Kelapa kopyor
Kopyor adalah kelainan genetik pada buah kelapa. Ciri kelainan ini adalah "daging buah" yang empuk atau terlepas dari tempurungnya, jumlah air kelapa sedikit, dan aroma yang khas yang berbeda dari daging kelapa biasa.[1] Sifat ini merupakan hasil mutasi spontan di bagian mayang yang bersifat setempat (biasa dikenal dalam botani sebagai chimera). Perubahan sifat ini dapat terjadi pada saat setelah pembuahan atau bahkan sebelumnya. Buah kelapa kopyor dapat dikenali dengan menggoyang-goyangkan buah ke kiri dan ke kanan, dan akan terdengar bunyi seolah buah kelapa tersebut bukan terisi air tetapi terisi pasir.
Buah kopyor sangat disukai karena rasanya yang menyegarkan bila disajikan sebagai minuman. Kegunaan lainnya ada sebagai bahan kue, baik kue kering maupun kue basah. Nilai ekonomisnya juga sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan kelapa biasa, harga kelapa kopyor dapat mencapai empat sampai lima kalinya. Dengan teknik kultur jaringan orang dapat membuat kelapa yang mampu menghasilkan 70-90% buah kelapa kopyor.
Cerita rakyat
[sunting | sunting sumber]Di beberapa daerah di Jawa, masyarakat tidak memakan daging buah kelapa kopyor karena buah tersebut dianggap sisa makanan bulan. Menurut kepercayaan masyarakat tradisional, ketika terjadi gerhana bulan, bulan turun ke bumi dan makan buah kelapa. Sisa buah kelapa yang telah dimakan bulan itu menjadi kelapa kopyor. Untuk mencegah agar bulan tidak makan lebih banyak korban, orang memukul kentongan, beduk dan benda-benda lainnya dengan tujuan menakut-nakuti bulan agar segera meninggalkan bumi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sukendah, S.; Volkaert, Hugo; Sudarsono, S. (2009-12-04). "Isolation and Analysis of DNA Fragment of Genes Related to Kopyor Trait in Coconut Plant". Indonesian Journal of Biotechnology (dalam bahasa Inggris). 14 (2): 1169–1178. doi:10.22146/ijbiotech.7814. ISSN 2089-2241.