Pustaka
.
Al-Ma’ruf, Ali Imron. (2009). Stilistika, Teori,.Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika
Bahasa. Solo: CakraBooks.
Austin, J.L. (1962). E-book How to Do Things with Word. London: Oxford Universty Press.
Creswell, John W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. SAGE
Publications, Inc. Thousand Oaks.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi, Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Elfi Suriani. (2016). Analisis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya
Tere Liye.
Evvik Evaniko. (2012). Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Sang Pencerah Karya Hanung
Bramantyo (Sebuah Tinjauan Pragmatik).
Irfan, Muhammad. (2018). Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour.
Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
26
Milles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Musfah Jejen. (2016). Tips Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit: PT Fajar Interpratama.
Nasution, S. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Risnawati. (2018). Analisis Jenis Tindak Tutur Ilokusi Aktor Dalam Pementasan Drama
“Senja Dengan Dua Kelelawar” Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Makassar.
Suryana. (2010). Buku Ajar perkuliahan Metodologi Penelitian Model Praktis Kuantitatif
dan Kualitatif. Univeritas Indonesia.
Wibowo, Wahyu. (2015). Konsep Tindak Tutur Komunikasi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
27