Abdul Kadir Bin Muhiddin (1808 - 1883), merupakan seorang pemimpin nasional yang berasal dari Aljazair yang memimpin Aljazair pergerakan perlawanan Prancis di Aljazair.[1]Seorang Muslim yang beribadat, ia berziarah ke Mecca pada saat berumur 20 tahun. Pada tahun 1832, ia dinyatakan sultan masyarakat Aljazair, menggantikan ayahnya yang sebelumnya menjabat sebagai ketua masyarakat Aljazair pada saat pergerakan Aljazair melawan Prancis pada tahun 1830 setelah Prancis menempati Aljir.[1] Pasukan beliau gugur pada tahun 1833, tetapi panglima Prancis, Gen. Louis A. Desmichels diharsukan untuk mengenali Abdul Kadir Bin Muhiddin sebagai penguasa masyarakat Arab Saudi.
Setelah mengkonsolidasi kekuatannya, Abdul Kadir Bin Muhiddin tidak berhenti untuk melawan Prancis. Meskipun pasukannya mengalami tidak sedikit kekalahan, mereka berhasil mencegah Prancis mengalami kemenangan menentukan. Perjanjian Tafna, yang ditandatangani pada 30 Mei 1837, sangat menguntungkan bagi Abdul Kadir Bin Muhiddin.