Kota Banjarmasin
Banjarmasin adalah kota terbesar di provinsi Kalimantan Selatan, yang berada di Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota provinsi Kalimantan (1945–1956) dan provinsi Kalimantan Selatan (1956–2022). Kota Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas 98,46 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan, Pulau Kembang, Pulau Bromo dan lain-lain.
Banjarmasin | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawi Banjar | بنجرماسين |
Julukan: Kota Seribu Sungai | |
Motto: Kayuh baimbai (Banjar) Mendayung bersama-sama | |
Koordinat: 3°18′52″S 114°35′32″E / 3.31442947°S 114.59225374°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Tanggal berdiri | 24 September 1526 |
Hari jadi | 24 September 1526 |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Ibnu Sina |
• Wakil Wali Kota | Arifin Noor |
• Sekretaris Daerah | Ikhsan Budiman |
Luas | |
• Total | 98,46 km2 (38,02 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 679.637 |
• Kepadatan | 6,900/km2 (18,000/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 94,62% Kristen 3,91% — Protestan 2,45% — Katolik 1,46% Buddha 0,74% Hindu 0,47% Konghucu 0,02% Lainnya 0,24%[3] |
• Bahasa | Banjar, Indonesia |
• IPM | 79,98 (2023) tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 511 |
Pelat kendaraan | DA xxxx |
Kode Kemendagri | 63.71 |
Kode SNI 7657:2023 | BJM[5] |
DAU | Rp 736.034.808.000,- (2020)[6] |
Flora resmi | Kasturi (Mangifera Casturi) |
Fauna resmi | Bekantan (Nasalis Larvatus) |
Situs web | banjarmasinkota |
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pada akhir tahun 2023, Kota Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 678.243 jiwa dengan kepadatan 6.900 jiwa/km².[1][2] Wilayah metropolitan Banjarmasin yaitu Banjar Bakula memiliki penduduk sekitar 2,2 juta jiwa.[2]
Sejarah
suntingKuripan (sebelum 1350)
Negara Dipa (1350-1478)
Negara Daha (1478-1520)
Banjar (1520-1526)
Demak (1526-1546)
Banjar (1546-1635)
VOC (1635–1638)
Banjar (1638-1701)
Inggris (1701—1707)
Banjar (1707-1787)
Republik Belanda (1787–1795)
Bataafse Republiek (1795–1806)
Hindia Belanda (1806–1809)
Banjar (1809-1815)
Britania Raya (1815–1816)
Hindia Belanda (1817–1942)
Jepang (1942–1945)
Hindia Belanda (1945–1949)
Indonesia (14 Agustus 1950)
Indonesia (7 Oktober 2006–sekarang)[c 1]
Kerajaan Banjar
suntingKota Banjarmasin sebelum tahun 1526 adalah nama kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Banjarmasin berasal dari kata Banjarmasih, nama asli Banjarmasin sebelum dirobah nama oleh Belanda dari kata Banjarmasih. Dalam kontrak di abad ke-17 (tahun 1663) dengan VOC masih kita dapatkan istilah Bandzermasch (Banjarmasih). Banjarmasih adalah nama suatu kampung di muara sungai Kuin, sebuah anak sungai Barito, Muara Kuin terletak antara pulau Kembang dan pulau Alalak. Kampung Banjar Masih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu Sungai Sipandai, Sungai Sigaling, Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata Banjar berasal dari Bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai.[7][8]
Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalaman (Hulu Sungai). Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja. Raden Samudera sendiri adalah putra dari pasangan Puteri Galuh Intan Sari (anak perempuan Maharaja Sukarama) dan Raden Bangawan (keponakan Maharaja Sukarama). Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjar (disebut juga Banjar Masih).
Sekitar tahun 1520, Patih Masih (kepala Kampung Banjar) dan para patih (kepala kampung) sekitarnya sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke pelabuhan Bandar (dekat muara sungai Kelayan) beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera. Hal ini menyebabkan peperangan dan terjadi penarikan garis demarkasi dan blokade ekonomi dari pantai terhadap pedalaman.
Pangeran Samudera mencari bantuan militer ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, yaitu Kintap, Satui, Swarangan, Asam Asam, Laut Pulo, Pamukan, Pasir, Kutai, Berau, Karasikan, Biaju, Sebangau, Mendawai, Sampit, Pembuang, Kota Waringin, Sukadana, Lawai dan Sambas.
Hal ini untuk menghadapi Kerajaan Negara Daha yang secara militer lebih kuat dan penduduknya kala itu lebih padat. Bantuan yang lebih penting adalah bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Kesultanan Demak dan majelis ulama Walisanga kala itu sedang mempersiapkan aliansi strategis untuk menghadapi kekuatan kolonial Portugis yang memasuki kepulauan Nusantara dan sudah menguasai Kesultanan Malaka.
Sultan Trenggono mengirim seribu pasukan dan seorang penghulu Islam, yaitu Khatib Dayan yang akan mengislamkan raja Banjar Masih dan rakyatnya. Pasukan Pangeran Samudera berhasil menembus pertahanan musuh. Mangkubumi Arya Taranggana menyarankan rajanya daripada rakyat kedua belah pihak banyak yang menjadi korban, lebih baik kemenangan dipercepat dengan perang tanding antara kedua raja. Tetapi pada akhirnya Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.
Dengan kemenangan Pangeran Samudera dan diangkutnya rakyat negara Daha (orang Hulu Sungai) dan penduduk Bandar Muara Bahan (orang Bakumpai) maka muncullah kota baru, yaitu Banjar Masih yang sebelumnya hanya sebuah desa yang berpenduduk sedikit. Pada 24 September 1526 bertepatan tanggal 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah (1526-1550). Rumah Patih Masih dijadikan keraton, juga dibangun paseban, pagungan, sitilohor (sitihinggil), benteng, pasar dan masjid (Masjid Sultan Suriansyah). Muara sungai Kuin ditutupi cerucuk (trucuk) dari pohon ilayung untuk melindungi keraton dari serangan musuh. Di dekat muara sungai Kuin terdapat rumah syahbandar, yaitu Goja Babouw Ratna Diraja seorang Gujarat.[9]
Kerajaan Banjar Masih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah 1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah 1570-1620 dan Sultan Musta'in Billah 1520-1620. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Untuk memperkuat pertahanan terhadap musuh, Sultan Mustainbillah mengundang Sorang, yaitu panglima perang suku Dayak Ngaju beserta sepuluh orang lainnya untuk tinggal di keraton. Seorang masuk Islam dan menikah dengan adik sultan, kemungkinan dia adik dari isteri Sultan, yaitu Nyai Siti Diang Lawai yang berasal dari kalangan suku Biaju (Dayak Ngaju). Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisi Belanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7 Juli 1607.
Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjar Masih (Banjar Lama) untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjar Masih dari arah pulau Kembang dan menembaki keraton di sungai Kuin pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sehingga kota Banjar (kini Banjar Lama) atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibu kota kerajaan dipindahkan dari Banjar Masih ke Martapura. Walaupun ibu kota kerajaan telah dipindahkan tetapi aktivitas perdagangan di pelabuhan Banjarmasin (kota Tatas) tetap ramai.
Menurut berita dinasti Ming tahun 1618 menyebutkan bahwa terdapat rumah-rumah di atas air yang dikenal sebagai rumah Lanting (rumah rakit) hampir sama dengan apa yang dikatakan Valentijn. Di Banjarmasin (kota Tatas) banyak sekali rumah dan sebagian besar mempunyai dinding terbuat dari bambu (bahasa Banjar: pelupuh) dan sebagian dari kayu. Rumah-rumah itu besar sekali, dapat memuat 100 orang, yang terbagi atas kamar-kamar. Rumah besar ini dihuni oleh satu keluarga dan berdiri di atas tiang yang tinggi. Menurut Willy, kota Tatas (kini Banjarmasin Tengah di sungai Martapura) terdiri dari 300 buah rumah. Bentuk rumah hampir bersamaan dan antara rumah satu dengan lainnya yang dihubungkan dengan titian. Alat angkutan utama pada masa itu adalah jukung atau perahu.
Selain rumah-rumah panjang di pinggir sungai terdapat lagi rumah-rumah rakit yang diikat dengan tali rotan pada pohon besar di sepanjang tepi sungai. Kota Tatas (kini Banjarmasin) merupakan sebuah wilayah yang dikelilingi sungai Barito, sungai Kuin dan Sungai Martapura seolah-olah membentuk sebuah pulau sehingga dinamakan Pulau Tatas. Di utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibu kota pertama Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860. Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi Banjarmasin, namun nama Banjarmasin biasanya mengaju kepada kota Tatas di sungai Martapura, sedangkan nama Banjar Masih mengacu kepada Banjar Lama di sungai Kuin. Kota Banjarmasin modern merupakan aglomerasi pulau Tatas (Kota Tatas), Kuin (Banjar Lama) dan daerah sekitarnya.
Masa Pendudukan Belanda
suntingKesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni 1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari 1905. Kedudukan golongan bangsawan Banjar sesudah tahun 1864, sebagian besar hijrah ke wilayah Barito mengikuti Pangeran Antasari, sebagian lari ke rimba-rimba, antara lain hutan Pulau Kadap Cinta Puri, sebagian kecil dengan anak dan isteri dibuang ke Betawi, Bogor, Cianjur dan Surabaya, sebagian mati atau dihukum gantung. Sementara sebagian kecil menetap dan bekerja dengan Belanda mendapat ganti rugi tanah, tetapi jumlah ini amat sedikit.[10]
Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin.[11] dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.
Pada tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin.[12] Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibu kota Divisi Selatan dan Timur Borneo.[13] Saat itu, rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178.[10], kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).[14] Tahun 1918, Banjarmasin, ibu kota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing.
Pada tahun 1936, ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.[15]
Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibu kota Gouvernement Borneo.[16]
Masa Pendudukan Jepang
suntingTanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin.[17] Kemudian Jepang membentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.[18]
Masa Kemerdekaan Indonesia
suntingTanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin.[19][20] Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.[21][22][23][24]
Pada tahun 1946, Banjarmasin sebagai ibu kota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.[25]
Geografis
suntingLetak
suntingKota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Kota ini terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus. Kota Banjarmasin dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 98,46 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
Batas wilayah
suntingBatas-batas wilayah Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Barito Kuala |
Timur | Kabupaten Banjar |
Selatan | Kabupaten Banjar |
Barat | Kabupaten Barito Kuala |
Fungsi dan Penggunaan Tanah
suntingTanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.
Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin tahun 2003 untuk lahan pertanian seluas 2.962,6 ha, industri 278,6 ha, perusahaan 337,3 ha, jasa 486,4 ha dan tanah perumahan 3.135,1 ha. Dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.[26] Luas optimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota adalah 30% dari luas kota,[27] sedangkan kota Banjarmasin hanya memiliki 10 sampai 12% RTH saja.[28]
Iklim
suntingKota Banjarmasin beriklim iklim sabana tropis (Aw) dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya kurang lebih 2.400 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi, sekitar 26 °C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November–April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan per tahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 °C - 38 °C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91%, sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah, yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.
Data iklim Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 38 (100) |
39 (102) |
40 (104) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
36 (97) |
37 (99) |
39 (102) |
42 (108) |
38 (100) |
38 (100) |
42 (108) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.2 (84.6) |
30 (86) |
31.3 (88.3) |
32.1 (89.8) |
31.1 (88) |
30.9 (87.6) |
31.5 (88.7) |
32.3 (90.1) |
33.6 (92.5) |
34.2 (93.6) |
32.1 (89.8) |
30.2 (86.4) |
31.54 (88.78) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.7 (78.3) |
26.3 (79.3) |
27.4 (81.3) |
27 (81) |
26.9 (80.4) |
26.4 (79.5) |
26.7 (80.1) |
27.2 (81) |
28.2 (82.8) |
28.4 (83.1) |
27.8 (82) |
26.4 (79.5) |
27.03 (80.69) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.2 (72) |
22.6 (72.7) |
23.6 (74.5) |
23.9 (75) |
22.8 (73) |
22 (72) |
21.9 (71.4) |
22.1 (71.8) |
23.3 (73.9) |
24.3 (75.7) |
23.5 (74.3) |
22.7 (72.9) |
22.91 (73.27) |
Rekor terendah °C (°F) | 22 (72) |
21 (70) |
21 (70) |
22 (72) |
20 (68) |
18 (64) |
17 (63) |
18 (64) |
20 (68) |
22 (72) |
21 (70) |
21 (70) |
17 (63) |
Curah hujan mm (inci) | 365 (14.37) |
297 (11.69) |
298 (11.73) |
240 (9.45) |
145 (5.71) |
135 (5.31) |
91 (3.58) |
61 (2.4) |
69 (2.72) |
157 (6.18) |
263 (10.35) |
358 (14.09) |
2.479 (97,58) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 14 | 14 | 12 | 9 | 8 | 7 | 4 | 4 | 9 | 13 | 17 | 128 |
% kelembapan | 86 | 85 | 85 | 84 | 83 | 82 | 79 | 78 | 80 | 81 | 84 | 85 | 82.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 145 | 153 | 186 | 209 | 217 | 220 | 248 | 250 | 252 | 214 | 198 | 150 | 2.442 |
Sumber #1: Climate-Data.org[29] dan BMKG[30] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase dan WeatherAtlas[31][32] |
Sungai
suntingSungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata.[33] Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai.[34][35] Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.[36]
Berikut adalah beberapa nama sungai yang mengaliri Kota Banjarmasin.
Catatan: Tabel di bawah belumlah lengkap.
No | Nama sungai[37] | Panjang (km) | Daerah yang dialiri | No | Nama sungai | Panjang (km) | Daerah yang dialiri[38] |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Barito | 11,50 | Banjarmasin bagian barat | 25 | Pengambangan | 1,10 | Banua Anyar dan Pengambangan |
2 | Martapura | 17,00 | Sepanjang kota Banjarmasin | 26 | Kerokan | 0,63 | |
3 | Anjir Mulawarman | 2,90 | 27 | Guring | ?? | ||
4 | Kuin | 3,10 | Kuin Cerucuk, Kuin Utara, Kuin Selatan, Pangeran, Pasar Lama | 28 | Jingah | ?? | Sungai Jingah |
5 | Pangeran | 3,30 | Pangeran, Kuin Utara | 29 | Tapekong | ?? | Sepanjang Jl. Veteran |
6 | Pelambuan | 1,38 | Pelambuan | 30 | Pulantan | ?? | Pemurus Dalam |
7 | Alalak | 11,90 | Alalak Utara | 31 | Banguntan | ?? | Basirih |
8 | Basirih | 1,50 | Basirih Selatan | 32 | Saka Mangkok | ?? | Mantuil |
9 | Andai | 2,10 | Andai | 33 | Halinau | ?? | Mantuil |
10 | Teluk Dalam | 2,20 | Teluk Dalam, Telaga Biru | 34 | Gardu | ?? | Sungai Lulut |
11 | Duyung | 2,02 | 35 | Gudang | ?? | Pemurus Dalam | |
12 | Banyiur SP | 2,00 | 36 | Bengao | ?? | Kelayan Timur dan Kelayan Selatan | |
13 | Pekapuran | 2,54 | Kawasan Pekapuran | 37 | Simpang Jalar | ?? | Basirih Selatan |
14 | Pemurus | 0,30 | Kawasan Pemurus | 38 | Banyun | ?? | |
15 | Miai | 1,25 | 39 | Jarak | ?? | Kuin Utara | |
16 | Awang | 1,60 | 40 | Skip | ?? | Kelayan Selatan | |
17 | Tatah Belayung | 2,60 | Tanjung Pagar | 41 | Jeruju | ?? | Alalak Tengah |
18 | Kelayan | 4,40 | Kawasan Kelayan | 42 | Bayuan | ?? | Alalak Tengah |
19 | Simpang Jelai | 2,30 | 43 | Siuding | ?? | Kuin Utara | |
20 | Liang Anggang | 1,50 | 44 | Pandai | ?? | Kuin Utara | |
21 | Pekauman | ?? | 45 | Beruntung | ?? | ||
22 | Mawar | ?? | Mawar | 46 | Belitung | ?? | |
23 | Keramat | ?? | 47 | Kuripan | ?? | Kuripan | |
24 | Tatas | Antasan Besar | 48 | Andai | 1,68 | sungai andai |
Demografi
suntingKota Banjarmasin terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
- Banjarmasin Barat: 13,13 km²
- Banjarmasin Selatan: 38,27 km²
- Banjarmasin Tengah: 6,66 km²
- Banjarmasin Timur: 23,86 km²
- Banjarmasin Utara: 16,54 km²
Jumlah penduduk di wilayah ini dapat diperincikan sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun 2015[39]
Nomor | Kecamatan | Luas (km²) | Jumlah Penduduk (jiwa) | Kepadatan (jiwa/km²) |
1 | Banjarmasin Selatan | 38,27 | 157.678 | 4.120 |
2 | Banjarmasin Timur | 23,86 | 120.062 | 5.032 |
3 | Banjarmasin Barat | 13,13 | 149.732 | 11.404 |
4 | Banjarmasin Tengah | 6,66 | 94.750 | 14.227 |
5 | Banjarmasin Utara | 16,54 | 153.218 | 9.263 |
Jumlah | 98,46 | 675.440 | 6.860 |
Perkembangan populasi penduduk Banjarmasin.
No. | Tahun | Populasi |
1 | 1780 [40] | 2.300 jiwa |
2 | 1900[41] | 52.685 jiwa |
3 | 1930[42] | 57.822 jiwa |
4 | 1990[43] | 481.371 jiwa |
5 | 2000[44][45] | 527.724 jiwa |
6 | 2005[43] | 589.115 jiwa |
7 | 2010[46] | 625.395 jiwa |
8 | 2020[47] | 657.663 jiwa |
Suku bangsa
suntingMayoritas penduduk kota Banjarmasin berasal dari suku Banjar (79,26%). Penduduk asli yang mendiami Banjarmasin adalah orang Banjar Kuala yang memiliki budaya sungai dengan interaksi masyarakat yang sangat kuat terhadap sungai baik dalam kegiatan sosial maupun ekonomi. Hal ini dapat diihat dari adanya Pasar Terapung yang menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Banjarmasin.[48] Di perkampungan sepanjang aliran-aliran sungai hampir 100% masih dihuni masyarakat asli Banjar Kuala. Di Banjarmasin juga banyak orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, baik dari sekitar kawasan Banjar Bakula yang juga didiami suku Banjar Kuala, maupun dari kawasan dari Banua Anam yang didiami suku Banjar Hulu dan Banjar Batang Banyu yang banyak mendiami kawasan perumahan dan perkampungan sekitar pasar.
Suku minoritas terbesar yang cukup mudah ditemui di Banjarmasin yaitu suku Jawa (10,27%), Madura (3,17%) dan keturunan Tionghoa (1,56%). Orang Jawa umumnya tersebar merata, sedangkan orang Madura umumnya mendiami beberapa kantong pemukiman seperti di Kelurahan Gadang, Pekapuran, Kelayan dan beberapa pemukiman lainnya di dekat kawasan pasar. Sedangkan pemukiman keturunan Tionghoa di Banjarmasin berada di Jalan Veteran yang dikenal dengan kawasan Pecinan di Banjarmasin. Di Banjarmasin juga terdapat pemukinan keturunan Arab di kawasan Jalan Antasan Kecil Barat yang biasa menjadi tujuan wisata kuliner khas Timur Tengah.
Komunitas Suku Dayak yang bisa ditemui di Banjarmasin biasanya Suku Dayak Bakumpai yang berasal dari Kabupaten Barito Kuala sampai hulu Sungai Barito, Suku Dayak Meratus yang berasal dari kawasan Pegunungan Meratus juga Suku Dayak Ngaju dan Suku Dayak Maanyan yang berasal dari Kalimantan Tengah.
Suku-suku lainnya yang terdapat di Banjarmasin yaitu suku Bugis, Sunda, Batak dan lain-lain. Umumnya etnis-etnis lain yang sudah lama menetap di Banjarmasin akan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Banjar karena sudah mengikuti adat istiadat, budaya dan bahasa Banjar, atau melakukan perkawinan dengan orang Banjar.
Komposisi Suku bangsa di kota Banjarmasin tahun 2010 antara lain:
Nomor | Suku Bangsa | Jumlah | Persentase |
---|---|---|---|
1 | Banjar | 495.764 | 79,26% |
2 | Jawa | 64.212 | 10,27% |
3 | Madura | 19.825 | 3,17% |
4 | Tionghoa | 9.732 | 1,56% |
5 | Dayak | 5.727 | 0,92% |
6 | Bugis | 3.742 | 0,60% |
7 | Sunda | 2.941 | 0,47% |
8 | Batak | 2.354 | 0,38% |
9 | Suku-suku lainnya | 30.916 | 3,37% |
Jumlah | 625.481 | 100% |
Agama
suntingIslam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 95.54% masyarakat Kota Banjarmasin. Agama Islam memberi pengaruh kuat pada kebudayaan masyarakat Banjar. Perkembangan Islam di tanah Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Islam memang telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalam kondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah selatan pulau Kalimantan. Agama lain yang dianut masyarakat Banjarmasin, yaitu Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Khonghucu yang kebanyakan dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.
Berikut penduduk Kota Banjarmasin menurut agama yang dianut:[3]
Nomor | Agama | Jumlah | Konsentrasi |
---|---|---|---|
1 | Islam | 597.556 | 95,54% |
2 | Kristen | 15.095 | 2,41% |
3 | Katolik | 6.484 | 1,04% |
4 | Buddha | 4.262 | 0,68% |
5 | Hindu | 437 | 0,07% |
6 | Khonghucu | 122 | 0,02% |
7 | Lainnya | 1.525 | 0.24% |
Total | 625.481 | 100,00% |
Berikut jumlah tempat ibadah di Kota Banjarmasin tahun 2015:
No | Agama | Tempat Ibadah | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Islam | Masjid | 200 |
Musala | 813 | ||
Jumlah | 1.013 | ||
2 | Kristen Protestan | Gereja Protestan | 31 |
Jumlah | 31 | ||
3 | Kristen Katolik | Gereja Katolik | 10 |
Jumlah | 10 | ||
4 | Hindu | Pura | 1 |
Jumlah | 1 | ||
4 | Buddha | Vihara | 8 |
Jumlah | 8 | ||
Pemerintahan
suntingDaftar Wali Kota
suntingBerikut adalah Daftar Wali Kota Banjarmasin dari masa ke masa.
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Banjarmasin dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2014-2019[50] | 2019-2024 [51] | ||
PKB | 6 | 5 | |
Gerindra | 3 | 6 | |
PDI-P | 5 | 5 | |
Golkar | 8 | 6 | |
NasDem | 1 | 1 | |
PKS | 4 | 5 | |
PPP | 5 | 2 | |
PAN | 4 | 9 | |
Hanura | 3 | 0 | |
Demokrat | 5 | 5 | |
PBB | 1 | 1 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 11 | 10 |
Kecamatan
suntingKota Banjarmasin memiliki 5 kecamatan dan 52 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 647.003 jiwa dengan luas wilayah 72,00 km² dan sebaran penduduk 8.986 jiwa/km².[52][53]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Banjarmasin, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
63.71.03 | Banjarmasin Barat | 9 | |
63.71.01 | Banjarmasin Selatan | 12 | |
63.71.05 | Banjarmasin Tengah | 12 | |
63.71.02 | Banjarmasin Timur | 9 | |
63.71.04 | Banjarmasin Utara | 10 | |
TOTAL | 52 |
Daftar Penguasa Banjarmasin
suntingPenguasa Banjarmasin semula adalah patih (kepala desa), setelah menjadi Kesultanan adalah Sultan Banjar, setelah perpindahan ibu kota kerajaan ke Martapura, pelabuhan Banjarmasin di bawah otoritas Putera Mahkota atau adik Sultan Banjar, dan setelah dikuasai Belanda, Banjarmasin di bawah Residen Belanda.
Penguasa Kota Banjarmasin:[54]
- Patih Masih, kepala kampung Banjarmasih (Kuin Utara)
- Sultan Suriansyah, Sultan ke-1, berkedudukan di Kuin
- Sultan Rahmatullah, Sultan ke-2, berkedudukan di Kuin
- Sultan Hidayatullah, Sultan ke-3, berkedudukan di Kuin
- Sultan Mustain Billah, berkedudukan di Kuin
- Sultan Agung, berkedudukan di Sungai Pangeran
- Pangeran Abdullah bin Sultan Muhammadillah, Putra Mahkota
- Pangeran Dupa, Putra Mahkota[55]
- Jan van Suchtelen (1747-1752), residen Belanda di Tatas
- Bernard te Lintelo (1752-1757), residen Belanda di Tatas
- R. Ringholm (1757-1764), residen Belanda di Tatas
- Lodewijk Willem de Lile (1760-1764), residen Belanda di Tatas[56]
- Willem Adriaan Palm (1764-1777), residen Belanda di Tatas
- Piter Waalbek (1777-1784), residen Belanda di Tatas
- Barend van der Worm (1784-1787), residen Belanda di Tatas
- Alexander Hare (1812), Resident-Comissioner Inggris di Tatas[57][58]
- C. L. Hartmann[59]
- A. M. E. Ondaatje (1858), residen Belanda di Banjarmasin.[60]
- I.N. Nieuwen Huyzen (1860), residen Belanda di Tatas
- C.C. Tromp. (mulai 11 November 1870).[61]
- Ronggo 1876: Pangeran Toemenggoeng Tanoe Karsa
- Ronggo 6 Agustus 1876-24 Maret 1893: Raden Toemenggoeng Soeria Kasoema
- C.A. Kroesen (1898), residen Belanda di Tatas
- Ronggo 24 Maret 1893-1906: Kiahi Mas Djaja Samoedra
- C.J. Van Kempen (1924), residen Belanda di Tatas. Mulai tahun 1919 Banjarmasin memiliki Burgemester (Wali kota)
- J. De Haan (1924-1929), residen Belanda di Tatas
- R. Koppenel (1929-1931), residen Belanda di Tatas
- W.G. Morggeustrom (1933-1937), residen Belanda di Tatas
Pendidikan
suntingSekolah Menengah Atas Negeri
sunting- SMA Negeri 1 Banjarmasin
- SMA Negeri 2 Banjarmasin
- SMA Negeri 3 Banjarmasin
- SMA Negeri 4 Banjarmasin
- SMA Negeri 5 Banjarmasin
- SMA Negeri 6 Banjarmasin
- SMA Negeri 7 Banjarmasin
- SMA Negeri 8 Banjarmasin
- SMA Negeri 9 Banjarmasin
- SMA Negeri 10 Banjarmasin
- SMA Negeri 11 Banjarmasin
- SMA Negeri 12 Banjarmasin
- SMA Negeri 13 Banjamasin
- SMA Bur Anwar Banjarmasin
- SMA Don Bosco Banjarmasin
- SMA Idhata Banjarmasin
- SMA Islam Sabilal Muhtadin
- SMA Kartika VI-3 Banjarmasin
- SMA KORPRI Banjarmasin
- SMA Kristen Banjarmasin
- SMA Kristen Kanaan Banjarmasin
- SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin
- SMA Muhammadiyah 2 Banjarmasin
- SMA PGRI 1 Banjarmasin
- SMA PGRI 2 Banjarmasin
- SMA PGRI 3 Banjarmasin
- SMA PGRI 4 Banjarmasin
- SMA PGRI 6 Banjarmasin
- SMA PGRI 7 Banjarmasin
- SMALB YPLB Pejambuan Banjarmasin
- SMALB- B/C DHARMA WANITA BANJARMASIN TIMUR
Sekolah Menengah Kejuruan
- SMK YPT Banjarmasin
- SMK NU Banjarmasin
- SMK Bina Banua Banjarmasin
- SMK Farmasi Mandiri
- SMK Muhammadiyah 1 Banjarmasin
- SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin
- SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin
- SMK Syuhada Banjarmasin
- SMK Unggulan Husada Banjarmasin
- SMF ISFI Banjarmasin
- SMK Negeri 1 Banjarmasin
- SMK Negeri 2 Banjarmasin
- SMK Negeri 3 Banjarmasin
- SMK Negeri 4 Banjarmasin
- SMK Negeri 5 Banjarmasin
Madrasah Aliyah
sunting- Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Banjarmasin
- Madrasah Aliyah Negeri 2 (Model) Kota Banjarmasin[62][63]
- Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Banjarmasin
- MAS Al-Istiqomah
- MAS Irtiqaiyah
- MAS Muhammadiyah
- MAS Siti Mariam
- MAS SMIP 1946
Perguruan Tinggi
suntingPerguruan Tinggi yang ada di Kota Banjarmasin antara lain:
- Akademik Bidan (Akbid) Bunga Kalimantan
- Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari
- Universitas Achmad Yani (UVAYA)
- Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA)
- Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
- Politeknik Negeri Banjarmasin (POLIBAN)
- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Jami Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Banjarmasin)
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)[64]
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS)
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam (STIH SA)
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Suaka Insan
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Banjarmasin
- Politeknik Hasnur
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) Banjarmasin
- (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) STIE Panca setia Banjarmasin
Kesehatan
suntingPers & Media
suntingRadio
sunting- RRI Banjarmasin [65]
- Radio Jaringan Nirwana Group Banjarmasin [66]
- Radio Abdi Persada[67]
- Radio Smart FM[68]
- i-Radio Banjarmasin 90,10 FM[69]
- Radio Al-Jihad FM 105,10
- Radio Gema FM 105,90
- Radio DBS FM 101,90
- Radio SKY (Swara Kayutangi) 89,30 FM
- Radio Music Channel 96,00 FM
- Radio Khana 98,40 FM
- Radio Sangkakala 92,10 FM
- Radio Sabilal Muhtadin 88,50 FM
- Radio Nusantara Antik 102,70 FM
- Radio Madinatussalam 90,90 FM
- RRI Pro 4 87,70 FM
- RRI Pro 3 92,50 FM
- RRI Pro 2 95,20 FM
- RRI Pro 1 97,60 FM
- Kumala 96,80 FM
- SUN FM 103,50
- Kanal FM 105,50
- Pelangi FM 94,40
- MNC Trijaya 104,30 FM
- Nirwana 99,20 FM
- Rafada UIN 107,70 FM
- Gol Radio 106,70 FM
Surat Kabar Harian
sunting- Banjarmasin Post
- Radar Banjarmasin
- Barito Post
- Mata Banua
- Kalimantan Post
- Metro Banjar
- Media Kalimantan
Televisi
suntingTabloid Lokal
sunting- Tabloid URBANA
- Serambi UMMAH
Pariwisata
suntingObjek Wisata
suntingKota Banjarmasin memiliki berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner, maupun wisata pendidikan.[70][71][72]
- Festival Budaya Pasar Terapung[73]
- Masjid Sultan Suriansyah (1526) terletak di tepi Sungai Kuin.
- Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin
- Komplek Makam Sultan Suriansyah
- Komplek Makam Pangeran Antasari
- Museum Wasaka
- Kubah Surgi Mufti
- Kubah Habib Basirih
- Pasar Terapung Muara Kuin di muara Sungai Kuin, salah satu anak Sungai Barito.
- Taman Agro Wisata PKK Banjar Bungas
- Patung Bekantan
- Menara Pandang[74]
- Kawasan Industri Kayu Rakyat di Kelurahan Alalak Selatan dan Tengah.
- Taman Siring Sungai Martapura yang terletak di tengah kota Banjarmasin, berseberangan dengan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Sosial Budaya
suntingLagu Daerah
sunting- Ampar-Ampar Pisang
- Paris Barantai
- Kampung Batuah
- Talambat Badatang
- Pangeran Suriansyah
- Banua Banjar
- Pambatangan
- Anak Pipit
- Uma-Abah
- Ampat-Lima
- Baras Kuning
- Galuh Banjar
Tokoh kelahiran Banjarmasin
sunting- Lihat selengkapnya di Kategori:Tokoh dari Banjarmasin
Lain-lain
suntingSumber
suntingCatatan
sunting- ^ Secara de facto, sedangkan secara de jure merupakan bagian dari Indonesia sejak tanggal 19 Agustus 1945 sebagai bagian dari Provinsi Borneo menurut Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Referensi
sunting- ^ a b "Kota Banjarmasin Dalam Angka 2022". BPS Kota Banjarmasin. hlm. 7,. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-07. Diakses tanggal 7 Maret 2022. Teks "formatpdf" akan diabaikan (bantuan)
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-12-31. Diakses tanggal 16 Maret 2024.
- ^ a b "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Banjarmasin". sp2010.bps.go.id. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 7 Maret 2022.
- ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2022-2023". www.bps.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2023.
- ^ SNI 7657:2010 Singkatan nama kota[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 29 Juli 2021.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-09. Diakses tanggal 2021-07-01.
- ^ "Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah". Sejarah Daerah Kalimantan Selatan. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977. hlm. 33. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2021-07-02.
- ^ (Belanda) Anton Abraham Cense, De kroniek van Bandjarmasin, C.A. Mees, 1928
- ^ a b Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- ^ (Inggris) (2007)"British possessions in Indonesia, 1810-1817". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-12. Diakses tanggal 11 August 2011.
- ^ (Inggris) (1836)Evangelical magazine and missionary chronicle. 14. s.n. hlm. 578. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-06-06.
- ^ (Inggris) Ooi, Keat Gin (2004). Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ... 3. ABC-CLIO. hlm. 211. ISBN 9781576077702. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-04-23.ISBN 1-57607-770-5
- ^ "Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-05. Diakses tanggal 2011-07-25.
- ^ "Historical dictionary of Indonesia Oleh R. B. Cribb,Audrey Kahin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-04.
- ^ (Inggris) (2007)"Representative councils in the Netherlands Indies, 1937". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-12. Diakses tanggal 11 August 2011.
- ^ "Japanese conquest of the Netherlands Indies, 1941-1942". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-12. Diakses tanggal 2011-07-25.
- ^ "Japanese administrative divisions in the Indonesian archipelago". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-12. Diakses tanggal 2011-07-25.
- ^ "Allied re-occupation, August 1945-March 1946". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-12. Diakses tanggal 2011-07-25.
- ^ (Inggris) Johnston, Mark (2000). Fighting the enemy: Australian soldiers and their adversaries in World War II. Cambridge University Press. ISBN 0521782228. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-25.ISBN 978-0-521-78222-7
- ^ (Indonesia) Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia. Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 34. ISBN 1858-2117 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-25. - ^ (Indonesia) Abdul Gafar Pringgodigdo, Hassan Shadily (ed.). Ensiklopedi umum. Kanisius. hlm. 588. ISBN 9794135224.ISBN 978-979-413-522-8
- ^ (Indonesia) The Idea of Indonesia. Penerbit Serambi. ISBN 9790241054. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-25.ISBN 978-979-024-105-3
- ^ (Indonesia) Hoesein, Rushdy (2010). Terobosan Sukarno dalam perundingan Linggarjati. Penerbit Buku Kompas. ISBN 9797094898. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-25.ISBN 978-979-709-489-8
- ^ Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin. "Masa Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 12 april 2011.
- ^ "Situs Resmi Pemko Banjarmasin - Profil Kota Banjarmasin: Sumber Daya Alam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-18. Diakses tanggal 2010-08-19.
- ^ "Perkembangan dan pembangunan RTH Kota" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2009-10-07. Diakses tanggal 2010-09-01.
- ^ Berita Anak Indonesia - Selamat Ulang Tahun, Banjarmasin![pranala nonaktif permanen].Diakses 1 September 2010
- ^ "Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 82 & 147. Diakses tanggal 2 Oktober 2024.
- ^ "Banjarmasin, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "Climate of Banjarmasin, Indonesia". WeatherAtlas. Diakses tanggal 2 November 2020.
- ^ "Banjarmasin diarahkan jadi kota berbasis sungai". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-01. Diakses tanggal 2013-02-20.
- ^ Barito Post edisi 15 Maret 2008
- ^ "Menyelamatkan Sungai, Bukan Cuma Pasar Terapung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-10. Diakses tanggal 2011-07-10.
- ^ "Banjarmasin Kesulitan Kelola Sungai". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2011-07-10.
- ^ "BPS - Banjarmasin Dalam Angka: Keadaan Geografis Tabel 1.2.1. – Nama dan Panjang Sungai di Kota Banjarmasin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-24. Diakses tanggal 2011-04-09.
- ^ Peta Kota Banjarmasin - Terbitan PT. Karya Pembina Swajaya Surabaya
- ^ BPS, Banjarmasin Dalam Angka 2016.
- ^ laporan Radermacher: kota Tatas (di barat) 2.000 jiwa; Kuin (di utara) 100 jiwa; Kampung Kelayan (di timur) 200 jiwa
- ^ (Inggris) Houtsma, M. Th (1993). First Encyclopaedia of Islam 1913-1936:. E.J.Brill,s,BRILL. hlm. 647. ISBN 9004097961. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2014-04-13. ISBN 978-90-04-09796-4
- ^ Hasil Sensus Penduduk 1930
- ^ a b "Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities". City Population. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-13. Diakses tanggal 2010-04-28.
- ^ Hasil Sensus Penduduk BPS 2000
- ^ "World Gazetteer". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2011-06-02.
- ^ Hasil Sensus Penduduk BPS 2010
- ^ Hasil Sensus Penduduk BPS 2020
- ^ "Pasar Terapung Siring Piere Tendean Kota Banjarmasin Diperkirakan Buka Setelah Lebaran". Banjarmasinpost.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-21. Diakses tanggal 2023-05-21.
- ^ "Jumlah Tempat Peribadatan 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2014-12-28.
- ^ Komposisi DPRD Kota Banjarmasin[pranala nonaktif permanen] - situs resmi Pemkot Banjarmasin, diakses 20 Juli 2015.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Banjarmasin 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 2011-07-04.
- ^ (Inggris) Verhandelingen. Deel 1,2, 3e druk; 3,4, 2e druk; 5-. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-30.1814
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-04-18. Diakses tanggal 2014-04-18.
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 1. Lands Drukkery. hlm. 192. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2014-05-11.
- ^ (Indonesia) Anwar, Rosihan (2004). Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia. 2. Penerbit Buku Kompas. hlm. 137. ISBN 979-709-141-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-07-30.ISBN 978-979-709-141-5
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 8. Lands Drukkery. hlm. 680. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2014-05-10.
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1858). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2016-08-21.
- ^ (Belanda) Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. 1871. hlm. 195. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2014-04-17.
- ^ "Beranda Website". MAN 2 Kota Banjarmasin. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-26. Diakses tanggal 2021-08-26.
- ^ "Masuk • Instagram MAN 2 Kota Banjarmasin". Instagram MAN 2 Kota Bjm. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 2021-08-26.
- ^ [ https://web.archive.org/web/20130902083435/http://stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
- ^ "LPP RRI Banjarmasin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-01. Diakses tanggal 2010-08-24.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-21. Diakses tanggal 2021-05-10.
- ^ "Situs Resmi Radio Abdi Persada". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-12. Diakses tanggal 2011-06-19.
- ^ "Situs Resmi Radio SmartFM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-26. Diakses tanggal 2011-04-23.
- ^ * j-Radio Banjarmasin 91,70 FM
- ^ "Kuliner Ramadan di Tepi Sungai Martapura". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-29. Diakses tanggal 2013-02-20.
- ^ "Pasar Wadai, Surga Makanan Tradisional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-29. Diakses tanggal 2013-02-20.
- ^ "Wisata Air "Kota Seribu Sungai" Kian Menggeliat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-29. Diakses tanggal 2013-02-20.
- ^ "Berkeliling di Kota Seribu Sungai, Banjarmasin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-01. Diakses tanggal 2013-02-20.
- ^ "Tak Jauh dari Patung Bekantan Banjarmasin, Ada Replika Rumah Banjar dan Monumen Jukung". Banjarmasinpost.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-21. Diakses tanggal 2023-05-21.
Pustaka
sunting- (Indonesia) Agus Sachari, Budaya visual Indonesia: membaca makna perkembangan gaya visual karya desain di Indonesia abad ke-20, Erlangga, 2007, ISBN 979-781-949-3, 9789797819491
- (Indonesia) Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin
- (Indonesia) Penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan Banjarmasin
- (Indonesia) Demand Analysis of Parking Space at Comercial Building in Banjarmasin
- http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/kalsel/banjarmasin.pdf
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs resmi
- (Inggris) Situs resmi Diarsipkan 2009-01-29 di Wayback Machine.
- (Inggris) Peta Banjarmasin 1889
- (Indonesia) KOTA BANJARMASIN
- http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php/component/content/article/2285
- (Indonesia) portal banjarmasin Diarsipkan 2010-05-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) Banjarmasin Diarsipkan 2019-01-17 di Wayback Machine.
- (Indonesia) WATERFRONT CITY, BANJARMASIN Sebuah Upaya Inovatif Pengembalian Citra Kota Diarsipkan 2018-12-04 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Banjarmasin Kota Metropolitan Sinergis Dengan Kota Lainnya Diarsipkan 2010-11-02 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Aidan Sinaga (Walikotapradja Banjarmasin 1950-1958)
- (Indonesia) Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine.
- (Indonesia) INDONESIA – Imam Sulawesi Diangkat Paus Menjadi Uskup Di Kalimantan. Diarsipkan 2012-01-14 di Wayback Machine.
- (Indonesia) BKPRN Bahas Substansi RTRW Kota Banjarmasin.
- (Indonesia) Perencanaan Lanskap Riparian Sungai Martapura untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Alami Kota Banjarmasin.
- (Indonesia) Banjarmasin Pusat Penanganan Bencana Regional Kalimantan. [pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Banjarmasin Wilayah Transmisi Lokal Baru Penyebaran Covid-19.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Banjarmasin |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |