Hidup gua emang gabisa diretake, tapi masih bisa bikin sequel.

Ketika sebuah ide segar dipadukan dengan naskah yang kokoh, lahirlah sebuah mahakarya berjudul Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.
Berbeda dengan film bergenre rom-com indo pada umumnya yang hanya berkutat di adaptasi webtoon saja akhir-akhir ini, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film hadir dengan sebuah ide segar dimana film ini menceritakan pria paruh baya yang ingin mendapatkan pujaan hatinya saat masih di bangku Sekolah Menengah Akhir. Sejak awal pembukaan, film ini sudah banyak menyindir industri perfilman Indonesia, mulai dari produser yang hanya ingin melakukan milking pada hal yang sukses saja, selera penonton Indonesia yang buruk, hingga menyindir kalau film berbobot festival itu tidak akan laku dipasaran. Hal tersebut sebenarnya adalah salah satu poin utama yang ingin disampaikan oleh sang sutradara, yaitu ingin memperjelas bahwa film yang dia buat itu berbeda dari film-film rom-com lainnya. Bahkan sang sutradara juga sangat jenius ketika membuat adegan pitching naskah diselaraskan dengan visualisasinya secara langsung, jadi ketika narasi berjalan sambil menceritakan isi naskahnya, adegan yang dihadirkan pun selaras dengan narasi tersebut. Menurut gua itu adalah hal out of the box yang sangat baik penyampaiannya, jadi ide awal dari membuat film yang berbedapun bukan sekedar gimmick belaka, namun dibarengi dengan eksekusi yang juara.

Aspek paling luar biasa selain directingnya yang piawai, adalah dialog yang natural namun powerfull, Jarang-jarang ada film Indonesia yang memiliki dialog natural yang sukses membuat telinga tidak merasakan cringe. Kalau dihitung-hitung, banyak sekali line dari para karakter yang begitu kuat, baik secara arti maupun penyampaian, contoh ketika karakter Hana saat marah kepada Bagus, dengan dialog sekuat itu, ditambah penyampaian Nirina Zubir yang luar biasa.

ASAL LO TAU YA GUS, HIDUP INI GA KAYAK FILM-FILM YANG LO TULIS! LO CUMAN CINTA DUNIA FILM SEMPIT KECIL ELO ITU YANG LU HARAP BISA MENGUBAH DUNIA! LO PIKIR DENGAN BIKIN FILM, LO BISA NGERASAIN APA YANG ORANG RASAIN GUS? GUS, SEMUA ROMANSA ITU CUMAN ADA DI KEPALA ELO DOANG!

Emosi Nirina di adegan tersebut sangat menggebu-gebu, ada pula dialog powerfull dengan penyampaian yang tenang sekali, namun tidak kalah kuatnya.

Denny itu nempatin ruang dihati elu gede banget ya. kalo gua minta bagian kecilnya. itupun kalo masi ada.

it's a really beautifull yet depressing words.

Akhir kata, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film bukanlah menceritakan tentang bagaimana Bagus yang bisa berhasil membuat hati Hana luluh kepadanya, tetapi tentang penerimaan kedua karakter tersebut dalam false beliefnya masing-masing. Bagus dengan pikiran naifnya yang berharap bisa membuat Hana jatuh hati, dan Hana yang berpikir kalau dia tidak akan jatuh cinta kembali karena suaminya baru meninggal. Sungguh sebuah penutup yang realistis.