Ganten, Kerjo, Karanganyar
Ganten | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Karanganyar | ||||
Kecamatan | Kerjo | ||||
Kode pos | 57753 | ||||
Kode Kemendagri | 33.13.16.2003 | ||||
Luas | 3,0772 km² | ||||
Jumlah penduduk | 2434 jiwa | ||||
Kepadatan | 791 jiwa/km² | ||||
|
Ganten adalah desa di kecamatan Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia.
Sejarah Singkat
[sunting | sunting sumber]Desa Ganten pada saat jaman Kerajaan Mataram Islam memiliki satu perannya tersendiri yang masih terkait dengan Kyai Ageng Derpoyuodo ( Beliau adalah mertua dari HB II, yang sekarang makamnya ada di Dsn.majan, Ds. Kwadungan, Kec. Kerjo, yang merupakan termasuk tanah perdikan pemakaman kraton Yogyakarta ) dimana keturunan dari beliau adalah salah satu termasuk yang menjadikan daerah Ganten sebagai tempat tinggalnya hal tersebut dapat di runut dari silsilah Eyang Reso Ikromo yang masih termasuk keturunan dari Kyai Ageng Derpoyudo, yang pemakamannya juga berada di dalam komplek area pemakaman Kyai Ageng Derpoyudo, dan hingga sekarang banyak dari keturunan beliau ( Reso Ikromo ) bertempat tinggal di Desa Ganten. Sekitar saat tahun awal kemerdekaan (1945 - 1946) saat kraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran sempat menjadi Daerah Istimewa Surakarta ( DIS ) tetapi dikarenakan banyak kerusuhan dan agitasi politik saat itu oleh pemerintah Indonesia statusnya dirubah menjadi Karisidenan, pada saat terjadinya banyak kerusuhan tersebut ada beberapa dari keluarga Pura mangkunegaran yang mengungsi ke Desa ganten, yaitu ke rumah Ronggo Hatmo Wirono di Dusun Geneng, beliau selain sebagai Seorang Pejuang Kemerdekaan, Sesepuh, Kepala Desa dan juga pendiri Desa Ganten saat itu yang kemudian secara de facto dan de yure masuk ke wilayah Kawedanan Karangpandan, Kadipaten Mangkunegaran. Ronggo Hatmo Wirono masih merupakan silsilah dari Reso Ikromo - Kyai Ageng Derpoyudo, sehingga secara garis pertalian darah masih tersambung baik ke Kraton Kasunanan ataupun Mangkunegaran. Frase Kata " Ganten " termasuk bahasa Sansekerta yang memilik arti tempat kinang ( Kapur Sirih ) , yang dimana dahulu ada tradisi untuk merayakan sesuatu hal yang menggembirakan atau melakukan pembahasan sesuatu hal yang penting dilakukan dengan "Nginang"/meyirih bersama. yang kemudian dalam perkembanganya kata "Ganten" dibuatkan Kepanjangannya yaitu "Gumregah Ambangun Nagari Tansah Entuk Nugraha" ( yang artinya kurang lebih Sbb: Bersemangat Membangun Negara agar selalu Mendapatkan Anugerah dari Tuhan )
Kepala Desa Ganten secara berurutan Sebagai Berikut :
- Ronggo Hatma Wirana
- Djoyo Suratno
- Subandi
- Dasiyanto
- Sugiyarso ( 2002-2007 )
- Drs. Djiman ( 2007-2013 )
- Sunarto ( 2013-2019 )
- Munadi ( 2019-2025 )
Pembagian wilayah
[sunting | sunting sumber]Desa Ganten terdiri dari dukuh[1]:
- GANTEN
- GENENG
- KEPOH
- JIRAK
- JENGGRIK
- GONDANG
Geografis
[sunting | sunting sumber]Desa Ganten termasuk bagian dari kaki perbukitan Ngargoyoso sebelah barat, Kontur Geografis desa ini terdiri dari perbukitan landai dengan lembah berkedalaman sedang dengan kemiringan 20° hingga 30°, pemukiman penduduk tersebar di area atas perbukitan yang landai dan sebagian besar menempati area dataran, punggung bukit dan lembah. Memiliki dua sungai utama yang mengalir melalui sisi Utara desa, yang kemudian menjadi beberapa anak sungai yang mengalir dari timur ke barat yang cukup untuk sistem irigasi pertanian sisi utara sedangkan untuk sistim irigasi utama menggunakan anak sungai dari sisi punggung perbukitan sebelah timur desa yang bisa mengakomodasi irigasi untuk kawasan persawahan dengan sistem terasering yang luas.
Sebagian besar areanya memiliki karakteristik tanah andosol ( vulkanik ) yang kaya akan unsur hara, tetapi ada juga hanya di beberapa titik ditemukan struktur tanah Litosol (dari jenis batuan keras yaitu batuan beku dan sedimen yang masih baru dan belum mengalami pelapukan sempurna sehingga butirannya besar), dan terdapat juga struktur tanah Grumosol yang berasal dari bahan induk batu kapur, batuan lempeng, atau mergel yang memiliki kandungan liat tinggi dan unsur hara rendah, yang cocok digunakan untuk menanam tanaman semusim seperti padi, jagung, tebu, tembakau, atau kedelai.
Sisi lereng desa sebelah utara dan tenggara masih banyak ditanami pohon karet sejak jaman kolonial yang kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah yang sekarang dikelola dan dimiliki oleh BUMN PTPN IX Batu Jamus.
Peternakan dan Pertanian
[sunting | sunting sumber]Peternakan masih terbatas pada ternak rumahan dengan Sapi, kambing, domba dan ayam kampung sebagai hewan ternak yang dipelihara hampir 50 % dari penduduk desa, dan beberapa industri rumahan ayam, bebek potong dan petelur dalam skala kecil (<= 10.000 ekor), dan sudah ada beberapa organisasi yang dibentuk sebagai wadah para peternak, Salah satunya adalah organisasi Kelompok Peternak Berkah Mendo Semulur (BMS) yang menjadi wadah bagi para peternak domba di Desa Ganten.
Pertanian dan perkebunan masih menggunakan sistim pengolahan lahan secara konvensional, vegetasi utama yang dihasilkan selain padi, jagung, ketela rambat, dan karet yang dimiliki oleh PTPN, pada area kebun ataupun pekarangan juga terdapat berbagai jenis pohon buah-buahan musiman seperti mangga, durian, rambutan, kelengkeng, pepaya, jambu, jeruk, kelapa dan juga sedikit cengkeh, juga pohon komoditas kayu seperti jati, sengon, waru, dan mahoni. Tanaman karet milik PTPN IX Batu Jamus menempati persentase +- 20% dari luas desa. Lokasi persawahan dan tegal persebarannya berada disisi tepi desa menempati prosentase +- 50% dari luas desa.
Infrastruktur
[sunting | sunting sumber]Sektor perumahan mayoritas dengan tipe- tipe rumah permanen dengan gaya arsitektur sederhana ataupun modern dan masih ada beberapa rumah khas adat Jawa seperti jenis limasan dan joglo, rata – rata pemukiman masih memiliki pekarangan ataupun halaman rumah, yang biasanya dimanfaatkan sebagai taman, kebun, kandang ternak ataupun fungsi yang lainnya. Dengan penataan perumahan yang rata-rata sudah teratur baik mulai dari pagar, halaman, maupun tata letak ruang pada lingkungan. Sudah tidak terdapat lagi rumah yang terbuat dari bambu ( Gedhek) yang terlihat di desa Ganten. Sistem Drainase ataupun pembuangan air yang sudah tertata dengan baik walaupun di beberapa titik masih terdapat system drainase sederhana dan kurang optimal, oleh pemerintah desa warga desa dihimbau untuk memiliki kamar mandi sendiri, lengkap dengan septitanknya, demi pemeliharaan kesehatan yang baik.
Untuk menunjang sistem pendidikan Terdapat 2 Sekolah dasar (SDN Ganten 1 & SDN Ganten 2), dua Taman kanak-kanak (TK), 2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sedangkan Untuk Pedidikan setingkat SMP dan SMA semua terletak di daerah Kecamatan Kerjo. Gedung Balai Desa yang terletak di jantung Desa Ganten, yaitu Dusun Geneng dengan dilengkapi gedung serbaguna dan terletak berdekatan dengan fasilitas pendidikan, lapangan voli dan masjid Utama desa (masjid At-Taqwim),dan juga disebelah timur masjid terdapat Islamic Centre Kerjo yang diharapkan akan bisa mengakomodasi pendidikan dan kegiatan agama Islam di Desa ganten Khususnya dan untuk Kecamatan Kerjo pada umumnya. Masing-masing dusun juga sudah memiliki beberapa Mushola yang bisa digunakan sebagai sarana beribadah. Jalan utama desa melalui beberapa Dusun yaitu Dsn.Ganten, Dsn.Geneng, dan Dsn.Kepoh) termasuk pada jalan ruas provinsi kelas IIIC , untuk jalan – jalan gang kecil yang masuk ke dalam dusun semua sudah diaspal juga kecuali satu ruas jalan menuju ke sendang kawak di Dsn. geneng. Akses jalan ke persawahan sebelah barat desa juga sudah di cor, guna mempermudah transportasi dan pengangkutan hasil panen, pupuk dll. Dapat disimpulkan bahwa akses jalan hingga sampai ke pelosok desa 98% sudah tersedia dengan baik. Terdapat pula empat rumah makan pemancingan dengan konsep penataan, karakteristik dan nuansa yang masing – masing berbeda yang dapat ditemukan di Desa Ganten ini dengan letak yang berdekatan satu sama lain, juga di daerah timur Desa, termasuk bagian dari perkebunan PTPN IX Batu jamus yang ditanami pohon saman yang memilik angle view bagus Gunung lawu di sebelah timur dan kota karanganyar di sebelah baratnya dimanfaatkan oleh beberapa penduduk sekitar untuk berjualan dengan konsep alami dan nuansa taman, yang sayangnya masih belum dilakukan pengelolaan secara maksimal.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Ganten adalah sebagai petani, yang mengelola sawah/lahan pertanian mereka sendiri, walaupun ada juga yang berprofesi sebagai buruh tani. Wiraswasta juga banyak mendominasi wajah perekonomian disini, kebanyakan mereka memiliki usaha perdagangan kelas kecil dan menengah baik itu secara home industri, pedagang, penyedia jasa, dan juga sebagai karyawan pada perusahaan swasta. Terdapat juga sebagian kecil pegawai Negeri Sipil yang kebanyakan notabene berprofesi sebagai Guru, dan sebagian lagi bekerja di instansi pemerintahan. Dengan Pendapatan rata-rata per kapita sekitar 1.700.000 ribu rupiah/bulan sudah dapat untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka. Yang dengan perkembangan zaman saat ini terlihat mulai naiknya pendapatan dari sektor ekonomi per kapita dengan banyaknya peluang usaha dan dibukanya lapangan pekerjaan yang ada, sehingga juga diharapkan akan berkorelasi positif pula terhadap kesejahteraan masyarakat desa.
Sosial dan pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pada Sistem pemerintahan Desa Ganten masih menggunakan Kepala Desa sebagai pimpinan dengan tata cara pemilihan langsung oleh masyarakat desa, begitu juga dengan kepala dusun yang juga dengan pemilihan langsung pula, Terdapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai Badan legislatif desa yang berperan sebagai pengawas jalannya pemerintahan untuk carik ( sekertaris Desa ) dan Kepala Urusan (Kaur) sebagai pembantu Kepala Desa dalam mengatur jalannya pemerintahan pelaksanaan pemilihannya berdasarkan pada ujian yang diselenggarakan oleh pemerintah tanpa adanya pemilihan langsung dari masyarakat dengan calon-calon yang diajukan oleh Desa yang selama berstatus sebagai Penduduk Desa Ganten maka siapapun berhak untuk mendaftarkan dirinya, yang kedepannya diharapkan seleksi dan pemilihan yang dilakukan bisa sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, bebas KKN, Obyektif, Transparan, Jujur dan Adil tanpa adanya pengaruh, campur tangan tekanan dan kepentingan dari Pihak-pihak tertentu, sehingga akan didapatkan SDM yang benar-benar berkompeten dan profesional, mumpuni dan ahli di bidangnya, untuk membawa Desa Ganten ke arah yang lebih baik dan kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Terdapat lembaga Program Nasional Pengembangan Mandiri (PNPM), Kelompok tani, Kelompok Ternak, dan banyak program-program pemerintah yang diselenggarakan, dimana dengan hal tersebut diharapakan dapat menambahkan kesempatan pada kemajuan dan kesejahteraan Desa.
Tingkat pendidikan masyarakat sudah baik, bisa dilihat dengan banyaknya lulusan sarjana yang dihasilkan, dan dengan terpenuhinya program wajib belajar 9 tahun juga dengan tingkat pola pikir masyarakat yang sudah cerdas dan kritis dikarenakan juga didukung dengan Sumber Daya manusia Yang baik pula. Masih terpeliharanya tata cara kerja bakti dan gotong royong yang kental dalam masyarakat sehingga mempererat rasa persaudaraan satu sama lain, dan dapat menekan timbulnya rasa individualisme antar masyarakat.
Desa Ganten sekarang sudah melangkah untuk menjadi Desa yang menyesuaikan dengan perkembangan Jaman, pada era digital sekarang sudah memiliki Web Site dan Akun Sosial medianya sendiri, sehingga dapat memudahkan warganya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak pemerintahan desa terkait berbagai macam hal.
Budaya
[sunting | sunting sumber]Budaya yang berkembang dalam masyarakat Desa Ganten Bervariasi Terutama disebabkan bedanya keyakinan dalam beragama yang walaupun mayoritas adalah Agama Islam, terdapat juga Pemeluk Nasrani dan Budha. Tapi walaupun berbeda keyakinan kebanyakan mereka masih berpegang pada adat dan budaya Jawa yang diwariskan dari leluhurnya, seperti tata cara Kondangan, selametan, sedekah bumi, suronan, ruwatan, rasulan, muludan dan lain sebagainya. Masyarakat terutama umat muslim yang mempelajari lebih dalam pada agamanya mulai meninggalkan tradisi leluhurnya sedikit demi sedikit, yang tentu saja menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat karena antara Suatu kebudayaan tidak akan pernah bisa disatukan dengan Agama, tetapi bagaimanapun Budaya dan agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga diharapkan tetap bisa berjalan beriringan agar tercipta situasi yang Kondusif dalam beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Masih dapat ditemui Reok sebagai salah satu adat pada perayaan yang biasanya diadakan saat memeperingati Kemerdekaan Indonesia, lengkap dengan Kuda lumping, Barongan dan merak juga ditampilkan, tak lupa pula dengan acara panjat pinang dan berbagai macam lomba untuk memeriahkannya yang di selenggarakan masing – masing Dusun.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Nama Dukuh di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar". printilan.com. 26 Januari 2024. Diakses tanggal 14 Mei 2024.