Lompat ke isi

Terkenal karena dijadikan terkenal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Terkenal karena dijadikan terkenal (bahasa Inggris: Famous for being famous) merupakan istilah peyorasi bagi seseorang yang memperoleh status selebritas karena tidak memiliki alasan tertentu (berbeda dengan menjadi terkenal karena keahlian, pencapaian tertentu) dan dianggap menjadi terkenal karena dia sendiri yang menciptakannya, atau seseorang yang menjadi terkenal melalui hubungan keluarga atau memiliki kekerabatan dengan selebritas tertentu.[1]

Asal istilah

[sunting | sunting sumber]

Istilah ini berasal dari sebuah analisis bernama The Image: A Guide to Pseudo-events in America (1961), oleh seorang sejarawan dan pencetus teori sosial, Daniel J. Boorstin.[2] Dia menjelaskan bahwa seorang selebritas merupakan "a person who is known for his well-knownness" ("seseorang yang dikenal karena ketenarannya").[3] Selama beberapa tahun, frasa ini diartikan sebagai "seorang selebritas merupakan seseorang yang terkenal karena dijadikan terkenal".[2]

Jurnalis asal Inggris, Malcolm Muggeridge, dianggap sebagai orang yang pertama yang menggunakan frasa tersebut dalam pembuka bukunya yang berjudul Muggeridge Through The Microphone (1967). Dia menulis,

In the past if someone was famous or notorious, it was for something—as a writer or an actor or a criminal; for some talent or distinction or abomination. Today one is famous for being famous. People who come up to one in the street or in public places to claim recognition nearly always say: "I've seen you on the telly!"[4]

Neal Gabler memperbarui definisi selebritas untuk membedakan mereka yang mendapatkan pengakuan karena tidak melakukan apapun yang signifikan, yang dikenal dengan fenomena "Faktor Zsa Zsa" dari nama Zsa Zsa Gabor, yang menunda pernikahannya dengan George Sanders guna berkarier film singkat dan dari karier film singkat menjadi selebritas yang jauh lebih abadi.[5] Dia mendefinisikan selebritas sebagai "manusia hiburan", yang dia artikan sebagai seseorang yang memberikan hiburan untuk hidup.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Jenkins, Joe (2002). Contemporary moral issues. Examining Religions (edisi ke-4, illustrated). Heinemann. hlm. 178. ISBN 978-0-435-30309-9. 
  2. ^ a b Richards, Jeffrey (2007). Sir Henry Irving: A Victorian Actor and His World. Continuum International Publishing Group. hlm. 259. ISBN 978-1-85285-591-8. 
  3. ^ Boorstin, Daniel Joseph (1961). The image: A guide to pseudo-events in AmericaPerlu mendaftar (gratis). New York: Vintage. ISBN 978-0-679-74180-0. 
  4. ^ Muggeridge, Malcolm (1967). Muggeridge Through The Microphone. hlm. 7. 
  5. ^ a b Gabler, Neal. "Toward a New Definition of Celebrity" (PDF). The Norman Lear Center.