Menyang kontèn

Nahdlatul Ulama

Sekang Wikipedia, Ensiklopedia Bebas sing nganggo Basa Banyumasan: dhialek Banyumas, Purbalingga, Tegal lan Purwokerto.


Logo Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (singkatane NU) kue organisasi massa Islam gede ning Indonesia. Organisasi kie wis ana sing tanggal 31 Januari 1926, aktife ning bidang pendidikan, sosial, lan ekonomi. Ketua Umum NU saiki KH. Said Aqil Siradj.

Sejarah NU

[sunting | besut sumber]

Kalangan pondokan gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) sing dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan sing berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi sing dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan sing muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.

Lagi Raja Ibnu Saud pan nerapna asas tunggal yakni mazhab wahabi ning Mekah, karo pan ngancurna kabeh peninggalan zamane Islam karo sadurunge Islam, sing selama kie akeh diziarahi karna danggepe bid'ah. Gagasan kaum wahabi kae mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren sing selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.

Sikape sing beda, kalangan pondok dimetukna sing anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibate kalangan pondok ya ora dilibatna dadi delegasi ning Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) ning Mekah sing pan ngesahna keputusan kae.

Didorong oleh minatnya sing gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri sing dinamai dengan Komite Hejaz, sing diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren sing terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, sing berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban sing sangat berharga.

Berangkat dari komite dan berbagai organisasi sing bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi sing lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi sing bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , sing dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Paham Keagamaan

[sunting | besut sumber]

Paham keagamaan

Basis Pendukung

[sunting | besut sumber]

Tujuan dan Usaha Organisasi

[sunting | besut sumber]

NU bertujuan untuk membela kepentingan kaum muslim dan para kiai tradisional, mendukung kemajuan sekolah-sekolah islam tradisional, serta memelihara dan menyantuni fakir miskin.

Struktur Organisasi

[sunting | besut sumber]

Jaringan Organisasi

[sunting | besut sumber]

Pranala luar

[sunting | besut sumber]

mBalik ming: