SCTV
PT Surya Citra Televisi (SCTV) adalah jaringan televisi swasta nasional Indonesia yang lahir pada 24 Agustus 1990. Awalnya SCTV hadir sebagai stasiun lokal di Surabaya dengan siaran terbatas. Perusahaan ini baru mendapatkan izin mengudara secara nasional pada Januari 1993.
SCTV | |
---|---|
![]() Logo saat ini sejak 29 Januari 2005 | |
Jenis | Jaringan televisi |
Negara | Indonesia |
Wilayah siaran | Nasional |
Kantor pusat | SCTV Tower, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Tanah Abang, Jakarta Pusat |
Slogan | Satu Untuk Semua |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemilik | lihat daftar |
Perusahaan induk | Elang Mahkota Teknologi |
Saluran seinduk |
|
Diluncurkan | 24 Agustus 1990 |
Pendiri |
|
Media streaming | |
Vidio | Tonton langsung |
IndiHome TV | Tonton langsung (Hanya untuk Pelanggan IndiHome) |
www |
Sejarah
Televisi lokal
PT Surya Citra Televisi berawal dari perusahaan bernama PT Foresta Maju yang berdiri pada 5 Mei 1987.[1] Perusahaan yang dimiliki oleh Henry Pribadi dan Sudwikatmono mengajukan izin pendirian stasiun televisi siaran saluran terbatas di Surabaya pada 28 April 1989. Pendiriannya pun didukung oleh mantan Gubernur Jawa Timur, Mohammad Noer karena menurutnya TVRI Surabaya tidak mendapatkan anggaran yang baik dan sudah saatnya memberikan alternatif sarana informasi ke masyarakat.[2] Persetujuan awal dari Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film No. 1415/RTF/K/IX/1989 didapatkan pada 27 September 1989 dengan nama perusahaan baru, PT Surabaya Central Televisi.[3][4][5] Izin siaran saluran terbatas pun didapatkan dari pemerintah melalui penandatangan kerjasama dengan TVRI pada 17 Januari 1990 bernomor 09/SPS/Dir/TV/1990 dan 01/SPS/SCTV/1/1990.[6][7][8]
Peletakan baru pertama kantor SCTV dilakukan pada 10 November 1989, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Selanjutnya pembangunan gedung yang berlokasi di Jalan Darmo Permai, Surabaya dimulai pada 1 Februari 1990 dihadiri oleh Menteri Penerangan Harmoko.[9] Modal awal dikeluarkan untuk membangun SCTV Rp150 miliar dengan dibantu oleh 200 karyawan. Sesuai dengan izin saluran terbatas, SCTV direncanakan memulai siaran terestrial, tetapi terbatas untuk pemirsa yang memiliki dekoder.[10] Siaran percobaannya direncanakan pada Juni 1990 selama sebulan, tanpa menggunakan dekoder dalam waktu 8 jam/hari sebagai perkenalan ke publik.[11]
Namun, pada Juli 1990 pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan yang mengizinkan televisi swasta bersiaran secara free to-air. Pada 1 Agustus 1990, dikeluarkan izin prinsip Deppen Dirjen RTF No. 1271E/RTF/K/VIII/1990 yang mengizinkan SCTV dapat diterima secara bebas tanpa dekoder.[12][13][14] Akhirnya dengan izin baru berupa perjanjian bersama Direktur Yayasan TVRI bernomor No. 150/SP/Dir/TV/1990 dan 02/SPS/SCTV/VIII/1990, pada 24 Agustus 1990 Surabaya Central Televisi (SCTV) dapat memulai siarannya secara resmi dengan cakupan siaran beradius 80 km di Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan).[3] Siaran resmi ini dimulai pada pukul 19.30 WIB, dengan penyampaian ucapan HUT TVRI dan pembukaan oleh seorang penyiar wanita. Program pertama yang ditayangkan adalah The British Record Industrial Awards, sebuah siaran penghargaan musik dari Britania Raya.
Siaran perdana SCTV hanya berlangsung selama 1 jam 30 menit hingga pukul 21.00 WIB. Selanjutnya pada hari-hari berikutnya siaran SCTV, kemudian diperpanjang dari pukul 12.00 WIB-00.30 WIB pada akhir pekan atau dimulai dari 17.00 WIB pada hari kerja.[9]
Meski pada saat itu masih berstatus televisi lokal di Surabaya, banyak merek terkemuka sempat mengiklankan produknya di SCTV. Di saat itu pula, SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" dari stasiun TV RCTI Jakarta, karena SCTV selalu menayangkan acara-acara serupa yang disiarkan RCTI Jakarta meskipun berbeda jam tayang. Hal ini bisa terjadi karena keduanya melakukan kerjasama programming yang didorong oleh pemerintah walaupun keduanya memiliki perbedaan struktur kepemilikan dan manajemen.[15][16] Alasan kerjasama ini adalah kemungkinan SCTV bisa mendapat program yang lebih murah karena membeli program yang sudah ditayangkan RCTI. (Bagaimanapun, SCTV pada 1991 justru sempat "tersandung" masalah karena programnya dituduh tidak mencerminkan masyarakat Surabaya dengan menyiarkan acara impor RCTI Jakarta, seperti Wok with Yan dan Basic Training).[17] Selain dalam pemograman, kerjasama dengan RCTI juga dilakukan dalam hal teknis dan dengan magang calon karyawan SCTV dari Februari 1990.[11] Upaya persiapan lain juga dilakukan dengan mengirim beberapa tenaga ahli ke luar negeri seperti Australia dan Amerika Serikat.[18]
Setelah direncanakan sejak awal bersiaran, pada 14 September 1991 pancaran siaran SCTV dapat diperluas, menjangkau Denpasar, Bali dengan mendirikan sebuah televisi jaringan bernama SCTV Denpasar.[19][2] Lalu, pada November 1991 siaran SCTV juga menjangkau Mataram, Nusa Tenggara Barat.[20] Sejak itulah kepanjangan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi.[19] Nama baru tersebut sebenarnya tidak melupakan asalnya, karena kata "Surya" dapat dimaknai sebagai singkatan dari Surabaya Raya.[21] Ide perubahan nama ini sebenarnya sudah disampaikan Dirut SCTV saat itu, Henry Pribadi sehari sebelum siaran perdana SCTV mengingat jangkauan siarannya yang mencapai Gerbangkertosusila, tetapi tampaknya hingga 1991 masih belum terwujud. Melalui SK Dirjen RTF No. 1286/RTF/K/VI/1991 juga, pemerintah mengizinkan SCTV untuk bersiaran nasional lewat satelit, walaupun penerimanya terbatas pada pengguna parabola saja.[18][22]
Televisi nasional
Pada tanggal 30 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No. 04A/1993 (18 Januari 1993), SCTV mendapatkan izin mengudara secara nasional (bernomor 206/RTF/K/I/1993).[23] Namun, siarannya secara nasional baru resmi dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1993 pukul 21.00 WIB, tepat saat SCTV berulang tahun yang ke-3. Terdapat 9 kota awal di Indonesia (selain Surabaya, Denpasar dan Mataram) dimana SCTV dapat dinikmati setelah bersiaran nasional, yaitu Banjarmasin, Ambon, Dili, Balikpapan, Jakarta, Bandung, Surakarta, Yogyakarta, dan Semarang, yang selanjutnya pada akhir 1993 diperluas ke beberapa kota lain seperti Medan, Manado, Malang, Pontianak, Ujung Pandang, Batam, dan Palembang. Sebelum siaran nasional itu dimulai, SCTV melakukan siaran percobaan dengan memperpanjang jam siarnya (dari 12.00-01.00 WIB) menjadi 06.00-01.30/02.30 WIB selama 3 hari, yaitu mulai 20-23 Agustus 1993 dan membangun sejumlah stasiun transmisi di berbagai kota.[24][25][26][27][28]
Diberikannya izin SCTV untuk bersiaran nasional, berarti juga mengakhiri kerjasama dengan RCTI yang sudah dijalin sejak 1990. Sejak saat itu, program SCTV (kecuali berita) selalu berbeda dengan RCTI.[26] Namun, pada akhirnya kerjasama kedua pihak dalam programming berita benar-benar berakhir setelah SCTV mulai menghentikan program berita RCTI dan menyiarkan acara beritanya sendiri bernama Liputan 6 sejak 20 Mei 1996 pukul 18.00. Kerjasama yang pada saat ini tersisa antara RCTI-SCTV (dan kemudian ditambah Indosiar), hanyalah dalam pengelolaan stasiun relay (di beberapa daerah, termasuk di Jakarta yang kini juga disewa oleh berbagai stasiun televisi lain) di mana masing-masing akan menanggung 50% biaya dari operasional stasiun relai tersebut sejak 1993.[29]
Setelah itu, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Mulanya, hanya kantor pusat yang berpindah (ke Wisma AKR, Kebon Jeruk, Jakarta Barat) ketika SCTV mulai bersiaran nasional, sedangkan operasional (seperti studio dan produksi program) masih berada di Surabaya (Jalan Darmo Permai) dengan alasan telah menanamkan investasi yang tidak kecil.[30][31] Seiring biaya yang makin besar, khususnya di bidang transportasi dan untuk memudahkan komunikasi, dicanangkan pada akhir 1997, SCTV sudah memusatkan seluruh operasionalnya di Jakarta.[32] Namun, baru pada tahun 1998 kegiatan ini bisa dilaksanakan, dan sejak 1999 seluruh operasional SCTV sudah dipusatkan di Jakarta.[33][34] Perpindahan operasional SCTV ke Jakarta ini juga diiringi dengan relokasi kantor pusat ke Wisma Indovision (sekarang MNC Vision Tower).
Dalam periode yang sama, tepatnya di tanggal 1 Juni 1997, juga dilakukan rebranding dengan penggunaan slogan "SCTV NgeTop!" yang dimaknai sebagai upaya SCTV dan karyawannya untuk melakukan dan memberikan yang terbaik kepada pemirsanya serta keinginan menuju puncak.[35] Selain itu, station ID baru juga muncul, menonjolkan warna orange yang diharapkan menggugah semangat. Dalam perubahan ini juga, diperkenalkan maskot bernama "Tevi" (singkatan dari televisi) dan adanya repositioning target pasar dari wanita ke keluarga.[36] Tercatat di tahun ini, SCTV telah dapat dinikmati di 33 kota di Indonesia.[21]
Pada tahun 2002, SCTV (dengan induknya yang bernama Surya Citra Media), mulai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta. Tahun 2004, kanal SCTV di Surabaya pindah ke 34 UHF hingga 20 Desember 2022. Sejak tanggal 29 Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu Untuk Semua", sebagai harapan agar terus menjadi pilihan pemirsa dan berkarakter variatif-informatif.[21]
Kepemilikan
Berikut ini adalah daftar kepemilikan perusahaan berdasarkan laporan keuangan Surya Citra Media per 30 September 2024.[37]
Nama Pemegang Saham | Persentase Kepemilikan (%) |
---|---|
PT Surya Citra Media Tbk | 99,99 |
Lainnya | 0,01 |
Total | 100% |
Identitas
Logo
Logo SCTV awalnya terdiri dari setengah sabit warna biru dan setengah lingkaran warna merah di atas serta persegi panjang berwarna abu-abu di bawah. Di tengah-tengah kedua bentuk tersebut, ada tulisan SCTV dengan jenis huruf Helvetica Black. Logo ini digunakan dari 24 Agustus 1990 hingga 29 Januari 2005. Pertama kali dimunculkan pada siaran pertama SCTV, logo tersebut merupakan hasil sayembara ke publik. Dari 100 kandidat, kemudian terpilih 1 logo yang dirasa mampu merepresentasikan SCTV.[18]
Sabit berwarna biru melambangkan langit dan setengah lingkaran merah melambangkan matahari, yang bermakna agar SCTV dapat memberikan pencerahan kepada pemirsa melalui tayangannya. Sabit tersebut membesar dari kanan ke kiri, yang merupakan simbol dari siaran SCTV yang menyebar ke berbagai tempat dan menasional.[35][38] Tercatat sempat terjadi beberapa perubahan minor pada logo ini, seperti pada 1997, di station identification-nya digunakan logo yang menggunakan warna-warna lebih cerah (seperti matahari yang berubah dari merah menjadi kuning keemasan) sebagai cerminan semangat dan harapan;[32] serta pada tahun 2003 dengan menghapuskan bayangan yang ada (sehingga warnanya solid) dengan tujuan agar lebih mudah diaplikasikan di layar televisi atau media promosi lainnya.[35] Pada tanggal 29 Januari 2005, dalam rangka penyegaran identitas, pada acara berjudul Satu Untuk Semua,[39] SCTV mengubah logo barunya menjadi tulisan SCTV warna biru dengan jenis huruf Myriad Pro Black yang dimodifikasi dan lingkaran besar gradien warna jingga dan kuning yang melambangkan simbol surya atau sinar matahari di pojok kiri atas pada tulisan. Lambang matahari yang berubah dari setengah lingkaran menjadi lingkaran penuh berwarna jingga melambangkan kedewasaan dan kematangan, simbol dari wajah penerang yang melingkupi dan memberikan kehidupan demi menjaga harapan bangsa tetap hidup maupun masa depan yang lebih baik dan bersinar,[21] sedangkan warna biru pada tulisan "SCTV" melambangkan wawasan ke depan. Bulatan matahari yang ada di atas tulisan "SCTV" biru dapat dibaca seperti posisi matahari yang ada di langit biru, yang membuat suasana cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif dan menghibur dalam programnya serta segmentasi milenial.
Tulisan "SCTV" juga dibuat bergaya dinamis-modern (sebagai tanda selalu berkembang mengikuti waktu) dan bersambung (tanda ikatan kuat di internal perusahaan atau antara SCTV dan pemirsanya). Logo tersebut diluncurkan setelah dirancang selama empat bulan.[40][41] Selain logo baru, pada waktu yang sama, juga diluncurkan station ID dan slogan baru, yaitu "Satu Untuk Semua".[35] Baik logo baru dan station ID baru SCTV didesain oleh agensi penjenamaan Playgroup Asia yang baru didirikan beberapa bulan sebelumnya, dan berkantor di Jakarta.[42]
Acara
Pada awal bersiaran, program SCTV tidak jauh berbeda dengan program RCTI sebagai hasil kerjasama mereka, namun jam penayangan acara-acaranya tidak sama. Setelah berpisah, SCTV kemudian memfokuskan siarannya pada acara-acara impor, terutama telenovela dan serial Mandarin.[43] Berbagai sinetron juga mulai diperkenalkan, walaupun kurang populer dan lebih menargetkan pasar perempuan. Setelah perubahan pada 1997, program sinetron ini kemudian mulai dijadikan acara utama, dengan nama "Sinetron Prima". Berbagai acara ini, seperti Deru Debu, Kisah Cinta Ratu Pantai Selatan, Tersayang, Wah Cantiknya, Si Cecep, dan Dewi Fortuna cukup dikenal oleh penonton.[44][45]
Jaringan siaran
Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), SCTV saat ini disiarkan melalui 30 stasiun televisi (tidak termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh 17 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya).[46] Hingga tahun 2020, SCTV didukung oleh 47 stasiun pemancar.[47] Sebagian besar stasiun tersebut dimiliki oleh SCTV, kecuali beberapa stasiun pemancar yang dioperasikan bersama dengan RCTI karena alasan historis. SCTV menjangkau 31 dari 38 provinsi di Indonesia.
Berikut ini adalah transmisi SCTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data IPP Kemenkominfo[46] dan laporan keuangan SCM.[48][49]
Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.
Nama Perusahaan | Nama Stasiun | Daerah | Frekuensi Digital (DVB-T2)[50] | Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[51] |
---|---|---|---|---|
PT Surya Citra Televisi | SCTV | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 24 UHF | SCTV Jakarta |
PT Surya Citra Pesona | SCTV Gorontalo | Gorontalo | 31 UHF | Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta |
SCTV Tanjung Selor | Tanjung Selor | 33 UHF | SCTV Tanjung Selor | |
PT Surya Citra Sentosa | SCTV Aceh | Banda Aceh | 35 UHF | Indosiar Banda Aceh |
SCTV Bireuen | Sigli, Bireuen | 31 UHF | Indosiar Bireuen / Indosiar Sigli | |
SCTV Lhokseumawe | Lhokseumawe | 32 UHF | Indosiar Lhokseumawe | |
PT Surya Citra Media Kreasi | SCTV Denpasar | Kota Denpasar, Singaraja, Karangasem | 36 UHF | MetroTV Denpasar / MetroTV Singaraja / MetroTV Karangasem |
SCTV Mataram | Mataram, Lombok Tengah | 38 UHF | SCTV Mataram / SCTV Lombok Tengah | |
PT Surya Citra Kirana | SCTV Bengkulu | Bengkulu | 31 UHF | Indosiar Bengkulu |
SCTV Lampung | Bandar Lampung, Metro | 39 UHF | MetroTV Bandar Lampung | |
PT Surya Citra Nugraha | SCTV Yogyakarta | Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates | 32 UHF | Indosiar Yogyakarta / Indosiar Solo |
PT Surya Citra Ceria | SCTV Jambi | Jambi | 29 UHF | Indosiar Jambi |
SCTV Palembang | Palembang, Lempuing | 32 UHF | Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing | |
SCTV Pangkalpinang | Pangkal Pinang | 39 UHF | MetroTV Pangkalpinang | |
PT Surya Citra Mediatama | SCTV Bandung | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | 29 UHF | Indosiar Bandung |
SCTV Cirebon | Cirebon, Indramayu, Kuningan | 38 UHF | Indosiar Cirebon / Indosiar Kuningan | |
SCTV Garut | Garut | 34 UHF | Indosiar Garut | |
SCTV Ciamis | Ciamis, Tasikmalaya | 37 UHF | Indosiar Ciamis | |
SCTV Sukabumi | Sukabumi | 38 UHF | Indosiar Sukabumi | |
SCTV Purwakarta | Purwakarta | 39 UHF | Indosiar Purwakarta | |
SCTV Sumedang | Sumedang, Majalengka | 28 UHF | Indosiar Sumedang | |
SCTV Cianjur | Cianjur Selatan | 46 UHF | Indosiar Cianjur | |
SCTV Serang | Cilegon, Serang | 29 UHF | SCTV Serang | |
SCTV Pandeglang | Pandeglang | 34 UHF | SCTV Pandeglang | |
SCTV Lebak | Malingping, Lebak | 39 UHF | SCTV Malingping | |
PT Surya Citra Wisesa | SCTV Semarang | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus | 33 UHF | Indosiar Semarang |
SCTV Tegal | Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | 33 UHF | Indosiar Tegal | |
SCTV Purwokerto | Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Cilacap | 31 UHF | Indosiar Banyumas | |
SCTV Kebumen | Purworejo, Kebumen | 33 UHF | Indosiar Purworejo | |
SCTV Blora | Blora, Cepu | 31 UHF | Indosiar Blora | |
SCTV Pati | Pati, Rembang | 29 UHF | Indosiar Rembang | |
SCTV Magelang | Magelang | 28 UHF | Indosiar Magelang | |
PT Surya Citra Media Gemilang | SCTV Pontianak | Pontianak | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
SCTV Palangkaraya | Palangkaraya | 36 UHF | SCTV Palangkaraya | |
PT Surya Citra Multikreasi | SCTV Banjarmasin | Banjarmasin, Martapura, Marabahan | 33 UHF | SCTV Banjarmasin |
SCTV Samarinda | Samarinda | 37 UHF | SCTV Samarinda | |
SCTV Balikpapan | Balikpapan | 35 UHF | SCTV Balikpapan | |
PT Surya Citra Cenderawasih | SCTV Jayapura | Jayapura | 34 UHF | Trans7 Jayapura |
SCTV Ambon | Ambon | 45 UHF | tvOne Ambon | |
SCTV Manokwari | Manokwari | 34 UHF | SCTV Manokwari | |
PT Surya Citra Pesona Media | SCTV Pekanbaru | Pekanbaru | 33 UHF | Trans TV Pekanbaru |
SCTV Batam | Batam | 42 UHF | SCTV Batam | |
PT Surya Citra Dimensi Media | SCTV Makassar | Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene | 34 UHF | MetroTV Makassar |
SCTV Kendari | Kendari | 36 UHF | SCTV Kendari | |
PT Surya Citra Kreasitama | SCTV Palu | Palu | 38 UHF | SCTV Palu |
SCTV Manado | Manado | 38 UHF | MetroTV Manado | |
PT Surya Citra Visi Media | SCTV Padang | Padang, Pariaman | 42 UHF | MetroTV Padang / MetroTV Bukittinggi / MetroTV Solok |
SCTV Bukittinggi | Bukittinggi, Padang Panjang | |||
SCTV Medan | Medan | 34 UHF | Indosiar Medan | |
SCTV Pematangsiantar | Pematangsiantar, Simalungun | 32 UHF | Indosiar Pematangsiantar | |
PT Elang Citra Perkasa[52] | SCTV Surabaya[52] | Surabaya, Gresik, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, Bangkalan | 29 UHF | SCTV Surabaya |
SCTV Malang | Malang, Probolinggo | 28 UHF | SCTV Malang / SCTV Probolinggo | |
SCTV Kediri | Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung | 30 UHF | SCTV Kediri | |
SCTV Madiun | Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo | 37 UHF | SCTV Madiun | |
SCTV Jember | Jember | 27 UHF | SCTV Jember | |
SCTV Bondowoso | Bondowoso | SCTV Bondowoso | ||
SCTV Situbondo | Situbondo | 32 UHF | SCTV Situbondo | |
SCTV Banyuwangi | Banyuwangi | 31 UHF | SCTV Banyuwangi | |
SCTV Pacitan | Pacitan | 45 UHF | SCTV Pacitan | |
SCTV Sumenep | Pamekasan, Sumenep | 30 UHF | SCTV Sumenep dan SCTV Pamekasan | |
SCTV Tuban | Tuban, Bojonegoro | 25 UHF | SCTV Tuban | |
PT Untukmu Indonesia Kupang | SCTV Kupang | Kupang | 41 UHF | MetroTV Kupang |
PT Untukmu Indonesia Mamuju | SCTV Mamuju | Mamuju | 37 UHF | RCTI Mamuju |
PT Untukmu Indonesia Ternate | SCTV Ternate | Ternate | 40 UHF | Trans TV Ternate |
Saat Timor Timur masih menjadi bagian Indonesia, SCTV tercatat sempat mengudara di kota Dili menggunakan kanal 11 VHF hingga 1999.[53][54][55]
Beberapa kota lain di Indonesia juga sempat menerima siaran SCTV dalam kanal VHF sebelum berpindah ke UHF, seperti Mataram, Banjarmasin, Balikpapan dan Ambon.[56]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Prospektus EMTEK 2009" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-02-14. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ a b "SURABAYA KITA: BUKAN AKAN BERSAING, SCTV MITRA TVRI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-14. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ a b "Alex Leo Zulkarnain, orang yang kembali". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-19. Diakses tanggal 2022-11-19.
- ^ "Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 21-24". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Muhammad Nur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Indonesia Reports, Masalah 47-59". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Giliran Surabaya Punya Swasta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-14. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Sekilas televisi swasta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-17. Diakses tanggal 2022-11-17.
- ^ a b "SURABAYA KITA: PELETAKAN BATU PERTAMA SCTV 1 FEBRUARI 1990 SORE". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-15. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "SURABAYA KITA: SCTV SUATU SAAT TAK PERLU DEKODER". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ a b "SURABAYA KITA: SATU BULAN, SIARAN SCTV TANPA DEKODER". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "JATI DIRI: ALHAMDULILLAH, TANPA DEKODER". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Ssu adalah siaran tv yang dapat ditangkap langsung." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Televisi Jakarta di atas Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Pola Penggunaan Waktu Dalam Kehidupan Pelajar di Jawa Timur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Dalam menghadapi era persaingan, tvri programa 2 bersiap menandingi tv swasta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-19. Diakses tanggal 2022-11-19.
- ^ a b c "GANTI NAMA." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-15. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ a b "SURABAYA KITA: SCTV DIRENCANAKAN MENJANGKAU BALI, SIARAN PERCOBAAN 26 JULI 1990". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04.
- ^ "Mataram - sctv mulai menarik perhatian pemirsa di mataram". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-13. Diakses tanggal 2021-02-09.
- ^ a b c d "Jurnalisme: liputan 6 SCTV : antara peristiwa dan ruang publik". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-07.
- ^ "Pilih mana, tv swasta atau tv komersil?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 2021-11-25.
- ^ "Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi: Edisi 2". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ "Iklan SCTV siaran nasional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ "RCTI DAN SCTV MENGUDARA SECARA NASIONAL". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ a b "Rcti-sctv siap siaran nasional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ "SCTV, MULAI 25 AGUSTUS 1993 TAMPIL MANDIRI, 24 AGUSTUS 1993 MALAM BERPISAH DGN RCTI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-14. Diakses tanggal 2021-02-08.
- ^ "Pertelevisian di indonesia: "saat rcti 'bercerai' dengan sctv"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2022-11-26.
- ^ "PROSPEKTUS MNC 2007" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal 2021-02-25.
- ^ "Proses pembahasan rancangan undang-undang tentang penyiaran menjadi undang-undang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2022-11-30.
- ^ "SCTV UBAH CITRA, AKHIR TAHUN 1997 OPERASIONAL DARI JAKARTA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-14. Diakses tanggal 2021-02-09.
- ^ a b "KEGIATAN OPERASIONAL AKAN DIPINDAHKAN KE JAKARTA, SURYA CITRA TELEVISI (SCTV) TERANCAM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-06. Diakses tanggal 2021-02-09.
- ^ "Wacana gender & layar televisi: studi perempuan dalam pemberitaan televisi swasta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-02-09.
- ^ Sejarah Perusahaan
- ^ a b c d "Sejarah Logo". SCTV. 2007-02-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Februari 2007. Diakses tanggal 2024-03-16.
- ^ "SCTV Berganti Slogan". Republika. 2 Juni 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 1997.
- ^ Laporan Keuangan Surya Citra Media (IDX:SCMA) Q3 2024 (PDF) (Laporan). Jakarta: PT Surya Citra Media Tbk. Diakses tanggal 15 November 2024 – via Bursa Efek Indonesia.
- ^ LINTAS SEJARAH
- ^ "Surya Citra Televisi (SCTV) Ganti Logo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-14. Diakses tanggal 2023-02-14.(perlu berlangganan)
- ^ "SCTV Mengubah Logo Agar Lebih Dewasa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-27. Diakses tanggal 2021-10-27.
- ^ "SCTV Luncurkan Lambang Baru". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-27. Diakses tanggal 2021-10-27.
- ^ "Our Story | Playgroup". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-11. Diakses tanggal 2023-05-11.
- ^ "HUT ke-29, Inilah 5 Telenovela Ngetop yang Pernah Tayang di SCTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-02. Diakses tanggal 2021-11-02.
- ^ "Ratu Pantai Selatan: Seruni Tampil sebagai Dewa Penolong". Tabloid Bintang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 1999. Diakses tanggal 26 Mei 2023.
- ^ "25 Sinetron SCTV Paling Fenomenal (Bag. 2)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-02. Diakses tanggal 2021-11-02.
- ^ a b "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020.
- ^ "Laporan Keuangan Tahunan SCM 2014" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-30. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ "Laporan Keuangan Tahunan SCM 2019". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-07.
- ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
- ^ a b "Satu Untuk Semua! Ini 10 Fakta Unik Tentang Stasiun TV SCTV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-21. Diakses tanggal 2021-11-21.
- ^ "World Radio TV Handbook". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2023-01-14.
- ^ "Roni Mau Luma..." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2023-01-14.
- ^ "VIDEO Berkat Jasa Operator Pemancar, Siaran SCTV Lancar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2023-01-14.
- ^ "Tempo, Volume 23". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2023-01-14.