Vol. 1 | Mutiara Dalam Hati (I)[]
Bab 1: Jodoh yang Datang
Pemeran Pria: Fan Jie
Pemeran Wanita: Zixin
Pemeran Pembantu: Nenek Zhang
[Adegan Pertama]
(Zixin yang berpakaian biru masuk ke panggung)
(NAR)
Zixin: Ombak laut memantulkan bayangan pegunungan yang jauh di sana, angin laut membelai batu karang dengan lembut.
(Bicara)
Zixin: Namaku Zixin, seorang gadis nelayan yang lahir dan besar di dermaga. Kini umurku enam belas tahun.
Zixin: Kedua orang tuaku sudah tua, Aku tidak punya pilihan selain mengambil alih untuk mencari nafkah keluarga. Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk hidup di tengah lautan ombak
(Dongtang, lento, innig)
Zixin: Kulempar jala ikan untuk menangkap ikan-ikan yang berenang bebas dari atas perahu. Hasil tangkapanku inilah yang dipakai untuk menopang keuangan keluargaku.
(Zixin melemparkan jalanya)
(Dongtang, appassionato)
Zixin: Setiap hari, di bawah matahari, bulan dan bintang, semuanya terasa sangat sulit. Orang kaya menikmati hidup dan orang miskin bersusah payah, begitulah hidup.
Zixin: Aku pernah mendambakan kemewahan hidup seorang gadis kaya raya, tapi aku tidak pernah mengasihani diriku yang hanya mempunyai seuntai gelang mutiara.
Zixin: Aku tidak punya apa-apa untuk dipamerkan, selain sebuah rumah yang tidak banyak perabotannya. Yang aku punya hanyalah sepasang tangan yang kupakai untuk menghasilkan uang.
(Zixin menambatkan perahunya dengan jangkar, lalu naik ke daratan)
(Dongtang, senza misura)
Zixin: Sudah saatnya aku menjual ikan-ikan ini di jalanan.
(Zixin keluar dari panggung)
[Adegan Kedua]
(Zixin masuk sambil membawa keranjang)
(Dongtang, straziante)
Zixin: Aku membawa keranjang ikan di tanganku, berkeliling di jalan sambil berteriak menjual ikanku.
(Nenek Zhang membawa keranjang bunga)
(Sprechstimme)
Nenek Zhang: Ikan ini (ikan itu mengibaskan ekornya dan mencipratkan air ke Nenek Zhang)segar sekali! Pasti nikmat sekali bila dimasak sup!
Nenek Zhang: Lihat saja, setelah meminum sup ikan segar, nenek tua sepertiku pasti muda kembali! Aku akan menjadi gadis muda dengan pipi dan bibir merah!
(Bicara)
Zixin: Ibu boleh dipanggil dengan sebutan apa?
Nenek Zhang: Kamu boleh memanggilku Nenek Zhang. Aku menjual bunga di jalanan ini.
Nenek Zhang: Gadis muda, biar kuberi sebuah nasehat. Dengan suara sekecil itu, sampai matahari tenggelam pun daganganmu tidak akan laku.
Nenek Zhang: Kamu mungkin cantik dan merasa malu untuk berteriak. Tapi kalau terus begini, kamu akan mati kelaparan.
(Zixin menundukkan wajahnya)
(Bicara)
Zixin: Nenek lucu sekali.
Zixin: Ya ampun, kemana...
Nenek Zhang: Ada apa?
Zixin: Gelang mutiara yang selalu kukenakan hilang. Bagaimana ini?
(Fan Jie masuk ke panggung. Dia berpakaian cerah dan tampak sedang memegang seuntai gelang mutiara)
(Dongtang, andante calmo)
Fan Jie: Sang ombak dan matahari hanya mengatakan kebenaran, melihat mutiara terjatuh di jalan, lalu aku kabur.
(Bicara)
Fan Jie: Namaku Fan Jie, aku bekerja sebagai kuli di dermaga. Saudara-saudaraku memilihku menjadi pemimpin mereka.
Fan Jie: Hari ini aku memungut sebuah gelang mutiara, sepertinya gadis itu yang menjatuhkannya.
Fan Jie: Aku ingin mengembalikannya, tetapi masalah akan menjadi rumit bila ada yang berpura-pura memilikinya.
Fan Jie: Biar aku lihat apakah di pergelangan tangannya terdapat bekas memakai gelang.
(Dongtang, 12-bar prelude, irato)
Fan Jie: Di bawah teriknya matahari dengan embusan hawa panas, ikan ini pasti terasa nikmat sekali bila dimakan sambil minum anggur.
Zixin: Ikan-ikan ini sangat segar, mau dimasak dengan cara apapun, pasti enak!!
Fan Jie: Ikan-ikan ini terlihat sangat bersemangat! Lihat saja, mereka tidak hentinya menggelepar.
Fan Jie: Bisakah kamu maju ke depan dan memperkenalkan dirimu?
(Zixin maju)
Fan Jie: Ternyata memang mutiara yang indah harus dipakai oleh gadis yang cantik.
(Dongtang, appassionato)
Zixin: Aku rasa pria ini sedang menertawaiku, dia tak hentinya berbicara yang tidak-tidak,
Zixin: Aku akan mendelik sambil memarahi dia.
Zixin: Dasar kurang ajar! Tidak tahu malu!
(Bicara)
Fan Jie: Jangan marah, nona. Aku hanya ingin memeriksa apakah ada bekas gelang di tanganmu.
Fan Jie: Sepertinya kamu memang pemilik gelang ini. Aku kembalikan kepadamu, kamu tidak perlu takut.
Fan Jie: Namaku Fan...
(Fan Jie berhenti, mulutnya terkatup rapat, dan dia langsung berbalik pergi)
Fan Jie: Sudah waktunya aku pergi.
(Bicara)
Zixin: Pahlawanku, tunggu...
(Dongtang, lento, innig)
Zixin: Aku salah paham mengira dia jahat...
Zixin: Aku bahkan tidak tahu siapa namanya. Bagaimana aku bisa membalas kebaikannya?
(Bicara)
Zixin: Memalukan sekali...
Nenek Zhang: Dia pasti jodoh yang sudah ditakdirkan Tuhan. Nona itu sudah dipertemukan dengan pria berakhlak.
Vol. 2 | Mutiara Dalam Hati (II)[]
—Bagian Kedua: Mencari Si Lelaki Sejati—
Pemeran Pria: Fan Jie
Pemeran Wanita: Zixin
Pemeran Pembantu: Nenek Zhang
Pemeran Pembantu: Zhang San, Lisi, Wang Er'ma
Adegan Pertama
(Zixin dan Nenek Zhang masuk)
(Bicara)
Zixin: Hatiku sedang mengalami depresi, tidak ada yang bisa menenangkanku
Zixin: Aku telah mengatakan yang tidak-tidak terhadap pahlawan yang baik hati.
Zixin: Dia berusaha mengembalikan gelang mutiara milikku, tetapi aku tidak berterima kasih, tidak menanyakan namanya. Aku malah membentak dirinya.
Zixin: Diriku malu sekali, dan aku ingin mencari dia untuk menebus kesalahanku. Tetapi bagaimana mungkin aku bisa menemukannya di pelabuhan yang luas ini...?
Nenek Zhang: Tenanglah sayangku, kamu tidak perlu bersedih, hatimu tidak perlu gundah
Zixin: Oh, nenek, mengapa begitu?
Nenek Zhang: Kamu hanya perlu menuliskan sebuah pengumuman, tawarkan Mora kepada siapa pun yang bisa mengembalikan mutiaramu. Dia pasti akan datang kan?
(Danqing, andante calmo)
Zixin: Maka mereka berkata—
Zixin: Seperti anggur yang memerahkan wajah orang, kekayaan pun bisa memengaruhi hati seseorang.
(Zixin menunduk dan pergi melangkah)
Zixin: Aku memang berniat mencari lelaki yang baik hati itu, tapi apakah dia akan menampakkan dirinya?
(Bicara)
Nenek Zhang: Tenanglah, jangan ragu. Kita coba saja dulu cara ini.
Nenek Zhang: Orang yang memercayai Nenek Zhang tidak akan dirugikan.
(Zixin dan Nenek Zhang keluar)
[Adegan Kedua]
(Zhang San, Lisi, Wang Er'ma masuk)
(Sprechstimme)
Zhang San: Namaku Zhang San.
Lisi: Aku Lisi.
Wang Er'ma: Dan diriku Wang Er'Ma.
Zhang San: Lihat pemberitahuan itu! Biarkan aku maju dan mengambil imbalannya.
Lisi: Kalau petugas bertanya, memangnya kamu yang berbuat baik?
Wang Er'ma: Ha! Hanya orang bodoh yang berkata jujur.
(Bicara)
Zhang San: Hai, saudaraku. Kalian semua datang mengambil hadiah dari gadis itu, Zixin?
Lisi: Benar.
Wang Er'ma: Sungguh tepat.
Lisi: Tidak juga mengambil mahkota bunga Zixin?
Wang Er'ma: Bukan, aku yakin yang hilang itu antingnya
Lisi: Dusta, jelas-jelas bunga di kepalanya.
Zhang San: Dasar bodoh, yang benar itu parfumnya!
Wang Er'ma: Sudah, sudah, tidak peduli siapa yang mengambil apa. Tapi dalam hati kita sudah tau nilai masing-masing kan
Zhang San: Ahahaha
Lisi: Hahaha!
(Zhang San, Lisi, dan Wang Er'ma menghadap ke arah Zixin)
Zhang San: Ah, Zixin, apakah kamu sudah menyiapkan imbalanku? Karena aku, Zhang San, telah berhasil menemukan parfummu!
Lisi: Minggir, sahabatku, karena aku datang mengembalikan mahkota bunga miliknya. Maka hadiah itu adalah milikku
Wang Er'ma: Oh, tidak, tidak. Wang Er'ma yang datang mengembalikan antingmu. Seharusnya hadiah itu menjadi milikku.
Zixin: Ka-kalian... benar-benar membuatku bingung.
Zixin: Aku saja belum pernah melihat rupa kalian. Lalu masa aku sendiri tidak tahu kalau aku kehilangan anting, parfum atau hiasan di kepalaku?
Zhang San: Ah, pasti kamu terburu-buru dan melupakannya saat berada di pasar ikan itu. Berikan saja hadiahnya padaku, jangan cemas!
Lisi: Ayo kemarikan Moranya, cepat!
Wang Er'ma: Atau akan kuporak-porandakan tempatmu dan kuhancurkan nama baikmu.
Zixin: Ah... Kenapa aku malah menarik perhatian orang-orang kurang ajar seperti ini.
Zixin: Nenek Zhang, lihatlah hasil dari rencanamu itu.
Nenek Zhang: Tenanglah, gadis muda. Aku akan mencari cara untuk mengusir mereka.
Nenek Zhang: Huh!
(Zhang San, Lisi, Wang Er'ma terjatuh ke tanah)
Nenek Zhang: Aku suruh gadis muda ini memasang pengumuman palsu ini untuk menjebak maling macam kalian!
Nenek Zhang: Barang yang kalian bawa itu barang palsu — serahkan padaku sekarang juga.
Nenek Zhang: Kalau tidak...
Zhang San: Kalau tidak, memangnya kenapa?
Nenek Zhang: Kalau tidak, untuk mahkota bunga dari Glaze Lily langka itu, anting dari Noctilucous Jade mahal itu, dan parfum dari negara antah berantah itu...
Nenek Zhang: Kalian akan membayarnya semua! Ayo, mana Moranya? Berikan padaku!
(Nenek Zhang mengejar Zhang San, Lisi, dan Wang Er'ma sambil membawa sapu)
Zhang San: Aduh, aduh!
Lisi: Berhenti memukuli kami! Kami sudah tidak mau Mora kalian!
Wang Er'ma: Ayo kita cari orang yang mengambil barang milik Zixin yang sebenarnya, sekarang juga!
[Adegan Ketiga]
(Zhang San membawa Fan Jie masuk)
(Bicara)
Zhang San: Nah, sudah jelas sekarang. Kamu ini maling yang mengambil barang gadis muda itu kan. Aku dan saudaraku dipukuli karena kamu!
Fan Jie: Aku Fan Jie, selalu hidup dengan benar, aku tidak akan pernah melakukan hal rendah seperti mencuri. Jangan sembarang menuduhku.
Zhang San: Hah, dasar keras kepala. Apa kamu berani bertemu dengan pemilik barang itu bersamaku?
Fan Jie: Ayo, aku tidak takut! Aku ingin tahu siapa yang mau merusak nama baikku.
(Zhang San, Fanjie menghadap ke arah Zixin)
Zhang San: Bukankah gadis muda bernama Zixin ini yang kehilangan barang? Ayo kita lihat bagaimana kamu mengelak.
Fan Jie: Ah, ternyata dirimu!
(Dongtang, appassionato)
Fan Jie: Ternyata wanita ini terlalu gusar hingga tidak memikirkan ucapannya. Dan kini tidak ada lagi ucapan yang terlontar dari mulutnya.
(Dongtang, allegro)
Fan Jie: Sudah cukup kalian menipu gadis muda ini, karena aku Fan Jie, hanya seorang pekerja di pelabuhan.
Fan Jie: Aku selalu hidup secukupnya dan rendah hati. Untuk apalah aku mencuri barang seorang gadis?
Fan Jie: Kamu balas kejujuranku dengan tuduhan, meskipun aku mengembalikan barangmu secepat yang aku bisa
(Bicara)
Zixin: Ah, ternyata pahlawan ini bernama Fan Jie.
Zixin: Sepertinya semua ini kesalahanku, hingga dia sampai dituduh seperti ini.
Zixin: Aku akan meminta maaf padanya. Kalau dia tidak terima, aku akan meminta maaf lagi... Dua kali, atau tiga kali.
(Zixin meminta maaf kepada Fan Jie)
Zixin: Oh, pahlawanku, memang terjadi salah paham di antara kita, tapi...
(Fan Jie membuang muka)
Fan Jie: Huh.
(Zixin tersenyum dan melangkah maju)
Zixin: Sebenarnya aku memiliki niat tersembunyi.
Zixin: Karena kamu pergi tanpa memberikan namamu. Aku ingin membalas kebaikanmu, tapi tidak kutemukan dirimu.
Zixin: Maka aku memanfaatkan cara ini. Memang salahku hingga kamu jadi repot seperti sekarang ini.
Zixin: Tolong, izinkan aku meminta maaf
Fan Jie: Oh?
(Dongtang, lento, innig)
Fan Jie: Meski hatiku kesal karena dituduh berbuat jahat, tetapi setelah kupikir lagi semua ini hanya kesalahpahaman saja.
Fan Jie: Hatiku harus tenang sebelum kata-kata keluar dari mulutku.
(Bicara)
Fan Jie: *Ehem* Bolehkah aku bertanya sesuatu...
Fan Jie: Katamu masalah tadi itu hanya kesalahpahaman belaka.
Fan Jie: Niat hatimu mencari orang yang mengembalikan gelang mutiaramu, sehingga kamu memasang sebuah pemberitahuan, yang ternyata malah mencelakakanku. Betul semua ini?
Zixin: Betul, dan aku meminta maaf sekali lagi.
(Fan Jie menahan Zixin)
Fan Jie: Kamu terlalu sopan, aku hanyalah rakyat kecil saja,.
Fan Jie: Kuakui kalau aku juga terlalu gegabah dan mempersulit situasimu. Aku juga meminta maaf pada dirimu
Zixin: Oh, jangan meminta maaf...
(Fan Jie bersikap hormat)
Zhang San: Apa?! Apa yang sedang kalian lakukan? Jadi mau bayar atau tidak?
Nenek Zhang: Hush, diam kamu. Ini kisah tentang mereka berdua, apa urusannya denganmu?
Nenek Zhang: Lihat, semua penonton di sini datang untuk melihat sebuah pertunjukan dari Yun Jin, dan bukan untuk mendengarmu berkicau.
Nenek Zhang: Bukalah matamu dan sadarkan dirimu, berdiri saja kamu di pinggir sana.
(Nenek Zhang menarik Zhang San keluar)
Zixin: Ngomong-ngomong, aku setiap hari ada di sini menjual ikan, heran kenapa tidak pernah melihatmu?
Fan Jie: Aku melewati jalan ini setiap hari untuk bekerja.
Fan Jie: Mungkin tidak terlihat karena maraknya orang. Bisa saja besok kita ditakdirkan bertemu...
Zixin: Ah, kalau begitu aku sangat menantikan hari esok.
Vol. 3 | Mutiara Dalam Hati (III)[]
—Bagian Ketiga: Mutiara yang Hilang Lagi—
Pemeran Pria: Fan Jie
Pemeran Wanita: Zixin
Pemeran Pembantu: Nenek Zhang
Antagonis: Wu Wang
Pelawak: Wu Yi, Wu Er
Adegan Pertama
(Zixin dan Fanjie masuk dari kedua sisi)
(Baca)
Fan Jie: Anjing-anjing bersemangat sekali di subuh hari.
Zixin: Matahari bersinar dan embun menipis
(Bicara)
Fan Jie: Apakah itu... Nona Zixin?
Zixin: Betul. Fan Jie, kamukah itu?
(Dongtang, senza misura)
Fan Jie: Aku bermimpi tentang dirimu kemarin malam.
Zixin: Hatiku tidak ingin kita berpisah, meskipun kita bertemu lagi sekarang.
Keduanya: Keinginan hatiku tercapai sudah.
(Bicara, unison)
Zixin: Oh, pahlawanku...
Fan Jie: Wahai gadis...
(Bicara)
Fan Jie: Matahari sudah bergerak ke arah timur dengan cepat, pekerjaanku sudah mau dimulai. Aku harus segera pergi ke sana.
Fan Jie: Nona Zixin, biarkan aku pergi dulu.
(Zixin memberi hormat dan melihat dia pergi. Fan Jie berbalik badan dari kejauhan. Zixin mengangguk sekali lagi saat Fan Jie keluar. Zixin meremas tangannya.)
(Dongtang, lento, innig)
Zixin: Ah, kenapa aku jadi tidak berani di saat-saat terakhir!
(Zixin keluar dari panggung)
[Adegan Kedua]
(Wu Wang masuk dengan kerah terangkat dan berbaju warna hijau, dengan kawannya Wu Yi dan Wu Er)
(Baca)
Wu Wang: Aku adalah Wu Wang yang hebat, penguasa jalanan yang kuat.
Wu Wang: Hari ini hatiku jenuh dan bosan, maka aku datang ke sini mencari kegiatan
(Bicara)
Wu Wang: Wu Yi, Wu Er!
(Keduanya bicara)
Keduanya: Hadir!
(Bicara)
Wu Wang: Aku ingin makan sesuatu yang baru hari ini. Apa kalian punya saran yang bagus?
Wu Yi: Golden Shrimp Ball bagaimana?
Wu Wang: Aku sudah bosan makan banyak daging dan ikan lezat. Golden Shrimp Ball sepertinya boleh juga.
Wu Wang: Wu Er, pergilah dan cari toko yang menjual Golden Shrimp Ball.
Wu Er: Siap.
Wu Wang: Tunggu dulu. Golden Shrimp Ball itu harus dimasak hingga warna keemasan yang sempurna, tidak boleh ada yang gosong sedikitpun.
Wu Er: Tidak ada yang gosong sedikitpun, siap bos.
Wu Wang: Tunggu. Semuanya juga harus berukuran sama, tidak ada yang boleh lebih besar atau kecil.
Wu Er: Tidak ada yang boleh lebih besar atau kecil, siap. Masih ada lagi?
Wu Wang: Sudah, begitu saja.
Wu Er: Yakin sudah tidak ada lagi, bos? Katakan saja kalau ada.
Wu Er: Dan kalau tokonya sampai tidak bisa memenuhi permintaanmu, kita perlakukan seperti biasanya——
Wu Yi: Seperti biasanya?
Wu Er: Tidak membayarnya dong.
Wu Wang: Tunggu, tunggu, coba kalian lihat gadis penjaga toko ikan itu. Itu baru kecantikan yang mengalahkan segala hidangan.
(Dongtang, lento, innig)
Wu Wang: Ayo kita tanyakan tentang keluarganya, siapa tahu aku bisa mendapatkan hatinya.
(Wu Wang menghadap ke arah Zixin)
(Bicara)
Zixin: Halo, tamu yang terhormat, ingin beli ikan yang mana?
Wu Wang: Ah, ya, ya. Di mana keluargamu gadis kecil, orang tuamu mana?
Zixin: Sejak kecil aku sudah dibesarkan di dermaga ini. Orang tuaku sudah tua, jadi aku harus berjualan ikan untuk menghidupi keluargaku.
Zixin: Mengapa Anda bertanya?
(Menengok, dengan suara kecil)
Wu Wang: Bagus, bagus sekali. Akan mudah kalau orang tuamu tidak ada di sini.
(Menengok kembali ke arah Zixin)
Wu Wang: Apakah nona sudah memiliki seorang jodoh?
Zixin: Aku bekerja di sini seharian, tidak ada waktu untuk berjodoh.
Zixin: Apa hubungan jodoh dan keluargaku, dengan membeli ikan?
(Menengok, dengan suara kecil)
Wu Wang: Bagus sekali. Kalau belum memiliki suami, maka celaka pun tidak ada yang peduli.
(Menengok kembali ke arah Zixin)
Wu Wang: Apakah nona sudah jatuh hati pada seorang lelaki?
(Zixin menunduk, tak berbicara)
(Dongtang, senza misura)
Wu Wang: Dia menunduk tak bersuara, pasti tidak ada yang dia cintai. Niat jahatku semakin menjadi-jadi saja——
Wu Wang: Sini, sini, anak buahku, ayo kita bawa gadis manis ini, jangan sia-siakan anggur bagus seperti ini.
(Wu Wang, Wu Yi, Wu Er menangkap Zixin)
[Adegan Ketiga]
(Nenek Zhang masuk)
(Bicara)
Nenek Zhang: Para penonton yang terhormat, jika kalian sudah sering menonton pertunjukan Yun Jin, kalian pasti sudah pandai dan dapat menebaknya.
Nenek Zhang: Apa yang akan terjadi sekarang? Sepertinya akan terjadi pertarungan yang sengit bukan?
Nenek Zhang: Sebelum seorang pahlawan bisa muncul, pasti harus ada suatu hal yang memanggilnya datang—
Nenek Zhang: Seorang pahlawan akan muncul saat monster-monster buas berdatangan, membahayakan nyawa para penduduk, atau saat dunia berada di ambang kehancuran.
Nenek Zhang: Saat kamu berhasil menunjukkan keberanianmu, maka jasamu akan selalu diingat. Tapi jika nyalimu ciut...
Nenek Zhang: Tidak akan ada orang yang mau mengingat namamu, terserah mau namamu Zhang Jie, Wang Jie, atau Fan Jie.
Nenek Zhang: Apalagi orang biasa seperti kita, kita harus berani maju untuk menyelamatkan sang Tuan Putri untuk menciptakan kisah kita sendiri.
Nenek Zhang: Kita lihat apa yang akan dilakukan Fan Jie.
(Fan Jie masuk)
(Bicara)
Nenek Zhang: Aduh, kenapa kamu baru datang sekarang!
Nenek Zhang: Nona Zixin baru saja diculik oleh Wu Wang, si berandalan itu!
(Dongtang, allegro)
Fan Jie: Oh, tidak!
Fan Jie: Aku terkejut saat mendengar kata-katanya, tapi tidak pernah terpikir olehku kalau bencana ada di depan mataku.
Fan Jie: Penjahat ini membakar, mencuri, dan membunuh sesukanya. Jika aku harus maju ....
Fan Jie: Aku takut tidak akan kembali dengan selamat.
(Nenek Zhang melempar gelang mutiara pada Fan Jie)
Nenek Zhang: Tuan Fan, kenapa kamu bisa berkata begitu?
(Dongtang, allegro)
Fan Jie: Melihat gelang itu, aku... aku...
Fan Jie: Mana boleh aku menyerahkan gadis tak berdosa itu ke tangan seorang penjahat?
Fan Jie: Gelang mutiara di tanganku, aku menggenggam pedang dengan penuh amarah. Aku akan membuat Wu Wang menyesali perbuatannya, dia akan memohon minta ampun padaku.
(Fan Jie dan Nenek Zhang meninggalkan panggung)
Vol. 4 | Mutiara Dalam Hati (IV)[]
—Bagian Keempat: Ditemani Cahaya Lilin—
Pemeran Pria: Fan Jie
Pemeran Wanita: Zixin
Antagonis: Wu Wang
[Adegan Pertama]
(Fan Jie dengan jubahnya, kiri atas, Zixin duduk seorang diri, kanan)
(Dongtang, appassionato)
Fan Jie: "Wahai penjahat terkutuk yang telah menculik gadisku! Kekasihku sengsara, hatiku seperti tersayat ribuan pisau."
Fan Jie: "Aku, Fan Jie, tidak akan membiarkan perbuatan yang melanggar hukum seperti ini terjadi."
Fan Jie: "Ayo pergi."
(Fan Jie memacu kudanya menuju ke tempat Wu Wang)
(Bicara)
Fan Jie: "Aku datang dengan secepat kilat, apakah di sini tempatnya? Aku bisa mendengar keramaian dan suara orang mabuk dari dalam tembok."
Fan Jie: "Ini pasti sarang serigala itu."
Fan Jie: "Satu-satunya cara untuk menyelamatkan Nona Zixin adalah masuk ke dalam dan mencarinya dengan saksama."
Fan Jie: "Baik, ayo beraksi!"
(Fan Jie melompati dinding belakang)
(Irama sedih)
Zixin: "Hanya seberkas cahaya lilin di sini dan segerombolan serigala kelaparan di luar."
Zixin: "Kenapa hal malang seperti ini terjadi kepadaku? Bagaimana caranya agar aku bisa melepaskan diri?"
[Adegan Kedua]
(Wu Wang masuk dari kanan melalui pintu dalam keadaan mabuk)
(Teriak)
Wu Wang: "Aku datang dan pergi ke mana pun aku suka! Dewa pun ketakutan jika aku tidak senang!"
(Bicara)
Wu Wang: "Hahaha, tangkapan yang bagus, bukan? Hehe."
Wu Wang: "Gadis yang sangat, sangat cantik."
Wu Wang: "Sudah cukup pestanya, sekarang waktunya - aku menemui si gadis cantik!"
(Dongtang, andante calmo)
Zixin: "Bajingan itu terlihat mabuk. Aku buru-buru mengambil kandil di atas meja."
(Bicara)
Zixin: "Jangan mendekat."
(Wu Wang mengejar Zixin, Zixin memukul Wu Wang dengan kandil, Wu Wang terjatuh, Zixin bernapas lega)
(Dongtang, andante calmo)
Zixin: "Ini kesempatanku! Aku harus kabur dari tempat ini!"
(Bicara)
Zixin: "Gelap sekali... Tidak ada satu pun lampu yang menyala."
Zixin: "Mungkin aku harus menyalakan lilin—"
Zixin: "Tidak. Nanti mereka akan menemukanku."
Zixin: "Lebih baik aku bawa lilin ini dan melangkah hati-hati mencari jalan keluar dari kegelapan ini."
Zixin: "Betul, ini satu-satunya jalan."
Vol. 5 | Mutiara Dalam Hati (V)[]
—Bagian Kelima: Mutiara yang Kembali—
Pemeran Pria: Fan Jie
Pemeran Wanita: Zixin
Antagonis: Wu Wang
[Adegan Pertama]
(Fan Jie di kiri atas, Zixin di kanan atas, Wu Wang berbaring di lantai, matanya tertutup)
(Keduanya meraba-raba di tengah kegelapan)
(Tangan mereka bersentuhan di dalam gelap, namun mereka terkejut karena tidak tahu siapa yang mereka sentuh)
(Wu Wang terbangun)
(Bicara)
Wu Wang: "Gadis itu... rupanya berani juga. Berani-beraninya dia memukulku dengan lilin."
Wu Wang: "Dia tidak ada di sini. Mungkin dia sudah melarikan diri ke dalam."
Wu Wang: "Hmph. Hari sudah malam, gerbang sudah ditutup."
Wu Wang: "Gadis itu tidak mungkin bisa melarikan diri, kecuali dia melompati tembok."
(Wu Wang memasuki ruangan)
(Bicara)
Wu Wang: "Hah. Orang-orang bodoh ini minum sampai mabuk. Lampu saja tidak mereka nyalakan."
Wu Wang: "Tunggu sampai aku nyalakan lampu, aku pasti tidak akan membiarkan gadis itu kabur."
(Wu Wang menginjak kaki Fan Jie di dalam kegelapan, keduanya terkejut dan mundur satu langkah)
Wu Wang: "Haha, jadi kamu di sini!"
(Wu Wang mengulurkan tangannya mencoba untuk memeluk Fan Jie, Fan Jie menghindar, Wu Wang mengejarnya di dalam kegelapan, sementara Zixin bersembunyi di sudut)
(Wu Wang akhirnya berhasil menangkap Fan Jie)
Wu Wang: "Hahaha, aku berhasil menangkapmu!"
(Bicara)
Wu Wang: "Hmm? Apa pinggangmu bertambah lebar sejak terakhir kali kita bertemu?"
Fan Jie: "Aku memakai baju yang lebih tebal supaya hangat."
Wu Wang: "Oh, betul. Hari ini dingin, sudah sepantasnya kamu berpakaian tebal."
Wu Wang: "Tapi kenapa tubuhmu juga jadi tinggi?"
Fan Jie: "Aku mengenakan sepatu hak tinggi, agar aku bisa tampil di atas panggung."
Wu Wang: "Oh, pasti melelahkan."
Wu Wang: "Tapi kenapa tanganmu juga jadi kasar?"
Fan Jie: "... Mendekatlah, kubisikkan kepadamu."
Wu Wang: "Oh, baik, baik."
(Fan Jie menusuk Wu Wang dengan pedangnya)
Fan Jie: "Tanganku kasar agar kuat mengayunkan pedang untuk mengambil nyawa orang sepertimu."
(Wu Wang jatuh)
[Adegan Kedua]
(Bicara)
Fan Jie: "Cih, penjahat busuk. Hanya satu tusukan saja, nyawamu sudah melayang."
Zixin: "Apa itu kamu, Fan Jie?"
Fan Jie: "Suara ini — Nona Zixin!"
(Fan Jie dan Zixin sama-sama mengulurkan tangan)
Zixin: "Fan Jie!"
Fan Jie: "Kamu pasti ketakutan."
Fan Jie: "Aku sudah membereskan penjahat itu, yang tersisa hanyalah anak buahnya."
Fan Jie: "Kurasa mereka juga akan lari ketakutan jika tahu pemimpin mereka sudah mati."
Fan Jie: "Nona, jangan takut, aku akan mendobrak gerbangnya."
(Fan Jie mendobrak gerbang)
Zixin: "Jika kamu tidak menyelamatkanku, aku pasti sudah..."
(Dongtang, lento, innig)
Zixin: "Aku bersedia menjadi kekasihmu."
Fan Jie: "Bepergian mengikuti angin sepoi-sepoi di siang hari."
Fan Jie: "Berbaring mengamati bulan putih bersinar di malam hari."
Zixin: "Aku berjanji."
—Tamat—