Lompat ke isi

Menebus Impian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Menebus Impian
SutradaraHanung Bramantyo
ProduserBenhard Soebiakto
Hanung Bramantyo
Ditulis olehTitien Wattimena
PemeranAcha Septriasa
Fedi Nuril
Ayu Diah Pasha
Haykal Kamil
Eric Scada
Ayu Diana
Cici Tegal
Joshua Suherman
Jaja Mihardja
Zaskia Adya Mecca
Penata musikTrisno
SinematograferFaozan Rizal
DistributorDapur Film Production
Tanggal rilis
15 April 2010
Durasi99 menit
NegaraIndonesia Indonesia

Menebus Impian adalah film drama dari Indonesia yang dirilis pada 15 April 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini dibintangi antara lain oleh Acha Septriasa dan Fedi Nuril. Film ini adalah film drama pertama yang mengetengahkan tema kehidupan praktisi pemasaran berjenjang atau yang populer disebut "MLM" di Indonesia, terutama di Jakarta.

Setelah dirilis, film ini menuaikan kritikan pada sutradara Hanung Bramantyo karena berkesan mengkampanyekan sistem pemasaran berjenjang / MLM, walaupun hal ini dibantah oleh Hanung. Hanung sendiri mengaku sangat anti dan tidak menyukai sistem dagang tersebut.[1]

Nur Kemala (Acha Septriasa) adalah seorang mahasiswi yang menjalani kehidupan keras bersama ibunya, Sekar (Ayu Diah Pasha), yang hanya bekerja sebagai seorang buruh cuci. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda untuk meraih kehidupan yang lebih baik, sang ibu lebih memilih agar Nur memfokuskan diri pada kuliahnya, sedangkan Nur berpikiran untuk secepatnya bekerja untuk bisa membantu nafkah mereka.

Dalam perjalannnya, Nur kemudian bertemu Dian Septiaji (Fedi Nuril), seorang mahasiswa yang walau masih sepantarannya dan seorang praktisi pemasaran berjenjang atau "MLM" yang berdedikasi. Dian jugalah yang membuat Nur kembali berani untuk bermimpi dan bercita-cita kembali. Setelah beberapa kali jatuh bangun di bawah dukungan Dian, Nur pada akhirnya mulai merasa ragu dengan mimpi miliknya yang tampak tidak mungkin untuk diraih.

"Menembus Impian" adalah sebuah kisah perjuangan sepasang Ibu dan Anak perempuannya dalam usahanya mencari kehidupan yang lebih baik.[2]

Proses produksi

[sunting | sunting sumber]

Dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah produksi film di tanah air mengalami peningkatan yang cukup pesat. Tapi bukan berarti membuat film jadi pekerjaan yang mudah. Apalagi jika ingin menampilkan sebuah film yang tak hanya hanya bisa menghibur, tetapi juga ada pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui media film. Dan inilah yang sedang dilakukan oleh sutradara Hanung Bramantyo, tanpa mengabaikan bahwa film adalah sebuah pekerjaan seni, Hanung ingin menyampaikan pentingnya memiliki sebuah mimpi dan mewujudkannya menjadi nyata.

Proses pengambilan gambarnya sendiri cukup cepat, kurang dari tiga minggu pada November tahun lalu. Yang cukup memakan banyak waktu adalah desain konsep, menulis skenario, dan beberapa hal di pra-produksi. Dalam tahap desain konsep dan skenario, Titin Watimena butuh waktu sampai 6 bulan. Dengan dibantu Hanung, draf skenario berubah sampai 9 kali, untuk mencapai sempurna.

Hanung pun melakukan sendiri riset untuk keperluan film ini. "Saya banyak melakukan konsultasi dengan orang-orang MLM (Multi Level Marketing). Ini tidak sulit karena kebetulan saya punya teman baik sejak kecil yang terjun dan sukses di bisnis MLM," kata Hanung. Tak hanya Hanung yang melakukan riset tetapi termasuk penata lampu, juru kamera sampai penata kostum.

Untuk lokasi pengambilan gambar, dipilih daerah permukiman padat Perkampungan Raden Saleh, Cikini serta daerah Taman Buah Mekar Sari, Cileungsi, Bogor. Dan karena banyak adegan diambil di gang-gang sempit, Hanung menggunakan dua kamera yang ukurannya lebih kecil sehingga sangat fleksibel, memungkinkan untuk bergerak lebih dinamis.

Tantangan lain yang harus dihadapi Hanung dalam pembuatan film ini adalah saat itu sedang musim hujan, yang disiasati Hanung dengan memanfaatkannya untuk mendukung unsur drama dalam film yang diproduksi dengan kerja sama dengan sebuah organisasi MLM ini. Sebagai contoh pada adegan di rumah sakit, efek murung semakin kuat didukung langit yang mendung. "Kekuatan film ini memang di drama-nya," ujar Wiwid Setya, anggota tim produser yang sebelumnya menangani film Opera Jawa (2006), Ayat-Ayat Cinta (2008), Tarix Jabrix (2008).

Di segi kostum, Retno Ratih Damayanti, penata kostum film ini, memilih mencari kostum di Pasar Senen untuk film bersetting permukiman miskin dan padat ini. "Saya membeli baju-baju bekas di Senen untuk keperluan kostum pemain.", kata Retno yang juga pernah menangani kostum untuk film Opera Jawa, Ayat-Ayat Cinta, Tarix Jabrix.[3]

Jalur lagu

[sunting | sunting sumber]
  1. Menebus Impian - Zonna Band (Rohas ZONNA / Hanung Bramantyo)
  2. You Never Walk Alone - EZU (Ari / Ucok / Zam)
  3. Ibu - Acha Septriasa (Acha Septriasa / Robby)

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]