Setu Patok
Setu Patok | |
---|---|
Lokasi | Setupatok, Mundu, Cirebon, Jawa Barat |
Koordinat | 6°47'04.9"S 108°34'06.7"E |
Kegunaan | Irigasi |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 1921 |
Mulai dioperasikan | 1925 |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat[1] |
Kontraktor | Pemerintah Hindia Belanda |
Perancang | Pemerintah Hindia Belanda |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 27,3 m |
Panjang | 870 m |
Lebar puncak | 3 m |
Volume bendungan | 216.500 m3 |
Ketinggian di puncak | 34,5 mdpl |
Membendung | Sungai Cikaramat |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Ambang lebar |
Kapasitas pelimpah | 75,3 m3 / detik |
Waduk | |
Kapasitas normal | 14.000.000 m3 |
Kapasitas aktif | 12.000.000 m3 |
Kapasitas nonaktif | 2.000.000 m3 |
Luas tangkapan | 8,7 km2 |
Luas genangan | 175 hektar[2] |
Setu Patok adalah sebuah waduk yang dibangun di Mundu, Cirebon untuk menampung air dari Sungai Cikaramat. Waduk ini awalnya dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan kebun tebu seluas sekitar 20.000 hektar, tetapi seiring dengan makin berkembangnya permukiman dan industri di Cirebon, maka luas lahan pertanian yang diairi oleh waduk ini diperkirakan tinggal 1.900 hektar.
Waduk ini juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air dari sejumlah pabrik gula milik Pabrik Gula Rajawali II. Selain itu, waduk ini juga dimanfaatkan sebagai sarana perikanan darat, sumber air bersih, dan obyek wisata. Sebelum dibangun, lokasi waduk ini adalah sebuah leuwi yang menjadi tempat istirahat bagi Kesultanan Cirebon saat sedang berburu rusa, harimau, babi, dan buaya.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.
- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 44.