Mohamed Rahmat
Mohamed Rahmat | |
---|---|
محمد رحمة | |
Menteri Penerangan Malaysia ke-7 dan ke-11 | |
Masa jabatan 20 Mei 1987 – 14 Desember 1999 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Pendahulu Ahmad Rithauddeen Ismail | |
Masa jabatan 1 Januari 1978 – 22 April 1982 | |
Pengganti Mohd Adib Mohamad Adam | |
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia | |
Masa jabatan 1982–1985 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Pendahulu Mahmood Mohd Yunus Pengganti Mohamed Khatib Abdul Hamid | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 4 Januari 1938 Johor Bahru, Johor, Malaya Britania |
Meninggal | 1 Januari 2010 Bukit Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia | (umur 71)
Sebab kematian | Penyakit ginjal |
Makam | Taman Pemakaman Islam Bukit Kiara |
Partai politik | UMNO (1963–2010) |
Afiliasi politik lainnya |
|
Suami/istri | Salbiah Abdul Hamid |
Anak | 3 (termasuk Nur Jazlan Mohamed) |
Pendidikan | Kesusastraan bahasa Inggris |
Almamater | Universitas Indonesia (tidak selesai) |
Pekerjaan | Politikus |
Julukan |
|
Sunting kotak info • L • B |
Mohamed Rahmat (Melayu: [/moʊˈhɑːməd rɑːˈhmɑt/], 4 Januari 1938 – 1 Januari 2010) adalah seorang sastrawan, guru, dan politikus berkebangsaan Malaysia. Dia merupakan politisi Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) sekaligus salah satu pendiri UMNO Baru yang pidatonya kerap dinantikan oleh kader partai sehingga ia digelari sebagai "Mat Umno". Di kabinet, Mohamed memimpin Kementerian Penerangan semasa Mahathir Mohamad menjadi Perdana Menteri keempat Malaysia dan terkenal mempopulerkan istilah "Setia Bersama Rakyat" (Semarak) demi menumbuhkan jiwa nasionalisme bangsa terhadap negara yang membuat dirinya dijuluki "Mat Setia".[2] Selain itu, ia merupakan mahasiswa Fakulteit Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia yang dideportasi akibat konfrontasi antara Malaysia dengan Indonesia sehingga pendidikan tingginya tidak terselesaikan. Ketika kembali ke Malaysia, ia tidak hanya menjadi politikus tetapi juga diplomat manakala ia mengemban amanat sebagai Duta Besar Malaysia untuk Indonesia yang jabatannya disetarakan dengan menteri oleh Mahathir.
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Mohamed bin Rahmat lahir di Pulai, Johor Bahru, Johor, Negara Bagian Melayu yang Tidak Berfederasi, Malaya Britania Raya pada Selasa, 4 Januari 1938. Ayahnya, Rahmat, merupakan seorang Jawa yang leluhurnya berdiaspora dari Candi, Karanganyar, Kebumen, Kedu, Hindia Belanda ke Johor untuk bekerja. Sedangkan ibunda Mohamed memiliki ras Tionghoa. Begitu pula sang istri, Salbiah binti Abdul Hamid yang juga berketurunan Tionghoa.[3] Dari pernikahannya dengan Salbiah, ia dikaruniai tiga orang anak, termasuk Nur Jazlan Mohamed.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Mohamed mengenyam pendidikan menengahnya di Sekolah Menengah Sastra Inggris Sultan Abu Bakar, Johor Bahru, pada 1956, sebelum melanjutkan studi di program studi Sastra Inggris di Fakulteit Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia yang saat itu kampusnya berada di Gambir, Djakarta Tengah pada 1961. Akan tetapi, ia tidak sempat menamatkan studi sarjananya disebabkan oleh konflik hubungan internasional yang melibatkan Malaysia dan Indonesia di masa pemerintahan Soekarno. Pada masa konfrontasi, ia dituduh sebagai musuh pemerintah Indonesia dan dituding memiliki pengaruh ideologi komunis mengingat kedekatan Soekarno pada blok timur sehingga ia dipulangkan ke negara asalnya.
Kiprah politik
[sunting | sunting sumber]Ketika terjadi konflik internal di Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) tahun 1988, Mohamed mendeklarasikan diri untuk setia mendukung pemimpinnya, Mahathir Mohamad dan memposisikan dirinya berada di Tim A hingga berujung pada pembatalan pelegalan UMNO dan menjadi partai terlarang. UMNO Baru yang baru didirikan mengangkat Mohamed sebagai Penjabat Sekretaris Jenderal pada 16 Februari 1988.[4] Setelahnya, Klub UMNO Internasional didirikan untuk memberi dukungan penuh mahasiswa asal Malaysia di luar negeri. Pada 19 Januari 1994, Klub UMNO di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia diresmikan olehnya.
Menggagas Semarak
[sunting | sunting sumber]Sebagai menteri penerangan, Mohamed Rahmat meluncurkan program baru yang dinamai "Setia Bersama Rakyat" (Semarak) di Angkasapuri, Kuala Lumpur pada 1987.[5] Ia bersama Mahathir mempopulerkan gerakan ini dari Semenanjung Malaysia hingga Sabah di ujung timur Malaysia untuk menggiatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme sebagai warga negara.[2] Di saat yang sama, terdapat konflik politik yang melibatkan Yang di-Pertuan Agong di mana sang raja wajib mengiyakan keputusan dari Dewan Rakyat. Hal ini terkait dengan politik campur tangan UMNO dan pemberhentian Salleh Abas dari UMNO sehingga adanya gerakan ini dikaitkan dengan menumbuhkan kesetiaan terhadap negara sekaligus kesetiaan terhadap UMNO dan Barisan Nasional, koalisi propemerintah yang tengah berkuasa saat itu.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1978, Mohamed diangkat sebagai menteri penerangan dalam kabinetnya dan tetap menjabat hingga pemerintahan berganti ke tangan Mahathir Mohamad, dan berhenti pada tahun 1982. Setelah perombakan kabinet, Mohamed diangkat sebagai DuBes Malaysia untuk Indonesia berpangkat menteri dan menjabat hingga tahun 1984.
Pada tahun 1987, ia diangkat kembali oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad sebagai menteri penerangan dan menjabat hingga tahun 1999. Sebagai menteri penerangan, ia membawa pengaruh besar pada sistem siaran di Malaysia. Ia tidak hanya penggagas program Setia Bersama Rakyat (SeMaRak), sebuah konsolidasi membangkitkan kesadaran nasional, tetapi juga dikenal karena menghimbau pemusik rock seperti Awie dari Wings maupun Amy dari Search harus memangkas rambutnya yang gondrong bila hendak tampil di Radio Televisyen Malaysia (RTM).
Antara tahun 1988-1996, Mohamed menjadi Sekretaris Jenderal UMNO, partai terbesar di Malaysia. Di saat yang sama ia juga menjadi SekJend. Barisan Nasional (1988-1999) dan karena itu ia menjadi tokoh politik berpengaruh sepanjang tahun-tahun tersebut.
Mohamed yang mengidap penyakit ginjal dan 10 tahun harus menjalani hemodialisis ini meninggal dalam tidurnya hanya 3 hari sebelum hari UlTahnya. Ia dimakamkan di Bukit Kiara, daerah pinggiran Kuala Lumpur.[6]
Puteranya Nur Jazlan bin Mohamed juga mengikuti jejaknya sebagai politikus.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Tok Mat 'Mr Propaganda' terbaik: Zukri". Malaysiakini. 1 Januari 2010. Diakses tanggal 9 November 2021.
- ^ a b Azman Anuar (2 Januari 2010). "Tok Mat bangkitkan 'Semarak' rakyat". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 17 Februari 2017.
- ^ "Tok Mat 'Mr Propaganda' terbaik: Zukri". Utusan Malaysia. 20 Juni 2008. Diakses tanggal 9 November 2021.
- ^ "Ada hikmah di sebalik UMNO diharam - Setiausaha Agung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-09-14. Diakses tanggal 2003-09-14.
- ^ Umno mesti segerakan gelombang transformasi
- ^ "Tok Mat dies". The Star. 1 Januari 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2011. Diakses tanggal 2 Agustus 2010.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Didahului oleh: Taib Mahmud |
Menteri Penerangan 1978-1982 |
Diteruskan oleh: Mohd Adib bin Mohd Adam |
Didahului oleh: Tengku Ahmad Rithaudeen Al-Haj bin Tengku Ismail |
Menteri Penerangan 1987-1999 |
Diteruskan oleh: Mohd Khalil Yaakob |
- Halaman dengan teks IPA berbahasa Melayu
- Kelahiran 1938
- Kematian 2010
- Meninggal usia 72
- Menteri Malaysia
- Duta Besar Malaysia untuk Indonesia
- Anggota Parlemen Malaysia
- Anggota Dewan Rakyat
- Politikus Malaysia
- Politikus Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu
- Tokoh Malaysia
- Tokoh Islam Malaysia
- Tokoh Melayu Malaysia
- Tokoh dari Johor
- Tokoh keturunan atau kelahiran Indonesia
- Tokoh Jawa
- Tokoh Kebumen
- Tokoh dari Kebumen
- Tokoh Malaysia keturunan Indonesia
- Tionghoa-Malaysia