Selat Makassar
- Afrikaans
- العربية
- Asturianu
- Azərbaycanca
- Bikol Central
- Беларуская
- Български
- Banjar
- Bosanski
- Català
- Cebuano
- Čeština
- Dansk
- Deutsch
- English
- Español
- Eesti
- Euskara
- فارسی
- Suomi
- Français
- Nordfriisk
- Frysk
- Galego
- עברית
- Hrvatski
- Հայերեն
- Ilokano
- Íslenska
- Italiano
- 日本語
- Jawa
- ქართული
- Қазақша
- 한국어
- Lietuvių
- Latviešu
- Minangkabau
- Македонски
- മലയാളം
- Bahasa Melayu
- Nederlands
- Norsk nynorsk
- Norsk bokmål
- Polski
- Português
- Română
- Русский
- Srpskohrvatski / српскохрватски
- Simple English
- Slovenčina
- Српски / srpski
- Svenska
- தமிழ்
- ไทย
- Tagalog
- Türkçe
- Українська
- Oʻzbekcha / ўзбекча
- Tiếng Việt
- Winaray
- 吴语
- 中文
- 粵語
Selat Makassar merupakan selat yang terletak di antara pulau Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia serta masuk dalam wilayah tektonik kompleks di tepi lempeng Eurasia. Bagian utara selat Makassar yang berhubungan langsung dengan Laut Sulawesi merupakan bagian terdalam, yaitu mencapai 2500m. Bagian selatan selat merupakan bagian dangkal dengan kedalaman kurang dari 2000m dan bersambung hingga ke selatan menuju daerah paparan (shelf) dangkal di Laut Jawa bagian timur.[1]
Selat Makassar merupakan perairan yang relatif subur daripada perairan yang lainnya. Suburnya selat Makassar terjadi sepanjang tahun baik pada musim barat maupun pada musim timur. Pada musim barat penyuburan terjadi karena adanya run off dari daratan Kalimantan maupun Sulawesi dalam jumlah besar dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi, sedangkan pada musim timur penyeburan terjadi karena adanya penaikan masa air (upwelling) di Selat Makassar.[2]
Selat ini juga menghubungkan Laut Sulawesi di bagian utara dengan Laut Jawa yang ada di bagian selatan. Selat Makassar termasuk kategori laut dalam dan merupakan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Kota pelabuhan utama di selat ini ialah Balikpapan, Makassar, dan Palu.
Direncanakan pada awal tahun 2030, pemerintah Indonesia sudah mulai melakukan studi kelayakan untuk pembangunan terowongan bersamaan dengan kereta LRT dan Kereta Cepat yang akan melintasi selat ini, yaitu pembangunan Jembatan Selat Makassar dari Palu - Donggala - Jalan Nahkoda, Samarinda dan bersamaan dengan akses Jalan Tol Peleng-Luwuk-Palu.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Riza Iskandar, Muhammad; Purwandana, Adi (2015). "Distribusi Temperatur, salinitas dan Fluoresensi Massa Air di Selat Makassar pada Bulan Juni 201". Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 41 (2): 168.
- ^ Fajriyati Inaku, Dwi (2015). "Analisis Pola Sebaran dan Perkembangan Area upwelling di bagian selatan selat Makassar". Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan). 25 (2015): 67.