Lompat ke isi

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Logo resmi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
center
Lokasi Museum Dirgantara Mandala di Kabupaten Bantul
center
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Daerah Istimewa Yogyakarta)
center
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Jawa)
Didirikan4 April 1969
LokasiKomplek TNI AU Lanud Adisutjipto, Jl Raya Solo, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat7°47′24″S 110°24′56″E / 7.789935°S 110.415675°E / -7.789935; 110.415675
JenisMuseum Militer
KoleksiBenda-benda yang berkaitan dengan TNI Angkatan Udara
Ukuran koleksi1.159
PemilikTNI Angkatan Udara
Situs webSitus Web Resmi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" atau Museum Pesawat Terbang[1] adalah museum gagasan TNI Angkatan Udara dan berisikan benda-benda koleksi sejarah, di mana sebagian besar berupa pesawat terbang yang pernah mengabdikan diri di lingkungan TNI AU.[2] Museum ini berlokasi kurang lebih 6 kilometer arah timur dari pusat Kota Yogyakarta, yaitu di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.[3] Sebelumnya, museum ini berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Peresmian museum ini adalah 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin, lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.[4][5]

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Museum ini didirikan dengan berdasarkan dua hal utama.

  • Mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan TNI Angkatan Udara.
  • Nilai-nilai luhur perjuangan 1945 yang bisa diwariskan kepada para anak cucu negeri ini.

Dua hal tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang dokumentasi, sejarah, dan museum Angkatan Udara Republik Indonesia. Hal itu baru bisa diwujudkan dalam bentuk embrio pada tanggal 21 April 1967 di bawah pembinaan Asisten Direktorat Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia.[6]

Dalam bentuk embrio ini, ia sudah memiliki tiga bagian.

  • Bagian pembinaan benda-benda
  • Bagian administrasi dan deskripsi
  • Bagian dokumentasi dan pameran

Namun, kegiatan masih terbatas. Kegiatan lebih berarti mulai berjalan setelah adanya Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah, budaya, dan museum Angkatan Udara. Pada tanggal 4 April 1969, museum ini diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, dengan nama Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia.

Dalam peresmiannya, beberapa tokoh penting TNI AU turut hadir.

Awalnya, museum berada kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu V) di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Pada saat bersamaan, Museum Pendidikan/Karbol juga berdiri di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara, Yogyakarta atau sekarang dikenal dengan nama AAU. Kemudian, muncul ide untuk penyatuan kedua. Tujuannya adalah untuk menampung koleksi alat utama sistem senjata TNI AU yang kian berkembang sehingga membutuhkan tempat lebih luas.

1978 - 1982

[sunting | sunting sumber]

Penentuan lokasi museum di Yogyakarta berdasarkan atas pemikiran sebagai berikut.

Atas dasar itulah, Kepala Staf TNI AU mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978 tertanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum Pusat AURI dipindahkan ke Yogyakarta dan disinergikan dengan Museum Pendidikan Pendidikan/Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

1982 - Sekarang

[sunting | sunting sumber]

Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 29 Juli 1984, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Lalu, luas bangunan seluruhnya adalah 8.765 m2.[7]

Museum dan Isinya

[sunting | sunting sumber]
Museum Engine R Ahmad Imanullah Yogykarta terletak di dalam komplek Museum Dirgantara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta. Di dalam museum ini mengoleksi lebih dari 30 mesin pesawat yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Jet Engine, Rotary Wing Engine, dan Propeller Engine. Museum yang diresmikan April 2018

Ada beberapa cara untuk menuju ke lokasi museum ini.

  1. Menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menuju ke museum ini, pengunjung bisa langsung ke Lanud Adisutjipto dengan cek point SD Angkasa Lanud Adisutjipto yang berada di tepi jalan raya Janti.
  2. Memakai kendaraan umum, bus, atau kereta api. Untuk menuju ke museum ini, pengunjung bisa menaiki bus Trans Jogja dan turun di halte Jembatan Layang Janti.
  3. Dengan pesawat udara. Pengunjung bisa mendarat di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan menuju ke arah Barat, kurang lebih 3 kilometer dengan cek point SD Angkasa.

Ruangan Museum

[sunting | sunting sumber]

Pelbagai koleksi maupun benda bersejarah TNI AU dipamerkan dalam ruangan berbeda dengan nama sebagai berikut.

Pesawat C-130B Hercules T 301

Koleksi Memorabilia TNI-AU

[sunting | sunting sumber]

Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia. Museum ini juga menyimpan jaket milik Adulgani Handonotjokro, salah satu penumpang yang selamat saat Pesawat VT-CLA ditembak jatuh oleh Pesawat Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947.[8]

Ruang Alutsista I dan II

[sunting | sunting sumber]

Ruangan ini menyimpan sejumlah pesawat tempur dan replika yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan.

  • Pesawat A-4 Skyhawk
Pesawat A-4 Skyhawk TNI AU di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Pesawat ini merupakan buatan dari pabrik Douglas Aircraft Company, Amerika Serikat dan mulai dioperasikan oleh TNI AU sejak Mei 1980. Ia memiliki beberapa julukan, di antaranya "Scooter", "Bantan Bomber", "Tinker Toy Bomber", Heinemann Hot Red", dan di kalangan para penerbang TNI AU ia lebih dikenal sebagai "Si Bongkok". Ia merupakan pesawat yang tangguh, dirancang untuk dioperasikan di kalangan Angkatan Laut Amerika Serikat dengan ditenagai oleh satu mesin turbojet Pratt & Whitney J52-P8A. Pesawat ini memiliki daya dorong 9.200 lbs dan bisa membawa beban seberat 4,5 ton di luar badannya sendiri dengan kecepatan melesat 420 Knots pada ketinggian kurang dari 500 kaki.

Dirancang untuk keperluan Angkatan Laut Amerika Serikat, ia juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi awak pesawat karena dilengkapi dengan kursi lontar zero zero ejection seat. Kursi lontarnya bisa dioperasikan pada ketinggian 0 meter serta kecepatan pesawat 0 knot. Bahkan, kursi bisa melontarkan penerbangnya dengan aman, walau pesawat sudah masuk ke laut. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem belly landing, yaitu dapat mendarat dengan aman walau tanpa mengeluarkan roda pendaratan.

Dalam pengoperasiannya di Indonesia, pesawat ini mengalami beberapa modifikasi.[9]

  • Pemasangan kamera pengintai VICON 70 Camera
  • Radio Komunikasi dengan frekuensi standard TNI ARC 182 (VHF-UHV-AMFM)
  • Doppler Antena
  • TANS Computer
  • Sistem pemandu senjata WDNS (Weapon Delivery Navigation Systems)
  • Pembidik senjata Ferranti Gun Sight, dan
  • Front Mounting Gun
  • Pesawat F-5E/F Tiger II
Pesawat F-5E/F Tiger II TNI AU

Pesawat buatan pabrik Northrop F-5, Amerika Serikat ini memiliki ketangguhan yang bagus karena dipergunakan selama Perang Vietnam oleh Amerika Serikat. Bentuknya panjang dan runcing, supersonik (kecepatan maksimumnya hingga 1,6 Mach) serta bisa dipersenjatai dengan sepasang Canon M.39, rudal udara ke udara AIM-9 P-2 Sidewinder (salah satu rudal terbaik kala itu di kelasnya). TNI AU memiliki tidak kurang 16 unit pesawat ini di mana 12 unit merupakan varian kursi tunggal (F-5E) dan sisanya kursi ganda (F-5F), ditempatkan di Skadron Udara 14, Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat ini dijuluki "Sang Macan" oleh para penerbang TNI AU dan menjadi tulang punggung dari dekade 1980-an hingga tahun 2016. Oleh pabrikannya, ia diberi julukan "Freedom Frighter". Ia bisa melesat dengan kecepatan 1,4 Mach di ketinggian jelajah 36.000 kaki karena didorong sepasang mesin J85-GE-13 Turbo Jet buatan pabrik General Electric dan mampu menjangkau ketinggian terbang hingga 50.500 kaki. Apabila tanki penuh, ia bisa menjangkau jarak hingga 1.387 mil. Dengan perlengkapan penuh, ia memiliki radius tempur 195 mil atau dengan tangki penuh dan dua bom di sayap, memiliki radius 558 mil.[10]

Koleksi Pesawat

[sunting | sunting sumber]

Museum ini mendapat Rekor Pemrakarsa Museum dengan Koleksi Monumen Pesawat Terbanyak dari MURI.[11]

Daftar Koleksi di Museum Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai amunisi Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, Super Tucano dll.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sidik, Hery (2022-12-10). "Wapres kunjungi Museum Pusat TNI AU di Lanud Adisutjipto Yogyakarta". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  2. ^ Sudarno 2015, hlm. 1.
  3. ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. Depok". Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses tanggal 31 Mei 2025. ;
  4. ^ Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
  5. ^ Meilani Ameliya, Tri (2022-08-26). "Kamuspusdirla: Muspusdirla sarana transfer semangat para pejuang". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  6. ^ Sudarno 2015, hlm. 2.
  7. ^ "Tentang Museum"
  8. ^ Sidik, Hery (2022-07-27). "Kepala Museum Pusat TNI AU ajak generasi muda kunjungi museum". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  9. ^ Saragih 2018, hlm. 8 - 26.
  10. ^ Saragih 2018, hlm. 27 - 46.
  11. ^ Utami, Rini (2017-12-03). "Kasau: Museum Dirgantara menuju terbesar di Asia Tenggara". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  12. ^ Hakim, Syaiful (2017-11-21). "Museum AU dilengkapi helikopter S-58T Twin Pac". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  13. ^ Nurdiyansyah, Hendra (1970-01-01). "Pesawat N250 Gatotkaca menjadi koleksi baru Muspusdirla". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  14. ^ a b c Nurdiyansyah, Hendra (2018-04-24). "Panglima resmikan koleksi muspisdirla". Antara News. Diakses tanggal 2025-06-02.
  15. ^ "Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Tambah Koleksi Alutsista 9 Buah Prototype Bom Buatan Dislitbangau" website tni-au.mil.id

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Sudarno, Kolonel Drs. (2015). Panduan Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala. Yogyakarta: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. hlm. 1.
  • Saragih, Maylina (2018). 18 Pesawat Warnai Muspusdirla Yogyakarta. Jakarta: Dinas Penerangan TNI AU. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)