Bani Hanifah
Bani Hanifah بنو حنيفة | |
---|---|
Suku Arab Rabi'ah | |
Nisbah | Al-Hanafi |
Lokasi asal leluhur | Arabia kuno |
Diturunkan dari | Hanifah bin Lajim bin Sha'ab bin Ali bin Bakr bin Wa'il |
Suku induk | Bani Bakr bin Wa'il |
Cabang |
|
Agama | Islam (setelah 630) |
Bani Hanifah (bahasa Arab: بنو حنيفة, translit. Banu Hanifah) adalah salah suku Arab lama yang terkenal, yang merupakan pecahan dari kabilah Bani Bakr bin Wa'il.[1] Mereka tergolong suku-suku Arab Utara keturunan Rabi'ah,[1][2] sebagaimana Bani 'Anazah, Bani Abdul Qais, Bani Bakr, dan Bani Taghlib.[3] Tokoh yang menurunkan suku ini adalah Hanifah bin Lajim bin Sha'ab bin Ali bin Bakr bin Wa'il, yaitu keturunan dari Rabi'ah bin Nizar bin Ma'ad bin 'Adnan.[4] Masyarakat Bani Hanifah pada awalnya hidup menetap di daerah Al-Yamamah di Jazirah Arabia tengah,[2] yang pada masa kini adalah wilayah di sekitar kota Riyadh.[1]
Mata pencaharian utama Bani Hanifah adalah pertanian dan perkebunan, yaitu pada oasis-oasis yang berada dalam kekuasaan mereka.[1] Selain itu, kota utama mereka Al-Hajr juga merupakan pusat perdagangan dan pertemuan dari tiga jalur kafilah dagang.[1] Dengan jumlah penduduk yang besar dan perekonomian yang kuat, Bani Hanifah menjadi salah satu suku yang berpengaruh di Jazirah Arab pada masa sebelum tersebarnya agama Islam.[1] Daerah mereka juga sedikit banyak mendapat pengaruh politis dan budaya dari Kekaisaran Sassania,[1] sedangkan hubungan dagang mereka terbentang hingga ke wilayah-wilayah Yaman, Hijaz, Irak, Syam, dan Persia.[2]
Sebagian kecil anggota suku Bani Hanifah telah memeluk agama Islam pada masa awal penyebarannya, namun sebagian besar menjadi pengikut Musailamah bin Habib al-Hanafi, yang mengaku diri sebagai nabi.[2] Dalam Pertempuran Yamamah pada tahun 632, Musailamah terbunuh dan banyak sekali anggota suku Bani Hanifah dan para sekutunya yang tewas, atau menjadi tawanan perang.[2] Setelah bebas dengan tebusan, sebagian Bani Hanifah bergabung dengan pasukan Islam, serta turut bermigrasi ke berbagai wilayah taklukan, seperti Suriah, Irak, Persia, Mesir, dan akhirnya bahkan hingga Afrika Utara dan Andalusia.[2]
Wangsa Al-Sa'ud yang saat ini berkuasa di Kerajaan Arab Saudi adalah keturunan dari Bani Hanifah.[4][5][6]
Daftar tokoh
[sunting | sunting sumber]Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g Amira El-Azhari Sonbol, ed. (2012). Gulf Women. Bloomsbury Academic. hlm. 88-89. ISBN 1-78093-122-0, 9781780931227.
- ^ a b c d e f Fahd Al-Semmari, ed. (2009). A History of the Arabian Peninsula. I.B.Tauris. hlm. 5-40. ISBN 0-85771-323-X, 9780857713230.
- ^ George Rentz (1956). A Sketch of the Geography, People, and History of the Arabian Peninsula. Arabian American Oil Co. hlm. 55.
- ^ a b "Historical Overview of the Kingdom of Saudi Arabia". Ad-Darrah of King Abd-El Aziz, © 2013 All rights reserved. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-29. Diakses tanggal 28-09-2015.
- ^ Nadav Samin (2015). Of Sand or Soil: Genealogy and Tribal Belonging in Saudi Arabia. Princeton University Press. hlm. 59. ISBN 1-4008-7385-1, 9781400873852.
- ^ James Wynbrandt (2010). A Brief History of Saudi Arabia (edisi ke-berilustrasi). Infobase Publishing. hlm. 107. ISBN 0-8160-7876-9, 9780816078769.