Lompat ke isi

Bandar Udara Internasional Hang Nadim

Koordinat: 01°07′15″N 104°07′07″E / 1.12083°N 104.11861°E / 1.12083; 104.11861
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bandara Hang Nadim)
Bandar Udara Internasional Hang Nadim

Hang Nadim International Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikKonsorsium dari Angkasa Pura I InJourney, Wijaya Karya, BP Batam, dan Incheon International Airport Corporation
PengelolaPT Bandara Internasional Batam
MelayaniPulau Batam
LokasiBatam, Kepulauan Riau, Indonesia
Maskapai penghubung
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl38 mdpl
Koordinat01°07′15″N 104°07′07″E / 1.12083°N 104.11861°E / 1.12083; 104.11861
Situs webhangnadim.bpbatam.go.id[pranala nonaktif permanen] bthairport.com
Peta
BTH/WIDD di Sumatra
BTH/WIDD
BTH/WIDD
Lokasi bandara di Kepulauan Riau , Indonesia
BTH/WIDD di Indonesia
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Indonesia)
BTH/WIDD di Asia Tenggara
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Asia Tenggara)
BTH/WIDD di Asia
BTH/WIDD
BTH/WIDD
BTH/WIDD (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
04/22 4,028 13,218 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang6,500,000(Kenaikan)
Kargo (ton)26,109 (Penurunan 24.3%)
Pergerakan pesawat62,896 (Kenaikan 16.5%)
Pangkalan Udara TNI AU Hang Nadim
Lambang Lanud
Dibentuk4 Juli 2019
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitPangkalan Udara Militer
Bagian dariKomando Operasi Udara I
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id
Aula Keberangkatan & Check-in bandara Hang Nadim

Bandar Udara Internasional Hang Nadim (bahasa Inggris: Hang Nadim International Airport) (IATA: BTHICAO: WIDD), adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di kelurahan Batu Besar, kecamatan Nongsa, kota Batam, provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini mendapatkan nama dari Laksamana Hang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara setelah Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung 18-pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777.

Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pulau-pulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyeberangan menggunakan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandar Udara Internasional Changi Singapura yang diletak dari Singapura karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang untuk menampung pesawat-pesawat jenis Airbus A380, Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777. Namun, bandara ini juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuhan Segitiga Sijori seperti: Bandar Udara Internasional Senai yang terletak di Johor Bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi yang terletak di Singapura.

Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah salah satu badan usaha milik Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Berjarak sekitar 22 kilometer dari pusat Kota Batam, Kepulauan Riau, Bandara Hang Nadim berada di jalur perdagangan segitiga emas antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan kota Batam dengan seluruh dunia, Bandara Hang Nadim beroperasi di area seluas 1.762 ha dengan luas terminal mencapai 30.000 m2. Dengan landasan pacu sepanjang 4.025 m dan lebar 45 m, menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai bandara dengan landasan terpanjang di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara.

Setiap harinya, Bandara Hang Nadim melayani rata-rata enam penerbangan. Kapasitas penumpang Bandara Hang Nadim ± 5 juta/tahun, dengan kapasitas saat jam puncak operasional mencapai ± 1.400 penumpang/hari.[1]

Bandar Udara (1 Januari 1984–31 Desember 1984)

[sunting | sunting sumber]

Bandar Udara Hang Nadim mulai beroperasi pada tanggal hari Minggu, 1 Januari 1984 ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 4.025-meter.

Bandar Udara Nasional (1 Januari 1985–31 Desember 1989)

[sunting | sunting sumber]

Setahun kemudian dibuka secara resmi pada tanggal hari Selasa, 1 Januari 1985 dengan melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung seperti Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya), Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan), Pekanbaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

Bandar Udara Internasional (1 Januari 1990–31 Desember 1994)

[sunting | sunting sumber]

Lima tahun kemudian penerbangan internasional dibuka secara resmi pada tanggal 1 Januari 1990 dengan melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan langsung ke Bandar Udara Internasional Senai, Johor Bahru, Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi di Singapura.

Dibuka Umum (1 Januari 1995–3 Juli 2019)

[sunting | sunting sumber]

Lima tahun kemudian upacara peresmian untuk umum dibuka oleh Soeharto selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 1 Januari 1995. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan batu prasasti sebagai tanda resmi dibukanya layanan penerbangan internasional dengan mengganti nama bandara menjadi "Bandar Udara Internasional Hang Nadim".

Pangkalan Udara Hang Nadim (4 Juli 2019–sekarang)

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 4 Juli 2019, Pangkalan Udara Militer tipe C yang dibawah kendali Komando Operasi Udara I didirikan untuk memperkuat dan mengamankan wilayah NKRI. Pangkalan udara ini berbagi landasan pacu untuk penerbangan militer dengan penerbangan sipil di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, setelah sebelumnya bandara ini hanya melayani penerbangan militer selama 35 tahun.

Maskapai Penerbangan dan Tujuan

[sunting | sunting sumber]

Pesawat Penumpang

[sunting | sunting sumber]
MaskapaiTujuan
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta
Batik Air Malaysia Kuala Lumpur–Internasional[2]
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Silangit, Surabaya
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta
Jeju Air Charter: Seoul–Incheon
Lion Air Balikpapan, Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya
NAM Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Natuna
Saudia Haji: Jeddah
Super Air Jet Banda Aceh, Bandar Lampung,[3] Bengkulu,[4] Jakarta–Soekarno–Hatta, Jambi, Lombok,[5] Padang, Pangkalpinang, Pekanbaru, Semarang, Silangit [6] Yogyakarta–Internasional
Susi Air Dabo, Pasir Pengaraian
Wings Air Letung, Natuna

Pesawat Kargo

[sunting | sunting sumber]
MaskapaiTujuan
Asialink Cargo Express Pekanbaru, Singapura
Republic Express Cargo Jakarta–Soekarno–Hatta, Pekanbaru

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Profil Bandara - About Us". Hang Nadim International Airport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-24. Diakses tanggal 24 Desember 2021. 
  2. ^ "Batik Air Malaysia Additional Routes Launch in Feb 2024". Aeroroutes. 22 December 2023. Diakses tanggal 22 December 2023. 
  3. ^ "Super Air Jet Buka Rute Baru Batam dan Lampung mulai 14 Juni 2024". rri.co.id. Diakses tanggal 2024-05-21. 
  4. ^ "starting August 9, 2024, Fatmawati Soekarno Airport Bengkulu will start serving flights on the Bengkulu-Batam and Batam-Bengkulu routes with the Super Air Jet". radarinformasinews.com. Diakses tanggal 16 July 2024. 
  5. ^ "Super Air Jet Buka Rute Baru Batam ke Lombok". idntimes. Diakses tanggal 24 August 2024. 
  6. ^ "Super Air Jet Buka Rute Baru Batam ke Silangit 22 September 2024". agent.lionairid. Diakses tanggal 2 September 2024. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]