Lompat ke isi

Sallekhana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sallekhana atau Santhara juga dikenal dengan nama lain seperti Samnyas-marana, Samadhi-marana[1] merupakan suatu ritual khusus yang mana seseorang akan berpuasa tanpa makan dan minum hingga kematian menjemputnya. Ritual ini merupakan bagian dari kepercayaan penganut Agama Jain (Jainisme)-salah satu agama tertua yang kini berkembang di India, total penganut ajaran jainisme adalah sebanyak 4,5 juta jiwa dari 1,2 miliar penduduk India.[2] Bagi para penganut ajaran jainisme, Sallekhana adalah simbol penyerahan diri menuju puncak ketenangan dan ketentraman apabila hendak meninggalkan keterikatannya terhadap hal-hal duniawi, termasuk meninggalkan keluarga, kerabat dan sahabatnya, serta semua harta yang ia miliki. Melakukan ritual sallekhana harus dilandasi dengan niat spiritual, bukan niat untuk mengakhiri hidup dengan cepat ataupun ingin mengakhiri hidup dengan jalan kekerasan.[1]

Ritual ini mengharuskan pelakunya untuk mematuhi aturan-aturan selama pemenuhan sumpahnya. pada mulanya orang tersebut berpuasa seperti biasa dengan asupan makanan padat dan minuman dalam takaran yang sedikit, kemudian secara bertahap mereka akan mengurangi porsi makanan dan cukup dengan air minum saja-sampai mereka berhenti minum air. Kondisi normal perjalanan ritual ini adalah 30-35 hari, karena pada dasarnya kematian akan menghampiri secara alami. Selama menghabiskan masa-masa sulit tersebut mereka akan didengarkan dengan tulisan suci, meditasi, dan introspeksi diri hingga mereka benar-benar mati kelaparan.[3][4]

Terdapat pertentangan oleh sebagian para peneliti barat yang beranggapan bahwa Sallekhana merupakan ritual yang bermuatan tindakan kriminalisasi dan sangat melanggar hukum yang berlaku. Hal itu dikarenakan seseorang harus merelakan dirinya untuk melakukan bunuh diri secara bertahap dan perlahan. Pada umumnya bunuh diri dilakukan karena sifat depresi, kekecewaan dan penyesalan yang tak terhenti, atau seseorang yang sedang berada dalam keadaan frustasi sehingga melemahkan kekuatan mental yang memicu hasrat ingin melukai diri sendiri. Berlawanan dengan tujuan Sallekhana yang sebenarnya, seseorang yang telah mengambil sumpah dari ritual ini diawali dari pemurnian pikiran dengan melatih diri untuk tidak terpikat dengan hawa nafsu dan hanya bisa dilakukan atas izin dari guru spiritualnya. Sehingga pada proses pelaksanaan ritualnya seseorang tidak akan memiliki beban. Bagaimanpun juga akhir dari perjalanan ritual ini adalah memurnikan tubuh dan pikiran[5] karena berhasil membebaskan diri dari kesengsaraan dan hawa nafsu, serta menghadapi kematian secara sukarela.Tidak ada perasaan sakit atau kesedihan bagi orang-orang yang ditinggalkannya. Karena sebelum berikrar pada sumpah sallekhana ini, ia telah mengakhiri semua jenis ikatan sosial atas persetujuan bersama, tidak ada luka ataupun duka yang membekas bahkan banyak para penganut jainisme memberikan rasa hormat dan bangga kepada orang yang telah melakukan sallekhana, berbeda dengan niat untuk bunuh diri.[1]

Sumpah Sallekhana

[sunting | sunting sumber]

Selama menjalani ritual sallekhana, seseorang yang telah mengambil sumpahnya harus mematuhi aturan-aturan yang telah ia sepakati, yaitu :

  1. Tidak boleh mengharapkan kematian akan segera datang padanya sesaat kemudian,
  2. Mengharapkan kematiannya secara instan atau dengan cepat tanpa harus menunggu lama
  3. Menghibur diri untuk menghilangkan rasa takutnya terhadap kematian yang akan ia hadapi
  4. Mengenang kerabat dan teman-temannya pada saat kematian, dan
  5. Tidak mengharapkan imbalan /hadiah dari sumpah yang telah ia lakukan.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Mewada, Bhautik. "Sallekhana". Jainworld (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-15. 
  2. ^ "Fasting To The Death: Is It A Religious Rite Or Suicide?". NPR.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-15. 
  3. ^ "Santhara - The Jainist Ritual of Fasting to Death". www.odditycentral.com (dalam bahasa Inggris). 2014-12-16. Diakses tanggal 2020-01-15. 
  4. ^ Oct 13, M. T. Saju | TNN |; 2019; Ist, 8:59. "80-year-old farmer on santhara attains samadhi | Chennai News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-15. 
  5. ^ "Tandatangani Petisi". Change.org. Diakses tanggal 2020-01-15.