161
ti terus-menerus umumnya muncul dalam bentuk perulangan sebahagian, sedangkan bentuk perulangan yang berarti jamak kerja dapat muncul dalam bentuk perulangan penuh. Untuk ini dapat dilihat kembali contoh-contoh pada kalimat (36), (37) dan (38).
4.1.3 Perulangan yang Berarti Resiprokatif
Bentuk perulangan ini pada umumnya menyatakan bahwa ada dua pihak atau tebih yang terlihat dalam perbuatan itu yang mengandung arti saling. Misalnya,
Contoh:
79. Paja-paja tu tinju-maninju.
'anak-anak itu tinju-meninju'
'Anak-anak itu tinju-meninju.'
80. Urang basilek tu sipak-manyipak.
'orang bersilat itu sepak-menyepak'
'Orang bersilat itu sepak-menyepak.'
Namun, pola perulangan yang sama tidak selalu mempunyai arti yang sama.
Contoh:
81. Kami baraja jaik-manjaik.
'kami belajar jahit-menjahit'
'Kami belajar jahit-menjahit.'
Subjek kalimat (81) itu jamak, yaitu kata kami dan arti kalimat itu tidak menunjukkan perbuatan yang mengandung makna saling, yaitu saling jahit-menjahit. Perbuatan itu dapat dilakukan oleh orang seorang jadi tidak resiprokatif.
Biasanya perulangan yang resiprokatif merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh makhluk bernyawa, manusia dan hewan. Namun, untuk pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia, tetapi tidak dapat dilakukan oleh hewan atau sebaliknya, bentuk perulangan resiprokatif ini tidak mungkin terjadi. Jadi, tidak mungkin terdapat keadaan seperti berikut.
Contoh:
82. Si Ali jo ayam tu tinju-maninju atau cotok-mancotok.
'si Ali dengan ayam itu tinju-meninju atau cotok-mencotok'
'Si Ali dengan ayam itu tinju-meninju atau cotok-mencotok.'