Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999
Perundingan rakyat Timor Leste 1999 | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Apakah Anda menerima otonomi khusus untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia? ("Adakah anda menerima autonomi khas untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia?") | ||||||||||
|
Referendum kemerdekaan diadakan di Timor Timur pada 30 Ogos 1999. Asal usul referendum bersamaan dengan permintaan yang dibuat oleh Presiden Indonesia, B.J. Habibie ke Setiausaha Agung PBB, Kofi Annan pada 27 Januari 1999, bagi PBB untuk mengadakan referendum, di mana provinsi (wilayah) di Indonesia akan diberikan pilihan lebih besar autonomi dalam Indonesia atau merdeka.
Kertas undi dan logo
[sunting | sunting sumber]-
Kertas undi
Keputusan
[sunting | sunting sumber]Pengundi diajukan dengan soalan:[1]
- Adakah anda menerima autonomi khas untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia?
- Adakah anda menolak autonomi khas yang diusulkan untuk Timor Timur, yang menyebabkan pemisahan Timor Timur dari Indonesia?
Undian | Jumlah undi | % |
---|---|---|
Menerima | 94.388 | 21,50 |
Menolak | 344.580 | 78,50 |
Tidak valid/suara kosong | – | |
Jumlah | 438.968 | 100 |
Pengundi berdaftar/kadar penyertaan | 451.792 | 98,60 |
Sumber: UN, The Guardian |
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pada bulan-bulan sebelumnya, Presiden Habibie telah membuat pelbagai kenyataan umum di mana beliau mengatakan bahawa kos mempertahankan subsidi matawang untuk menyokong wilayah tidak diimbangi oleh manfaat terukur bagi Indonesia. Berikutan analisis untung-rugi yang tidak menguntungkan, keputusan yang paling rasional ialah untuk wilayah yang bukan sebahagian dari sempadan asal sejak kemerdekaan 1945 di Indonesia, untuk diberikan pilihan demokratik adakah mereka ingin tetap berada di Indonesia atau tidak. Pilihan ini juga seiring dengan program demokratisasi umum Habibie setelah era Presiden Soeharto.[2]
Sebagai langkah tindak lanjut atas permintaan Habibie, PBB mengadakan mesyuarat antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugis (sebagai kewibawaan penjajahan terdahulu ke atas Timor Timur).[3] Pada 5 Mei 1999, perbicaraan ini membawa kepada “Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Portugis tentang Masalah Timor Timur” yang memerihalkan butiran dari referendum yang diminta. Referendum harus diadakan untuk menentukan adakah Timor Timur akan tetap menjadi sebahagian dari Indonesia, sebagai Daerah Autonomi Khas, atau terpisah dari Indonesia.[4] Referendum itu dianjurkan dan dipantau oleh UNAMET dan 450.000 orang berdaftar untuk memilih termasuk 13.000 orang di luar Timor Timur.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Q & A: East Timor Referendum BBC News, 24 August 1999
- ^ [1][pautan mati]
- ^ United Nations Mission in East Timor (UNAMET). Agreement between the Republic of Indonesia and the Portuguese Republic on the Question of East Timor Diarkibkan 6 September 2011 di Wayback Machine
- ^ Agreement regarding the modalities for the popular consultation of the East Timorese People
Pautan luar
[sunting | sunting sumber]Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999 |