Sulawesi Barat

provinsi di Pulau Sulawesi, Indonesia
(Dialihkan dari Provinsi Sulawesi Barat)

Sulawesi Barat (disingkat Sulbar, Lontara: ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨅᨑ) adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian barat pulau Sulawesi, Indonesia. Daerah ini pernah menjadi bagian dari provinsi Sulawesi Selatan hingga pemekaran provinsi pada 2004. Ibu kota provinsi Sulawesi Barat adalah Mamuju.[5] Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Sulawesi Barat sebanyak 1.460.753 orang.[2][6]

Sulawesi Barat
Transkripsi bahasa Mandar
 • Aksara Lontaraᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨅᨑ
Rumah adat Mamasa
Pelabuhan Mamuju
Tradisi Mangngaro
Tari Tondok
Bendera Sulawesi Barat
Motto: 
Mellete diatonganan
(Mandar) Meniti pada kebenaran
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 26 Tahun 2004
Hari jadi22 September 2004[1]
Ibu kotaMamuju
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 6
  • Kota: -
  • Kecamatan: 69
  • Kelurahan: 71
  • Desa: 576
Pemerintahan
 • GubernurBahtiar Baharuddin (Pj.)
 • Wakil Gubernurlowong
 • Sekretaris DaerahMuhammad Idris
 • Ketua DPRDSiti Suraidah Suhardi
Luas
 • Total16.787,18 km2 (6,481,57 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
 • Total1.460.753
 • Kepadatan87/km2 (230/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 83,91% Islam
  • 1,31% Hindu
  • 0,03% Buddha
  • 0,40% Kepercayaan[2]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 69,80 (2023)
sedang[3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
913xx-915xx
Kode area telepon
Daftar
  • 0422 — Majene
  • 0424 — Pasangkayu
  • 0426 — Mamuju — Mamuju Tengah
  • 0428 — Polewali — Mamasa
Kode ISO 3166ID-SR
Pelat kendaraanDC
Kode Kemendagri76 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS76 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.082.940.636.000,00- (2020)[4]
Lagu daerah
  • "Sayang Sayang Mandar"
  • "Oh Mamuju"
  • "Tenggang - Tenggang Lopi"
  • "Lita Pembolongan"
  • "Pulo Karampuang"
  • "Pasurungai Salili"
  • "Sulbar Malaqbi"
Rumah adat
Senjata tradisional
Flora resmiCempaka hutan kasar
Fauna resmiMandar dengkur
Situs webwww.sulbarprov.go.id

Pembentukan provinsi Sulawesi Barat merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 yang disahkan dalam rapat Paripurna antara Pemerintah dan DPR RI, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2004.[7] Sulawesi Barat memiliki daratan dengan luas 16.594,75 km2[5] dan lautan dengan luas 20.342 km2 serta pesisir pantai sepanjang 677 km. Jumlah kecamatan di Sulawesi barat sebanyak 69 dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 649.[8]

Sejarah

sunting

Penyatuan kerajaan di Tanah Mandar

sunting

Sebelum datangnya Belanda, suku Mandar di Sulawesi Barat terdiri dari berbagai kerajaan. Pada Abad ke-16, Raja Tomepayung dari Kerajaan Balanipa memprakarsai penyatuan kerajaan-kerajaan tersebut menjadi konfederasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban bersama dengan mengontrol perdagangan di pesisir barat Sulawesi. Kerajaan Balanipa, Kerajaan Binuang, Sendana, Tapalang, Banggae, Pamboang, dan Mamuju, bersatu membentuk persekutuan Pitu Babana Binanga (tujuh kerajaan pesisir) melalui Assitalliang Tammajarra atau Perjanjian Tammajarra. Balanipa berstatus sebagai ayah atau ketua, Sendana sebagai ibu atau wakil ketua dan kerajaan lain sebagai anak atau anggota. Kerajaan Mandar pesisir melakukan perluasan ke utara yang merupakan wilayah Suku Kaili.[9][10]

 
Putri bangsawan di Mandar

Tidak hanya di pesisir, kerajaan-kerajaan di pedalaman juga membentuk persekutuan Pitu Ulunna Salu (tujuh kerajaan hulu) yang terdiri dari Tabulahan, Rantebulahan, Aralle, Mambi, Matangnga, Tabang, dan Bambang. Kedua persekutuan tersebut sering terlibat konflik seperti Perang Lahakang, Sungkiq, dan Damadamaq. Sehingga Raja Tomepayung dari Balanipa sebagai perwakilan Pitu Babana Binanga bertemu dengan Raja Londong Dahata dari Rantebulahan sebagai perwakilan Pitu Ulunna Salu membuat perjanjian allamungan batu di Luyo Balanipa untuk menyatukan wilayah Mandar baik di pesisir maupun di pedalaman. Mandar menjadi kerajaan maritim yang kuat dan disegani.[9][10]

Masa Kolonial

sunting
 
Rumah panggung Mandar di tahun 1930-an

Kerajaan di Mandar pesisir merupakan sekutu dari kerajaan besar lain yaitu Gowa (Makassar), terutama dalam konfliknya melawan Bone dan Belanda. Salah satunya adalah penyerangan Pulau Buton yang menampung Raja Bone di tahun 1667. Armada Mandar dan Gowa disambut oleh pasukan Buton dan Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman sehingga Gowa mengalami kekalahan dan pasukannya ditawan. Gowa terus mengalami kekalahan sehingga jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667 melalui Perjanjian Bungaya. Pasukan gabungan Belanda dan Bone kemudian menyerang Mandar hingga mereka mengakui kekuasaan Belanda pada tahun 1674. Namun Belanda tidak benar-benar menguasai Mandar sampai tahun 1905. Tahun 1909, Belanda mulai menata administrasi di wilayah Mandar dengan mendirikan Afdeling Mandar yang mencakup Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babanga Binanga dengan ibu kota di Majene. Afdeling tersebut berada di bawah Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden (Kegubernuran Sulawesi dan dependensinya) yang berkedudukan di Makassar. Tahun 1916, Afdeling Mandar kembali ditata sehingga mencakup empat onderafdeling yang terdiri dari Mamuju, Polewali, Mamasa, dan Majene. Afdeling Mandar menjadi cikal bakal Provinsi Sulawesi Barat dan keempat onderafdeling sebagai kabupaten di dalam provinsi tersebut.[9]

Pembentukan provinsi Sulawesi Barat

sunting

Setelah merdeka, di wilayah ini dibentuk merupakan bagian dari Kabupaten Mandar terdiri tiga kecamatan yaitu Mamuju, Majene, Polewali Mamasa. Ketiga daerah kabupaten ini masih termasuk wilayah Provinsi Sulawesi. Pembentukan Provinsi Sulawesi bagian Barat telah diperjuangkan sejak tahun 1962. Pada masa itu di pulau Sulawesi terdapat 3 Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Provinsi Sulawesi Utara. Namun, pada tahun 1963 usulan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat tidak disetujui oleh pemerintah pusat karena beberapa alasan. Sebagai gantinya, pemerintah memekarkan Sulawesi bagian selatan menjadi Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat kembali menemukan momentumnya pada tahun 1999 pasca-reformasi. Terbentuknya beberapa provinsi baru di Indonesia seperti Provinsi Banten, Provinsi Bangka Belitung, dan Provinsi Gorontalo menjadi api penyulut perjuangan semesta rakyat untuk membentuk provinsi Sulawesi Barat. Perjuangan panjang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat akhirnya terwujud melalui UU No. 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru pada tanggal 5 Oktober 2004.[11]

Selain pemekaran provinsi, wilayah ini juga mengalami pemekaran kabupaten. Tahun 2002, Polewali Mamasa dipecah menjadi Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa. Kabupaten Mamuju dimekarkan menjadi Mamuju Utara di tahun 2003 dan Mamuju Tengah di tahun 2012. Tahun 2017, Mamuju Utara mengubah namanya menjadi Kabupaten Pasangkayu sehingga sama dengan nama ibukotanya.[12]

Geografi

sunting
 
Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Barat

Letak Sulawesi Barat di Pulau Sulawesi dengan garis lintang 00045'59''–03034'00'' Lintang Selatan dan 118048'59''–119055'06'' Bujur Timur.

Provinsi ini perbatasan wilayah Sulawesi Barat yaitu Sulawesi Tengah di bagian utara, Sulawesi Selatan di bagian Timur dan Selatan dan Selat Makassar di bagian Barat.

Pemerintahan

sunting

Gubernur

sunting

Dewan Perwakilan

sunting


Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Barat dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019 2019–2024
PKB   1   2
Gerindra   6   4
PDI-P   4   6
Golkar   9   8
NasDem (baru) 2   6
PKS   2   0
PPP   2   1
PAN   5   2
Hanura   3   4
Demokrat   10   9
PKPI (termasuk PKP)   1   0
Perindo (baru) 3
Jumlah Anggota   45   45
Jumlah Partai   11   10


Kabupaten

sunting
No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[13] Jumlah penduduk (2020)[13] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Majene Banggae Andi Achmad Syukri Tammalele 900,92 181.360 8 20/62
 
 
2 Kabupaten Mamasa Mamasa Muhammad Zain (Pj.) 3.015,95 170.354 17 13/168
 
 
3 Kabupaten Mamuju Mamuju Sitti Sutinah Suhardi 4.942,25 292.395 11 15/88
 
 
4 Kabupaten Mamuju Tengah Tobadak Aras Tammauni 2.758,34 142.455 5 -/54
 
 
5 Kabupaten Pasangkayu Pasangkayu Yaumil Ambo Djiwa 2.903,18 199.142 12 4/59
 
 
6 Kabupaten Polewali Mandar Polewali Ilham Borahima (Pj.) 2.074,12 495.371 16 23/144
 
 


Kecamatan, Desa, dan Kelurahan

sunting

Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari 6 kabupaten, 69 kecamatan, 74 kelurahan dan 576 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 1.536.115 jiwa dengan total luas wilayah 16.787,18 km².[14][15]

No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah
(km2)
Penduduk
(jiwa)
2017
Kecamatan Kelurahan Desa
1 76.02 Kab. Mamuju Mamuju 4.999,69 297.096 11 13 88
2 76.01 Kab. Pasangkayu Pasangkayu 3.043,75 208.325 12 4 59
3 76.04 Kab. Polewali Mandar Polewali 1.775,65 517.677 16 23 144
4 76.03 Kab. Mamasa Mamasa 3.005,88 203.599 17 13 168
5 76.05 Kab. Majene Banggae 947,84 166.505 8 20 62
6 76.06 Kab. Mamuju Tengah Tobadak 3.014,37 142.913 5 - 54
TOTAL 16.787,18 1.536.115 69 73 575

Ekonomi

sunting

Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkih. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.

Demografi

sunting

Pada semester 1 tahun 2024, penduduk Sulawesi Barat berjumlah 1.460.753 jiwa dengan kepadatan 86 jiwa/km.

Bahasa

sunting

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Barat adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 10 bahasa daerah di Sulawesi Barat.[16] Kesepuluh bahasa tersebut adalah: (1) Baras, (2) Benggaulu, (3) Budong-Budong, (4) Kone-Konee, (5) Mamasa, (6) Mamuju, (7) Mandar, (8) Pannei, (9) Pattinjo, dan (10) Kalumpang.[17]

 
Pakaian Adat Sulawesi Barat (Mandar)

Suku bangsa

sunting
 
Prangko Lambang Sulawesi Barat

Masyarakat Sulawesi Barat merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Sulawesi Barat dan juga pendatang. Penduduk asli provinsi Sulawesi Barat termasuk suku Mandar, Mamasa, Pattae dan Kalumpang.[18] Suku Mandar tersebar di semua wilayah kabupaten di Sulawesi Barat, kemudian suku Toraja Mamasa kebanyakan berada di kabupaten Mamasa. Sementara suku Makki berada di kecamatan Kalumpang dan Bonehau. Suku Pattae berada di Kabupaten Polewali Mandar, dan suku lainnya, tersebar di wilayah kabupaten, termasuk suku pendatang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010 dengan jumlah penduduk 1.157.565 jiwa, penduduk asli Sulawesi merupakan etnis terbanyak yakni sebanyak 896.597 jiwa (77,46%). Adapun rincian yakni suku Mandar sebanyak 565.762 jiwa (45,42%), kemudian Mamasa 126.299 jiwa (10,91%), Mamuju 93.958 jiwa (8,12%), Pattae 30.260 jiwa (2,61%) dan Kalumpang 18.005 jiwa (1,56%), kelima suku ini adalah asli Sulawesi Barat. Selebihnya adalah suku Kaili sebanyak 50.724 jiwa (4,38%), Toraja 22.728 jiwa (1,96%) dan suku lain Sulawesi 28.861 jiwa (2,49%).[18]

Kemudian etnis lainnya adalah Bugis sebanyak 169.911 jiwa (14,49%), kemudian Jawa sebanyak 56.955 jiwa (4,92%). Selain itu ada juga suku, Bali 14.657 jiwa (1,27%), Sasak 6.111 jiwa (0,53%), asal Nusa Tenggara Timur 5.106 jiwa (0,44%) dan suku lainnya 0,71% .[18][19]

Data Kementerian Dalam Negeri pada semester 1 2024 mencatat bahwa mayoritas penduduk Sulawesi Barat menganut agama Islam. Sementara agama Kekristenan, mayoritas di Kabupaten Mamasa, dan beberapa kecamatan di Kabupaten Mamuju. Dari data tersebut, penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 83,91%, kemudian Kekristenan sebanyak 14,38%. Kemudian penduduk yang beragama Hindu sebanyak 1,31%, agama Buddha sebanyak 0,03%. Sebanyak 0,40% penduduk Sulawesi Barat menganut agama kepercayaan, yang sebagian besar berada di Kabupaten Mamasa.[2]

Berikut adalah rincian penduduk Sulawesi Barat menurut agama yang dianut menurut kabupaten:[2]

Agama Menurut Kabupaten di Sulawesi Barat (2024)
Kabupaten/Kota Islam Protestan Katolik Hindu Buddha Kepercayaan
Majene 99,86% 0,09% 0,04% 0,00% 0,01% 0,00%
Mamasa 17,24% 74,98% 3,11% 1,39% 0,00% 3,28%
Mamuju 85,39% 12,90% 0,71% 0,96% 0,03% 0,01%
Mamuju Tengah 84,43% 9,09% 2,32% 4,03% 0,12% 0,01%
Pasangkayu 86,42% 7,06% 2,05% 4,43% 0,01% 0,02%
Polewali Mandar 98,51% 1,14% 0,31% 0,02% 0,02% 0,00%
Sulawesi Barat 83,91% 13,29% 1,09% 1,31% 0,03% 0,40%

Pendidikan

sunting

Provinsi ini memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta,[20] antara lain:

Negeri dan Kedinasan

sunting

Swasta

sunting

Kesehatan

sunting

Rumah Sakit

sunting
No. Kode RS Nama Rumah Sakit Jenis RS Kelas RS Pemilik Total Ranjang
1 7604027 RS Bhayangkara Tk. IV Polda Sulbar RSU C POLRI 47
2 7602046 RS Bhakti Kasih RSU D Perusahaan 64
3 7602045 RS Ibu dan Anak Mifta RSIA C Perorangan 64
4 7604026 RS Umum Daerah Kabupaten Mamuju Tengah RSU D Pemkab 65
5 7604024 RS Umum Mitra Mankarra RSU C Swasta 99
6 7603024 RS Umum Daerah Kondosapata Kabupaten Mamasa RSU D Pemkab 76
7 7604023 RS Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat RSU C Pemprov 117
8 7605013 RS Umum Daerah Pasangkayu RSU C Pemkab 54
9 7603022 RS Banua Mamase RSU Belum ditetapkan Organisasi Sosial 44
10 7604012 RS Umum Daerah Kabupaten Mamuju RSU C Pemkab 126
11 7602044 RS Umum Daerah Hajjah Andi Depu RSU C Pemkab 291
12 7601011 RS Umum Daerah Kabupaten Majene RSU C Pemkab 129
13 7604028 RS Ibu dan Anak Mutiara Ibu RSIA C Swasta 32
14 7602048 RS Umum Daerah Wonomulyo RSU D Pemkab 59
15 RS Tk. III Punggawa Malolo RSU Belum ditetapkan TNI AD

Budaya

sunting

Tarian Tradisional

sunting
  • Tari Pattu'du
  • Tari Bulu Londong
  • Tari Toerang Batu

Lagu Daerah

sunting
  • Tenggang-Tenggang Lopi
  • Pasurungai Salili
  • Sulbar Malaqbiq
  • Kondo Sapata

Alat Musik

sunting
  • Calong
  • Rebana Mandar
  • Kecapi Mandar

Makanan & Minuman Khas Daerah

sunting
  • Jepa
  • Golla Kambu/Baye'
  • Pupuq
  • Bau Peapi
  • Paso'
  • Tetu
  • Kue Cucur
  • Sara'ba
  • Ule-Ule Tarreang
  • Wai Dolong
  • Loka Anjoroi
  • Bikang (Serabi Mandar)

Lihat Pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Sulawesi Barat, Provinsi ke-33". 
  2. ^ a b c d e "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Agustus 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023". www.bps.go.id. hlm. 8. Diakses tanggal 7 Desember 2023. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 23 Januari 2021. 
  5. ^ a b "Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2024" (pdf). www.sulbar.bps.go.id. 2024-02-28. hlm. 68. 
  6. ^ "Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023". BPS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-19. Diakses tanggal 19 Juli 2022. 
  7. ^ "Provinsi Sulawesi Barat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-28. Diakses tanggal 22 Maret 2022. 
  8. ^ Sosilawati, dkk. (2017). Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR. hlm. 20. ISBN 978-602-61190-3-2. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-05-11. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  9. ^ a b c Hamid, Abd. Rahman (2018). "DARI PAKU SAMPAI SUREMANA: SEJARAH BATAS SELATAN DAN UTARA MANDAR". Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. 4 (1). doi:10.36869/pjhpish.v4i1.66. ISSN 2502-4345. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  10. ^ a b Amir, Muhammad (2018). "Assitalliang Tammajarra di Mandar Abad Ke-16". Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. 3 (2). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  11. ^ Munawwarah, Ahmad (2022-09-16). "Sejarah Sulawesi Barat, dari Pembentukan hingga Para Gubernur Pernah Menjabat". sulbar.tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  12. ^ PP No. 61 Tahun 2017 tentang Perubahan Nama Kabupaten Mamuju Utara Menjadi Kabupaten Pasangkayu di Provinsi Sulawesi Barat.
  13. ^ a b "Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2024". www.sulbar.bps.go.id. 2024-02-28. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ "Penyebaran Bahasa di Indonesia". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-11. Diakses tanggal 25 Mei 2020. 
  17. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Barat". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-06. Diakses tanggal 25 Mei 2020. 
  18. ^ a b c Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, dan Agus Pramono (2015). Demography of Indonesia’s Ethnicity. Institute of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia. hlm. 66. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-24. Diakses tanggal 10 September 2021. 
  19. ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 10 September 2021. 
  20. ^ "Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id/. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  21. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-12. Diakses tanggal 2023-07-25. 

Pranala luar

sunting

2°27′S 119°21′E / 2.450°S 119.350°E / -2.450; 119.350