Quality Managementy (11-12) Revisi
Quality Managementy (11-12) Revisi
Quality Managementy (11-12) Revisi
PERTEMUAN 11-12
Management
understanding and attitude
Problem handling
Cost qualities
(as percentage of sales)
Quality improvement
actions
Summary of
Company quality posture
COST OF QUALITY (BIAYA MUTU)
• BESARNYA BIAYA DAN DIMANA BIAYA ITU TERJADI TIDAK DIKETAHUI OLEH
KEBANYAKAN BISNIS. HANYA 40% PERUSAHAAN YG PERNAH MENGUMPULKAN
DATA INI
• PENGHEMATAN BIAYA MUTU AKAN MEMP DAMPAK PENTING DAN POSITIF THD
HASIL BARIS BAWAH
External Failure
Internal Failure
Prevention
Appraisal
Quality Improvement
TUJUAN QIP
P = BIAYA PENCEGAHAN
A = BIAYA PENILAIAN
B P
F = BIAYA KEGAGALAN
I
A NAC= BIAYA DASAR KEGIATAN
A
NORMAL
Y
A
P
F
A
F
NAC
NAC
3 TAHUN WAKTU
THE STRATEGY FOR ANALYZING
QUALITY COSTS
USE ZERO DEFECT PROGRAM TO ELIMINATE FAILURE COSTS
REVIEW THE QUALITY STANDARDS FOR THEIR UTILITY
USE “CAUSE AND EFFECT” ANALYSIS TO REVEAL FAILURES AND CAUSES FOR IT
ELIMINATE THROUGH EFFECTIVE CORRECTIVE ACTIONS
PROGRAM MANAJEMEN MUTU
TQM
KAIZEN TQC
QA
QC
PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN MUTU
KAIZEN
falsafah maupun strategi manajemen dalam mengelola perusahaan:
3 PILAR TQM
• KEPUASAN KONSUMEN
• SUMBER DAYA MANUSIA:
– Keterlibatan semua orang di dalam organisasi adalah vital
untuk keberhasilan program
• METODA PERBAIKAN:
– Menggunakan metoda saintifik tapi mudah dipahami dan
dipergunakan
MANFAAT TQM
Harga yg
Memperbaiki Lebih tinggi
P Posisi
E persaingan
R
B Meningkatkan
A Pangsa pasar
I
K
A
N Meningkatkan
penghasilan
M
U
T Meningkatkan
U Keluaran yg Mengurangi Meningkatkan
Bebas dari Biaya operasi laba
kerusakan
Langkah – langkah TQM
1. Komitmen CEO/Pimpinan
2. Diklat untuk Top Management
3. Membentuk Steering Committee
4. Menetapkan visi, misi dan prinsip-prinsip
5. Buat diagram alir proses-proses di perusahaan
6. Fokus pada konsumen eksternal dan lakukan survey
7. Anggap karyawan sebagai pelanggan internal
8. Buat program pelatihan mutu untuk karyawan
9. Bentuk Tim Perbaikan Mutu
10. Implementasi proses perbaikan
11. Gunakan alat – alat TQM
Seven Concepts of TQM
Continuous improvement
Six Sigma
Employee empowerment
Benchmarking
Just-in-time (JIT)
Taguchi concepts
Knowledge of TQM tools
Continuous Improvement
1. Plan
4. Act Identify the
Implement the improvement and make
plan a plan
3. Check 2. Do
Is the plan Test the
working? plan
Figure 6.3
QC vs Quality Assurance
• Inspection is a QC process involving sensors and inspectors
checking for defects. Who are the inspectors?
– Inspection doesn't stop poor products being made.
– Quality cannot be inspected in, it must be planned, designed and
manufactured that way.
– Sampling e.g. inspect/test some chocolates from a batch.
– Inspection may be at the end of an assembly line
– In a bank an inspector may infiltrate as a customer to vet how staff
are handling clients.
• Quality ownership - all operators are inspectors of own
quality.
QUALITY ASSURANCE:
(JAMINAN MUTU)
Prosedur Standard
PRODUK YANG
MASUKAN PROSES KONSISTEN
6
Six Sigma
1. Define critical outputs
and identify gaps for DMAIC Approach
improvement
2. Measure the work and
collect process data
3. Analyze the data
4. Improve the process
5. Control the new process to
make sure new performance is
maintained
1. DEFINE
Tahapan DMAIC yang pertama dalam Six Sigma adalah DEFINE yaitu tahapan untuk
mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya,
manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
• Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :
• Function Deployment Process Map
• SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
• Pareto Chart
• FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
• Affinity Diagram
• Relation Diagram
• Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. MEASURE
Techniques
Build communication networks
that include employees
Develop open, supportive supervisors
Move responsibility to employees
Build a high-morale organization
Create formal team structures
Quality Circles
Group of employees who meet
regularly to solve problems
Trained in planning, problem
solving, and statistical methods
Often led by a facilitator
Very effective when done properly
APAKAH GKM ITU ?
GKM adalah kelompok – kelompok kecil karyawan
(4 – 8 orang) yang melakukan kegiatan
pengendalian dan peningkatan mutu secara
teratur, sukarela dan berkesinambungan dalam
bidang–bidang pekerjaannya dengan menerapkan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi JIT, diantaranya
sebagai berikut :
• Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan
biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
• Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal
kerja yang rendah.
• Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang
ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
• Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam
permintaan.
• Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier
(Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang
Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)
• Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero
Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang
mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi
dan produk jadi yang sangat minimum.
• Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun
ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan
manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok
akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.
• Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
• Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi
permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi
yang lebih.
Pengertian Kanban dan 6 Aturan Utamanya
Pengertian Kanban
• Kanban merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang artinya adalah Papan Visual
yang pada awalnya dikembangkan sebagai metode untuk memberikan sinyal pada
persediaan bahan-bahan produksi di sistem Inventory Just in Time (Sistem
Persediaan yang Tepat Waktu).
• Kanban berasal dari dua kata bahasa Jepang yaitu “Kan” [ 看 ] yang artinya adalah
“Melihat” atau “Visual” sedangkan kata “Ban” [ 板 ] jika diterjemahkan langsung ke
bahasa Indonesia menjadi “Papan” atau “Kartu”. Jadi istilah Kanban dapat
diterjemahkan menjadi “Papan Visual” atau “Kartu Visual”.
• Kanban pada dasarnya adalah suatu metode manajemen untuk memvisualisasikan
komunikasi dan pengendalian serangkaian aliran aktivitas di produksi sehingga
memungkinkan semua orang untuk melihat aliran aktivitas tersebut dan
menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan.
Langkah-langkah Penerapan Metode Kanban
• Terdapat tiga langkah penting dalam menerapkan Metode
Kanban, Ketiga langkah penting tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Visualisasi Alur Kerja
Visualisasi tersebut dapat menggunakan cara yang paling
sederhana yaitu dengan menempelkan kertas Post it ataupun
Kartu Informasi yang ditempelkan di Papan ataupun dengan
menggunakan Software khusus untuk Kanban.
2. Membatasi WIP (Work In-Progress)
Menetapkan dengan tegas batas pekerjaan/tugas ataupun jumlah unit produk yang
masih dalam proses (Work In-Progress). Pekerjaan atau tugas yang telah disusun
dalam Alur Kerja harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan
sehingga pekerjaan yang tertunda ataupun “masih dalam proses pengerjaan” dapat
dikendalikan seminimal mungkin.
3. Mengukur Lead Time yang diperlukan
Lead Time adalah siklus waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit
produk (atau suatu pekerjaan/tugas) dari awal hingga menjadi produk jadi (selesai).
Pada Kanban ini, diperlukan pengukuran dan penentuan Lead Time untuk
mengoptimasikan proses pekerjaan sehingga dapat diprediksi seakurat mungkin dan
waktu yang diperlukan pun sesingkat mungkin.
Enam Aturan Utama dalam Menerapkan Kanban
Terdapat enam aturan utama yang wajib diikuti dalam menerapkan Kanban :
• Hanya mengambil barang yang dibutuhkan saja sesuai dengan ketentuan Kanban
(Take only what is needed)
• Hanya memproduksi jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan sesuai dengan
ketentuan Kanban (Produce the exact Quantity required)
• Tidak ada Item yang dipindahkan atau digunakan tanpa Kanban
• Tidak boleh mengirimkan produk yang cacat ataupun jumlah yang tidak sesuai ke
proses selanjutnya (Never pass on defective products)
• Kanban harus diterapkan secara konsisten pada semua Item.
• Jumlah Kanban dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan aktivitas
produksi itu sendiri.
Contoh Kanban
Berikut ini adalah contoh Kanban :
4. Kanbans
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-46 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Sequence
Quality
Plan
Production
Process
Production
House
Process
4
Components
Specific
Components House
Specific
Characteristics 3
Design House
Characteristics
2
Design
Requirements
House
Customer
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-47 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Example
Customer Customer
Requirements Importance
Target Values
JHigh relationship K Medium relationship m Low Relationship
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-49 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Example
Customer Customer
Requirements Importance
Target Values
JHigh relationship K Medium relationship m Low Relationship
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-49 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Example
Customer Customer
Requirements Importance
Target Values
JHigh relationship K Medium relationship m Low Relationship
Transparency Masters to accompany Operations Management, 5E (Heizer © 1998 by Prentice Hall, Inc.
& Render) 4-49 A Simon & Schuster Company
Upper Saddle River, N.J. 07458
House of Quality Example
• Kerusakan komponen
• Salah pemasangan komponen
• Salah pengukuran
• Pemasangan komponen yang terbalik
• Pengukuran atau hasil pengukuran yang berbeda-beda
• Noise
• Kelebihan komponen
• Kotor
• Dan lain sebagainya.
Tujuan dari penerapan metode Poka Yoke adalah untuk :
• Deskripsikan kerusakan atau potensi kerusakan yang akan diselesaikan. Buatkan Ratio atau
persentase kerusakan yang terjadi.
• Identifikasikan Proses mana yang terjadi kerusakan tersebut.
• Tuliskan secara jelas dan rinci langkah kerja pada proses yang akan di analisis.
• Perhatikan dengan seksama proses tersebut, apakah ada perbedaan dengan apa yang telah
dirinci.
• Identifikasikan langkah kerja ataupun kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan / kesalahan
kerja seperti lingkungan, alat pengukuran dan peralatan kerja. Pergunakanlah metode
penyelesaian masalah 5 WHY (5 mengapa) untuk mendapatkan akar faktor penyebabnya.
• Identifikasikan peralatan POKA YOKE yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
• Lakukan Evaluasi ulang setelah penerapan peralatan POKA YOKE.
Contoh-contoh Penerapan Poka Yoke
X
Copyright 2006 John Wiley & Sons, Inc. 3-91
Cause-and-Effect Diagram
Measurement Human Machines
Faulty
testing equipment Poor supervision Out of adjustment
Quality
Inaccurate Problem
temperature
control Defective from vendor Poor process design
Ineffective quality
Not to specifications management
Dust and Dirt Material- Deficiencies
handling problems in product design
10
20
30
40
50
60
70
0
Po
or
W D es
ro ign
(64)
ng
di
m
en
s io
De ns
fe
(13)
cti
ve
pa
rts
M
ac
(10)
hi
ne
ca
l ib
Op ra
tio
e ns
(6)
ra
to
fe
c tiv
em
at
Su er
Copyright 2006 John Wiley & Sons, Inc.
r ial
s
(2)
fa
c ea
br
as
io
Pareto Chart
ns
(2)
3-93
Flow Chart
Start/ Finish
Operation Operation Decision Operation
Operation Operation
20
15
10
0
1 2 6 13 10 16 19 17 12 16 2017 13 5 6 2 1
10%
Coach’s target value
Game number
Figure 6.8
Terima Kasih !