Admojo & Ari (2016)
Admojo & Ari (2016)
Admojo & Ari (2016)
Abstract Abstrak
25
Admojo dan Indrianto
26
Pencegahan Browning Fase Inisiasi Kalus Pada Kultur Midrib Daun Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) PB 330
tunas pada usia sekitar 5-8 hari setelah asam askorbat atau arang aktif+sukrosa
flush. Daun yang diambil adalah yang telah maupun tanpa perlakuan perendaman
berwarna hijau segar (tidak lagi berwarna setiap 7 hari sebanyak 2 kali pindah tanam
coklat seperti fase awal flush) dan sehat. dalam media yang sama. Asam askorbat dan
Bibit klon karet PB 330 diperoleh dari Balai arang aktif diperoleh dari Merck Jerman.
Penelitian Getas, Salatiga, Jawa Tengah. Matriks kombinasi perlakuan disajikan
dalam Tabel 1.
2. Penyiapan eksplan
4. Kondisi kultur dan media tanam
Daun yang telah diambil sebagai
sumber eksplan selanjutnya disiapkan di Kultur selanjutnya ditempatkan pada
Laboratorium. Pra sterilisasi dilakukan dua kondisi yaitu ruang gelap dan terang.
dengan pencucian daun dalam detergen cair Ruang terang dengan menempatkan kultur
di bawah air mengalir. Setelah bersih, daun di bawah penyinaran lampu TL 1000 lux,
dipotong sekitar 3-5 cm dan diletakkan di suhu 25oC dan kelembaban 60-70%. Media
dalam erlenmeyer kemudian disterilisasi di tanam menggunakan media MS (Murashige
dalam Laminar Air Flow. Daun disterilisasi & Skoog) dengan penambahan auksin 2,4-D
dengan merendam dalam alkohol 70%, 5 ppm (2,4-Diclorophenoxy acetic acid). pH
digojog 2-3 menit, kemudian dibilas dengan medium sekitar 5,7-5,8 sebelum diautoklaf
akuades steril 2 kali. Selanjutnya daun pada suhu 121oC pada tekanan 1 atm.
direndam dalam Clorox 2,25%, dikocok Auksin diperoleh dari Merck Jerman.
selama 2-3 menit dan dibilas dengan
akuades steril 3 kali. Sebelum ditanam, 5. Rancangan percobaan dan pengamatan
daun dipotong di bagian tepi (hingga tersisa
bagian midrib atau pertulangannya Percobaan disusun dengan
daunnya) sepanjang 1 x 1,5 cm. Rancangan Faktorial dengan 10 botol
sebagai ulangan, tiap botol ditanam
3. Perlakuan pencegahan browning sebanyak 2 eksplan. Pengamatan dilakukan
terhadap waktu mulai terjadinya browning,
Pada perlakuan perendaman eksplan, jumlah eksplan yang mengalami browning,
eksplan direndam dalam asam askorbat 100 intensitas browning dan waktu terjadinya
mg/L steril dan arang aktif 2 g/L+sukrosa 8 lebih dari 50% total eksplan mengalami
g/L steril dan digoyang perlahan selama 30 browning yang diamati hingga 35 HST (hari
menit, setelah itu langsung ditanam dalam setelah tanam). Intensitas browning diukur
media. Larutan asam askorbat disterilkan berdasarkan kategori dalam Tabel 2.
dengan milipore filter 0,2 µ dan larutan Perlakuan subkultur berulang diamati
sukrosa+arang aktif di dalam autoklaf setelah subkultur pertama atau 7 HST. Data
sebelum digunakan. Setelah eksplan intensitas browning dianalisis dengan
ditanam dalam media, selanjutnya analisis ragam dari Rancangan Faktorial dan
diinkubasi pada kondisi gelap dan di bawah uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test
penyinaran. Perlakuan subkultur berulang (DMRT) untuk data yang berbeda nyata pada
dengan memindah tanam eksplan baik taraf nyata 5% menggunakan software SAS
eksplan dengan perlakuan perendaman 9.1.
27
Admojo dan Indrianto
Skoring Keterangan
No.
Scoring Remarks
1. 0-0,24 0 - <1/4 bagian eksplan mengalami browning
2. 0,25-0,49 1/4 - <1/2 bagian eksplan mengalami browning
3. 0,50-0,74 1/2 - <3/4 bagian eksplan mengalami browning
4. 0,75-0,99 3/4 - <1 bagian eksplan mengalami browning
5. 1,00 Seluruh bagian eksplan mengalami browning
28
Pencegahan Browning Fase Inisiasi Kalus Pada Kultur Midrib Daun Klon Karet (hevea Brasiliensis Muell. Arg) PB 330
40 waktu awal
Waktu awal browning
35 browning
Early time of browning
30 Waktu >50% browning
Waktu (HST)
Time (DAC)
Perlakuan
Treatments
Keterangan (Remarks) : HST:Hari Setelah Tanam (DAC:Day After Culture), KT:Kontrol Terang (Control of Light
treatment), KG:Kontrol Gelap (Control of Dark treatment), AA-T:Asam Askorbat-Terang (Ascorbic Acid-
Light treatment), AA-G:Asam Askorbat-Gelap (Ascorbic Acid-Dark treatment), SA-T:Sukrosa+Arang
aktif-Terang (Sucrose+Activated charcoal-light treatment), SA-G:Sukrosa+Arang aktif-Gelap
(Sucrose+Activated charcoal-dark treatment), SK-T:Subkultur berulang-Terang (Repeated subculture-
Light condition), SK-G:Subkultur berulang-Gelap (Repeated subculture-Dark condition), SK-AA-
G:Subkultur berulang-Asam Askorbat-Gelap (Repeated subculture-Ascorbic acid-Dark condition), SK-
SA-G:Subkultur berulang-Sukrosa+Arang aktif-Gelap (Repeated subculture-Sucrose+Activated
charcoal-Dark condition).
Gambar 1. Perbedaan antar perlakuan pada waktu awal browning dan waktu >50% eksplan
mengalami browning
Figure 1. Differences among treatments on early time of browning and time of >50% explants
browning
29
Admojo dan Indrianto
120
a a a
100 b Intensitas browning
Browning intensity
b b b
Jumlah eksplan browning
80 b
Persentase
Percentage
60
40
c
c
20
Perlakuan
Treatment
Keterangan (Remarks) : HST:Hari Setelah Tanam (DAC:Day After Culture), KT:Kontrol Terang (Control of Light
treatment), KG:Kontrol Gelap (Control of Dark treatment), AA-T:Asam Askorbat-Terang (Ascorbic Acid-
Light treatment), AA-G:Asam Askorbat-Gelap (Ascorbic Acid-Dark treatment), SA-T:Sukrosa+Arang
aktif-Terang (Sucrose+Activated charcoal-light treatment), SA-G:Sukrosa+Arang aktif-Gelap
(Sucrose+Activated charcoal-dark treatment), SK-T:Subkultur berulang-Terang (Repeated subculture-
Light condition), SK-G:Subkultur berulang-Gelap (Repeated subculture-Dark condition), SK-AA-
G:Subkultur berulang-Asam Askorbat-Gelap (Repeated subculture-Ascorbic acid-Dark condition), SK-
SA-G:Subkultur berulang-Sukrosa+Arang aktif-Gelap (Repeated subculture-Sucrose+Activated
charcoal-Dark condition). Data yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5%
(data followed by the same letter are not significantly different at P=0,05).
Gambar 2. Perbedaan intensitas browning dan jumlah eksplan yang mengalami browning
diantara seluruh perlakuan.
Figure 2. Differences among treatments on browning intensity and number of browning
explants
30
Pencegahan Browning Fase Inisiasi Kalus Pada Kultur Midrib Daun Klon Karet (hevea Brasiliensis Muell. Arg) PB 330
peroxides:
RO-
31
Admojo dan Indrianto
32
Pencegahan Browning Fase Inisiasi Kalus Pada Kultur Midrib Daun Klon Karet (hevea Brasiliensis Muell. Arg) PB 330
33
Admojo dan Indrianto
Jartoodeh, S. V., Davarynejad, Gh. H., Ndakidemi, C. F., Mneney, E., & Ndakidemi,
Tehranifar, A., Kaveh, H., & Bisheh, H. P. A. (2014). Effects of ascorbic acid in
A. (2013). Reducing browning problem controlling lethal browning in in vitro
in micropropagation of three pear culture of Brahylaena huillensis using
cultivars; Sebri, Shekari and Natanz. nodal segments. American Journal of
Curr. Opin. Agric. 2(1), 25–27. Diakses Plant Sciences, 5(1), 187-191. doi:
tanggal 6 Juni 2016 dari 10.4236/ajps.2014.51024
https://www.researchgate.net/public
ation/259530975 Pankaj, K., Pandey, S. K., & Roy, K. A. (2014).
Ascorbic and citric acids in
John, K. S., Bhat, S. G., & Prasada Rao, U. J. combination resolve the problems
S. (2003). Biochemical encountered in micro-propagation of
characterization of sap (latex) of a few litchi from shoot tips. Journal of Cell
indian mango varieties. and Tissue Research, 14(1), 4159-
Phytochemistry, 62(1), 13–19. doi: 4164. Diakses tanggal 6 Juni 2016 dari
10.1016/S0031-9422(02)00441-7 www.tcrjournals.com/tr_pastabstract
.php?vid=35
Landi, M., Fambrini, M., Basile, A., Salvini,
M., Guidi, L., & Pugliesi, C. (2015). Sakdapipanich, J. T., & Rojruthai, P. (2012)
Over expression of L-galactono-1,4- Molecular structure of natural rubber
lactone dehydrogenase (L-GalLDH) and its characteristics based on recent
gene correlates with increased evidence. In R. Sammour.
ascorbate concentration and reduced Biotechnology, molecular studies and
browning in leaves of Lactuca sativa L. novel applications for improved quality
after cutting. Plant Cell, Tissue and of human life. (p.213-238). Rijeka
Organ Culture (PCTOC), 123, 109-120. Croatia: Intech.
doi:10.1007/s11240-015-0819-y
Ru, Z., Lai, Y., Xu, C., & Li, L. (2013).
Mellidou, I., Buts, K., Hatoum, D., Ho, Q. T., Polyphenol oxidase (PPO) in early stage
Johnston, J. W., Watkins, C. B., of browning of Phalaenopsis leaf
Schaffer, R. J., Gapper, N. E., explants. Journal of Agricultural
Giovannoni, J. J., Rudell, D. R., S c i e n c e , 5 ( 9 ) . 5 7 - 6 4 .
Hertog, M. L. A. T. M., & Nicolai, B. M. doi:10.5539/jas.v5n9p57
(2014). Transcriptomic events
associated with internal browning of Veltman, R. H., & Peppelenbos, H. W. (2003).
apple during postharvest storage. BMC A proposed mechanism behind the
Plant Biology, 14, 328 (17p). development of internal browning in
doi:10.1186/s12870-014-0328-x pears (Pyrus Communis cv.
Conference). Acta Hort, 600, 247-255.
Morfeine, E. A. (2013). Effect of anti- doi: 10.17660/ActaHortic.
browning on initiation phase of Musa 2003.600.32
species grand naine in vitro. Journal of
Forest Products & Industries, 2(2), 45-
47. Diakses tanggal 7 Juni 2016 dari
researchpub.org/journal
/jfpi/number/vol2-no2/vol2-no2-
7.pdf
34