Lompat ke isi

Nasionalisme etnik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nasionalisme etnik, juga dikenal sebagai etno-nasionalisme, adalah jenis nasionalisme yang mendefinisikan "bangsa" berdasarkan etnik.[1]

Gagasan utama yang diangkat oleh kelompok nasionalis etnik adalah "bangsa didefinisikan oleh warisan budaya yang sama, yang biasanya mencakup bahasa yang sama, agama yang sama, dan nenek moyang etnik bersama".[2] Gagasan ini berbeda dengan gagasan "bangsa" berdasarkan budaya, karena gagasan tersebut memungkinkan seseorang dari kelompok etnik lain untuk berasimilasi. Gagasan ini juga berbeda dengan nasionalisme linguistik yang mendefinisikan "bangsa" berdasarkan bahasa yang dituturkan.

Asumsi utama dalam gagasan ini adalah kelompok etnik dapat didefinisikan dengan jelas, dan setiap kelompok memiliki hak penentuan nasib sendiri. Aspirasi yang diinginkan bisa bermacam-macam, dari keinginan untuk memiliki pemerintahan sendiri di dalam suatu negara, keinginan untuk memperoleh otonomi, hingga keinginan untuk merdeka. Dalam hubungan internasional, nasionalisme etnik dapat melahirkan gerakan iredentisme.

Nasionalisme etnik dapat dapat ditemui di negara-negara yang memiliki hukum repatriasi. Negara-negara seperti Armenia, Bulgaria, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jerman, Yunani, Hungaria, Irlandia, Israel, Italia, Malaysia, Rumania, Rusia, Serbia dan Turki memberikan kewarganegaraan bagi anggota diaspora dari kelompok etnik yang dominan jika mereka ingin "pulang" atau "kembali ke tanah air".[2] Contohnya, Undang-Undang Kepulangan di Israel memberikan hak kepada semua anggota etnik Yahudi untuk menetap di Israel dan memperoleh kewarganegaraan Israel.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "The Website of Political Research Associates". PublicEye.org. Diakses tanggal 26 May 2015. 
  2. ^ a b Muller, Jerry Z. "Us and Them." Current Issue 501 Mar/Apr 2008 9–14
  3. ^ Hadary, Amnon. "Reclaiming Zionism". Judaism Vol. 48. Issue 1, Winter 1999 1–14.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Armstrong, John. Nations before Nationalism (1982) excerpt and text search
  • Breuilly, John. Nationalism and the State (2nd ed. 1995) excerpt and text search
  • De Benoist, Alain. "Nationalism: Phenomenology & Critique." Counter-Currents.com, 16 May 2012.
  • De Benoist, Alain. "On Identity." Telos, Vol. 2004, No. 128 (Summer 2004), pp. 9–64. Telos page, online text
  • De Benoist, Alain. Vu de droite: Anthologie critique des idées contemporaines (2002). excerpt
  • De Benoist, Alain. Les Idées à l’endroit (1979). text search
  • Esman, Milton J., and Itamar Rabinovich, eds. Ethnicity, Pluralism, and the State in the Middle East (1988)
  • Gurr, Ted Robert, and Barbara Harff. Ethnic Conflict in World Politics (1994) online
  • Jones, Larry Eugene & Retallack, James, eds.. Between Reform, Reaction, and Resistance. Studies in the History of German Conservatism from 1789 to 1945 (1993). text search
  • Kramer, Lloyd. Nationalism in Europe & America: Politics, Cultures, and Identities since 1775 (2011) online
  • Mohler, Armin. Die Konservative Revolution in Deutschland 1918–1932 (1972). excerpt and text search
  • Smith, Anthony D. The Ethnic Origins of Nations (1986) excerpt and text search
  • Smith, Anthony D. The Nation in History: Historiographical Debates about Ethnicity and Nationalism (2000) excerpt and text search
  • Smith, Anthony D. The Antiquity of Nations (2004)
  • Sunic, Tomislav. Postmortem Report: Cultural Examinations from Postmodernity. Shamley Green, UK: The Paligenesis Project, 2010.
  • Venner, Dominique. Le Siècle de 1914. Utopies, guerres et révolutions en Europe au XXe siècle (2006). text search

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]