Kampilobakteriosis
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Kampilobakteriosis | |
---|---|
Ilustrasi tiga dimensi kumpulan bakteri Campylobacter. | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Penyakit menular |
Penyebab | Campylobacter sp. |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Diare (dapat disertai darah), demam, kram perut, mual, muntah[1] |
Komplikasi | Sindrom usus rengsa (irritable bowel syndrome), paralisis temporer, artritis[1] |
Awal muncul | 2–5 hari |
Tata laksana | |
Pencegahan | Menjaga keamanan pangan |
Pengobatan | Rehidrasi, antibiotika jika infeksi berat |
Kampilobakteriosis adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri dalam genus Campylobacter. Bakteri ini merupakan salah satu penyebab keracunan makanan yang paling sering ditemui.[2] Gejala yang timbul yaitu diare (sering kali berdarah), demam, kram perut, dan dapat disertai mual dan muntah. Gejala tersebut biasanya muncul 2–5 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh, dan berlangsung hingga satu pekan.[1] Infeksi Campylobacter umumnya menimbulkan penyakit ringan, tetapi dapat bersifat fatal pada anak berumur di bawah dua tahun, orang lanjut usia, dan individu dengan penurunan kekebalan tubuh.[3]
Selain manusia, bakteri Campylobacter juga banyak menyerang hewan seperti sapi, babi, domba, burung unta, unggas, hingga anjing dan kucing. Infeksi terjadi melalui makanan, melalui daging dan produknya yang kurang matang, susu segar atau susu dan air yang terkontaminasi bakteri.[3] Penyakit ini bersifat zoonotik. Pengobatan khusus biasanya tidak diperlukan dan hanya terapi suportif untuk rehidrasi dan mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Pemberian antibiotika diperlukan pada infeksi berat atau untuk mengeliminasi bakteri pada penderita asimtomatif.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Campylobacter (Campylobacteriosis): Symptoms". CDC. Diakses tanggal 21 Februari 2020.
- ^ "Campylobacter (Campylobacteriosis): Questions and Answers". CDC. Diakses tanggal 21 Februari 2020.
- ^ a b c "Campylobacter Key facts". WHO. 23 Januari 2018. Diakses tanggal 21 Februari 2020.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Organisasi Kesehatan Dunia (2013). The Global View of Campylobacteriosis: Report of an Expert Consultation. Utrecht: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Klasifikasi | |
---|---|
Sumber luar |