Lompat ke isi

Stasiun Krenceng

Koordinat: 6°0′25″S 106°1′37″E / 6.00694°S 106.02694°E / -6.00694; 106.02694
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Krenceng
Kereta Api Indonesia
LM10

Bangunan utama Stasiun Krenceng.
Lokasi
Koordinat6°0′25″S 106°1′37″E / 6.00694°S 106.02694°E / -6.00694; 106.02694
Ketinggian+17 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 1: sepur lurus)
LayananPenumpang
Lokal: Commuter Line Merak

Barang
Lintas utara Jawa: Angkutan baja coil dan peti kemas
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Nama sebelumnyaRantja Merak, Krentjeng
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cilegon Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Merak
Terminus
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Cagar budaya Indonesia
PeringkatKabupaten/Kota
KategoriBangunan
No. SKPerda No. 1 Tahun 2020
Tanggal SK28 Juli 2020
PemilikKereta Api Indonesia
PengelolaKAI Commuter
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Krenceng (KEN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kebonsari, Citangkil, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Rantja Merak, yang kemudian berubah nama menjadi Krentjeng).[8] Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[9]

Pada awalnya, stasiun ini bernama Stasiun Rantja Merak, yang kemudian diubah menjadi Krentjeng. Stasiun ini memiliki banyak percabangan jalur. Ada jalur yang menuju ke Anyer Kidul, Merak, pabrik Krakatau Steel, bahkan Pelabuhan Cigading. Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.

Jalur ke Anyer Kidul sudah ditutup untuk angkutan penumpang sejak tahun 1981 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum,[10] dan rutenya dipotong hanya sampai di daerah Cigading saja guna kereta api angkutan batu bara tujuan Stasiun Bekasi, yang kini tujuannya diubah menjadi ke Stasiun Nambo.[11] Stasiun ini juga sempat mempunyai percabangan jalur yang mengarah ke Pelabuhan Cigading guna angkutan barang.

Bangunan dan tata letak

[sunting | sunting sumber]

Stasiun Krenceng memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan antar kereta api, dan jalur 3 digunakan sebagai sepur simpan. Sebelumnya, jalur 3 ini merupakan jalur nonaktif yang tidak bisa dilalui oleh kereta, namun sudah diaktifkan kembali saat proyek revitalisasi rel KA lintas Rangkasbitung-Merak pada 2020-2021.

Ruang tunggu dari stasiun ini merupakan bangunan bekas peninggalan Staatsspoorwegen. Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran rendah. Bangunan ini sudah berstatus sebagai cagar budaya.

Terdapat 3 percabangan jalur kereta api di Stasiun Krenceng, yaitu ke Cigading untuk kereta api angkutan batu bara, ke pabrik Krakatau Steel untuk kereta api angkutan baja coil, dan ke Stasiun Merak sebagai jalur utama untuk angkutan penumpang.

Di sebelah timur emplasemen stasiun ini terdapat sebuah perlintasan sebidang yang selalu tertutupi oleh rangkaian kereta ketika ada kereta api yang berhenti di stasiun. Hal ini membuat perlintasan harus tetap ditutup, tidak peduli seberapa lama kereta itu berhenti hingga akhirnya berangkat kembali. Hal yang serupa juga terdapat di Stasiun Lemahabang, Gedangan, dan Cilame.

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Penumpang

[sunting | sunting sumber]
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas utara Jawa
Angkutan baja coil Krakatau Steel Krenceng Kalimas Via Kampung BandanSemarang Poncol

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya di lakukan di pabrik utama Krakatau Steel

Angkutan peti kemas Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya di lakukan di Terminal Petikemas Surabaya

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co. 
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10. 
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  10. ^ Suhendra. "Dibangun Zaman Belanda, Rel Kereta Banyak 'Mati' di Era Orde Baru". detikfinance. Diakses tanggal 2023-07-15. 
  11. ^ "Kereta Api Angkutan Batubara Cigading-Nambo Beroperasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-03. Diakses tanggal 2017-08-03. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Merak
Terminus
Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan Cilegon
Cigading Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan
Percabangan Anyer Kidul–Krenceng
Terminus