Toxicity Test and Allelopathy Test of Alang-Alang (Imperata Cylindrica) EXTRACT ON RICE SEED (Oryza Sativa)
Toxicity Test and Allelopathy Test of Alang-Alang (Imperata Cylindrica) EXTRACT ON RICE SEED (Oryza Sativa)
Toxicity Test and Allelopathy Test of Alang-Alang (Imperata Cylindrica) EXTRACT ON RICE SEED (Oryza Sativa)
ABSTRACT
This study aims to determine the toxicity and alelopathic properties of alang-alang (Imperata cylindrica) extract on
the germination of rice seed (Oryza sativa). Dried samples root of Imperata root from Kutai Lama was macerated
using ethanol and fractionation solvent using n-hexane and ethyl acetate solvent. The samples were determined for
phytochemical and toxicity tests using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method. The fraction showing the
lowest LC50 values was then tested for allelopathy and analyzed by GC-MS. The results of the phytochemical
screening test exhibited the presence of alkaloids, triterpenoids and phenols. Result of toxicity test with BSLT
(Brini Shrimp Lethality Test) method showed that ethanol fraction had highest toxicity on shrimp larvae with LC 50
value of 647.5364 ppm. Test of allelopathic compounds from alang-alang (Imperata cylindrica) extract conducted
on rice seed (Oryza sativa) has a significant effect on germination of rice seeds. Analysis of chemical compound
content in the ethanol fraction of alang-alang root resulted in two peak component of the compound in mass spectra
indicated from GC-MS result that is phenol and tetradecamethylcycloheptasiloxane.
Keywords: Alang-alang (Imperata cylindrica), Phytochemistry, Toxicity and Allelopathy Properties of Rice Seeds
55
Uji fenolik 2. Pertambahan tinggi tanaman (cm) diukur mulai
Ekstrak total, fraksi n-heksana dan etil asetat dari pangkal batang hingga ujung daun terpanjang.
akar tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
ditambahkan pelarut yang sesuai dan larutan besi Penentuan senyawa kimia
(III) klorida (FeCl3) 1% beberapa tetes. Uji positif Penentuan senyawa kimia menggunakan
fenolik memberikan warna hijau, merah, ungu, biru Spektrofotometri Massa- Kromatografi Gas (GC-MS)
atau hitam yang kuat [5]. untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat
pada sampel uji.
Uji toksisitas akut (metode Meyer)
Sebanyak 2 buah plat mikro standar disiapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing untuk plat uji dan plat kontrol. Ke
dalam baris I dan II masing-masing 3 kolom Tabel 1. Berat ekstrak fraksi n-heksana, etil asetat
dimasukkan 100 µL sampel 1000 ppm pada plat uji dan etanol air akar tanaman alang-alang
dan 100 µL larutan kontrol pada plat kontrol. Larutan (Imperata cylindrica)
baris I pada plat uji diencerkan dengan 100 µL air Jenis Ekstrak
Berat
Rendemen (%)
laut dan diaduk. Kemudian dipipet kembali 100 µL (gram)
Ekstrak fraksi
larutan baris II dan dimasukkan ke dalam baris III. n-heksana
- -
Larutan baris III diencerkan kembali dengan 100 µL Ekstrak fraksi
24,5635 36,9093
air laut sambil diaduk dan dimasukkan ke dalam baris etil asetat
selanjutnya. Seterusnya dilakukan hal yang sama Ekstrak fraksi
39,8236 59,5951
sampai baris terakhir sehingga diperoleh konsentrasi etanol-air
larutan pada masing-masing baris plat uji sebagai
berikut: baris I = 1000 ppm, baris II = 500 ppm, baris Tabel 2. Kandungan senyawa metabolit sekunder
III = 250 ppm, baris IV = 125 ppm, baris V = 62,5 ekstrak total dan fraksi akar tanaman alang-
ppm, baris VI = 31,2 ppm, baris VII = 15,6 ppm dan alang (Imperata cylindrica)
Jenis ekstrak
baris VIII = 7,8 ppm.
Jenis Ekstrak Ekstrak Ekatrak
Selanjutnya ke dalam larutan sampel pada plat Senyawa
Ekstrak
fraksi n- fraksi etil fraksi
uji dan larutan kontrol pada plat kontrol ditambahkan total
heksana asetat etanol-air
100 µL air laut yang mengandung 8–15 larva udang Alkaloid + - - +
dan dibiarkan selama 24 jam. Jumlah larva udang Triterpenoid + - + +
yang mati dan hidup pada setiap baris plat uji Steroid - - - -
dihitung setelah 24 jam dan nilai LC50 ditentukan Saponin - - - -
dengan uji probit menggunakan SAS (Statistical Fenolik + - + +
Analisis System). Flavonoid - - - -
Keterangan: + Ada, - tidak ada
Uji senyawa alelopati terhadap biji padi
Tabel 3. Nilai LC50 ekstrak total dan fraksi akar
Dimasukkan 3 biji padi ke dalam cawan petri
tanaman alang-alang (Imperata cylindrica)
yang akan diberi perlakuan, yaitu: Jenis Ekstrak LC50 (ppm)
K0 : konsentrasi 0% Ekstrak total 1284,8396
K1 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 25% Ekstrak fraksi n-heksana -
K2 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 50% Ekstrak fraksi etil asetat 907,0786
K3 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 75% Ekstrak fraksi etanol 647,5364
K4 : konsentrasi ekstrak akar alang-alang 100%
B1 : jenis biji padi A Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada
B2 : jenis biji padi B konsentrasi tersebut, ekstrak sampel akar alang-alang
B3 : jenis biji padi C mampu membunuh larva udang sampai 50%
populasi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
Pengamatan uji alelopati ekstrak fraksi etanol memiliki bioaktivitas paling
Pengamatan dilakukan setiap hari selama 10 tinggi terhadap larva udang yang ditunjukkan dengan
hari berturut-turut setelah masa semai yang meliputi: nilai LC50 paling kecil yaitu 647,5364 ppm dimana
1. Persentase hidup (persen) dihitung mulai hari ke-1 nilai ini menunjukkan bahwa pada fraksi etanol
sampai hari ke-10 pengamatan. Persentase hidup mampu membunuh larva udang hingga 50%
menggunakan rumus (1). populasi. Semakin kecil nilai LC50 (Lethal
Concentration 50%) dari suatu sampel maka semakin
(1) tinggi toksisitasnya.
56 56
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 54-60
Pada ekstrak total nilai LC50 diperoleh sebesar Hambatan perkecambahan juga dapat
1284,8396 ppm dan pada ekstrak fraksi etil asetat disebabkan oleh gangguan proses mitosis pada
diperoleh nilai sebesar 907,0786 ppm yang berarti lembaga (embrio) [13] senyawa fenol dan derivatnya
bioaktivitas dari ekstrak total dan ekstrak fraksi etil seperti kumarin, asam kumarat dan asam benzoat
asetat lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak akan mempengaruhi beberapa proses penting seperti
fraksi etanol. Hal ini dimungkinkan karena pembelahan sel, penyerapan mineral, keseimbangan
kurangnya kerja sama yang sinergis antara metabolit air, respirasi, fotosintesis, sintesis protein, klorofil
sekunder yang terkandung didalamnya. dan fitohormon. Mekanisme gangguan mitosis oleh
Walaupun toksisitas ekstrak fraksi etil asetat senyawa fenol disebabkan karena fenol berdifusi atau
kurang dari toksisitas ekstrak fraksi etanol, namun meresap kedalam kulit atau cangkang biji padi
berdasarkan studi yang dilakukan [9] senyawa kimia kemudian merusak benang-benang spindle (benang
dikatakan berpotensi aktif apabila mempunyai nilai protein yang membentuk tabung tubulus yang
LC50 kurang dari 1000 ppm. Dengan demikian dapat muncul menghubungkan steroid yang satu dengan
dikatakan ekstrak fraksi etil asetat berpotensi aktif yang lain) pada bakal tunas padi saat metafase [14].
karena nilai LC50 yang dihasilkan kurang dari 1000
ppm.
57
Gambar 3. Spektrum massa analisa GC dari ekstrak
Gambar 2. Pertambahan tinggi tanaman akar alang-alang (Imperata cylindrica)
fraksi etanol
Dari grafik pertambahan tinggi tanaman
(gambar 2) terlihat pada konsentrasi 25%, 50%, 75% Gambar 3 merupakan spektrum massa
dan 100% ekstrak akar alang-alang biji padi tidak senyawa fraksi etanol yang dianalisa menggunakan
memiliki pertambahan tinggi tanaman. Hal ini GC-MS untuk menentukan komposisi, berat molekul
disebabkan oleh tidak adanya perkecambahan dan struktur dari fraksi etanol yang merupakan
sehingga tidak terjadi pertambahan tinggi tanaman senyawa organik yang cukup volatil. Terdapat dua
pada konsentrasi tersebut yang menandakan esktrak senyawa didalam ekstrak fraksi etanol ini yaitu fenol
alang-alang ini bersifat toksik pada jenis padi yang dan tetradecamethylcycloheptasiloxane.
ada.
Gambar 4 merupakan spektrum massa rumus molekul C6H6O dan presentase 42,83%.
senyawa fenol dengan waktu retensi (R. Time) Fragmentasi senyawa fenol disajikan pada gambar 5.
sebesar 7,045 min, memiliki berat molekul 94 dengan
OH O H O
H
H
H CO +
H
H
m/z 66
58 58
Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 54-60
59
[12] Putman, A.R dan S.C. Tang. 1986. The Science [14] Wattimena, G.A. 1987. Zat Pengatur Tumbuh.
of Allelopathy. Canada: John Wiley and Sons, Bogor: PAU Bioteknologi IPB.
Inc. [15] Ismaini, L. 2015. Pengaruh Tumbuhan Invasif
[13] Einhelig, F.A. 1995. Allelopathy: Current (Climedia hirta) terhadap Germinasi Biji
Status And Futuregoals. In: Inderjit, Dakhsini Tumbuhan Asli (Impatiens platypetala). Jurnal
KKM, Einhelig FA (Eds). Allelopathy, Volume 1 No.4 Halaman 834-837. Cianjur:
Organism, Processes And Applications. LIPI.
American Chemical Society: Wangsongton
DC.
60 60