Tujuh kebajikan
Dalam Katekismus Katolik, tujuh kebajikan Kristen atau kebajikan surgawi merujuk pada gabungan dari dua kumpulan kebajikan: yaitu dari filsafat Yunani kuno, yang terdiri atas kebijaksanaan, keadilan, kesederhanaan (yang memiliki arti pembatasan atau pengendalian diri), dan keberanian (atau ketabahan); dan dari tiga kebajikan teologal, dari surat Santo Paulus dari Tarsus, yang terdiri atas iman, harapan, dan kasih (atau cinta). Itu semua digabungkan oleh Bapa Gereja menjadi tujuh kebajikan.
Konsep tujuh kebajikan surgawi merupakan lawan dari tujuh dosa mematikan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kebajikan yang pertama diidentifikasi oleh ahli filsafat asal Yunani, Aristotle dan Plato, yang menganggap kesederhanaan, kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian sebagai empat karakter yang paling disukai. Setelah Perjanjian Baru ditulis, keempat kebajikan tersebut dikenal sebagai kebajikan utama, sedangkan iman, harapan, dan kasih sebagai kebajikan teologal. Tetapi Stalker, dalam bukunya, The Seven Cardinal Virtues berkata, "itu adalah suatu keuntungan yang berbeda untuk diingatkan bahwa karakter Kristen memiliki dasar alami... tetapi yang pasti kebajikan teologal juga adalah utama--yaitu, kebajikan tumpuan; dan akan lebih mudah jika ada satu sifat yang mewakili ketujuhnya".[1] Namun, sudut pandang seperti itu bertentangan dengan pemahaman tradisional yang membedakan sifat dari kebajikan utama dan kebajikan teologal, karena kebajikan teologal tidak dapat sepenuhnya dilakukan manusia tanpa bimbingan Tuhan. "Seluruh kebajikan memiliki cakupan akhir mereka untuk membuat manusia bertindak kondusif untuk kebahagiaan sejatinya. Namun, kebahagiaan manusia terdiri dari dua yaitu, alami, yang dapat dicapai oleh kekuatan alami manusia, dan supranatural, yang tidak dapat dicapai manusia tanpa bantuan. Karena prinsip-prinsip alami tindakan manusia saja tidak memadai untuk mencapai kebahagiaan supranatural, manusia perlu diberi kekuatan supranatural untuk bisa mencapainya. Sekarang, prinsip-prinsip supranatural itu tidak lain adalah kebajikan teologis."[2]
Tujuh kebajikan surgawi
[sunting | sunting sumber]Daftar tujuh kebajikan surgawi, yang merupakan lawan dari tujuh dosa mematikan, muncul di sebuah wiracarita berjudul Psychomachia, atau Pertarungan Jiwa. Ditulis oleh Aurelius Clemens Prudentius, seorang gubernur Kristen yang meninggal sekitar 410 M, wiracarita tersebut berisi tentang pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Kepopuleran karya ini di Abad Pertengahan, membantu menyebarkan konsep kebajikan suci di Eropa. Kebajikan tersebut terdiri dari kemurnian, kesederhanaan, kasih, kerajinan, kesabaran, kebaikan hati, dan kerendahan hati. Tiap-tiap kebajikan tersebut berlawanan dengan salah satu dari tujuh dosa mematikan.
Kebajikan | Bahasa Latin | Malaikat | Keterangan | (Dosa) | (Latin) | (Iblis) |
---|---|---|---|---|---|---|
Kemurnian | Castitas | Uriel | Kesucian, pengetahuan, kejujuran, kebijaksanaan | Hawa nafsu | Luxuria | Asmodeus |
| ||||||
Kesederhanaan | Temperantia | Sammael | Rasa kemanusiaan, keadilan, hormat, abstinensi | Kerakusan | Gula | Beelzebub |
| ||||||
Kasih | Caritas | Mikhael | Kehendak, perbuatan baik, kedermawanan, pengorbanan | Ketamakan | Avaritia | Mamon |
| ||||||
Kerajinan | Industria | Gabriel | Kegigihan, ketabahan, usaha, etika, ketulusan | Kemalasan | Acedia | Belphegor |
| ||||||
Kesabaran | Patientia | Azrael | Pengampunan, belas kasih, kesabaran | Kemarahan | Ira | Satan |
| ||||||
Kebaikan hati | Benevolentia | Ramiel | Kepuasan, kesetiaan, belas kasihan, integritas | Iri hati | Invidia | Lewiatan |
| ||||||
Kerendahan hati | Humilitas | Rafael | Keberanian, Kesederhanaan, rasa hormat, altruisme | Kesombongan | Superbia | Lucifer |
|
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ The Seven Cardinal Virtues, oleh James Stalker (1902) - hal. 10
- ^ http://www.newadvent.org/cathen/15472a.htm
- ^ Hoopes, Tom. "Seven Passion Sins and Virtues". National Catholic Register. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-21. Diakses tanggal 17 Mei 2013.
- ^ Robert Grosseteste II Dicta
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]