Melonguane, Kepulauan Talaud
Melonguane adalah sebuah kecamatan yang juga menjadi pusat pemerintahan atau ibukota dari kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Pada tahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 11.920 jiwa, dengan kepadatan penduduk 154 jiwa/km².[1]
Melonguane | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Utara | ||||
Kabupaten | Kepulauan Talaud | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Bonifasius J. Wangkanusa, S.STP, M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 11.920 jiwa | ||||
• Kepadatan | 154/km2 (400/sq mi) | ||||
Kode pos | 95885 | ||||
Kode Kemendagri | 71.04.07 | ||||
Kode BPS | 7104030 | ||||
Luas | 77,39 km² | ||||
Kepadatan | 154 | ||||
Desa/kelurahan | 10 desa 3 kelurahan | ||||
|
Asal nama
suntingNama Melonguane memiliki sebuah cerita, ketika masyarakat lokal melihat birunya warna pada air laut yang tenang dan dangkal, dan pada saat itu sebagian besar dari mata pencaharian dari masyarakat lokal adalah Nelayan atau sesuatu yang berhubungan dengan laut dan ketika air laut mengalami pasang naik sehingga menutupi tepian pantai maka seakan-akan pantainya berwarna biru itulah sebabnya nama melonguane diambil dari kata "Ma'elom" dan "Anne" yang artinya Biru dan Pantai (Pantai Biru) yang kemudian cara bacaannya terkikis oleh perubahan cara baca sehingga sekarang dibaca dengan Melonguane.
Demografi
suntingPenduduk asli kabupaten Kepulauan Talaud adalah suku Talaud. Kebudayaan orang Talaud memiliki banyak kesamaan dengan negara Filipina, karena faktor wilayah yang berbatasan langsung dengan Filipina. Demikian juga bahasa, memiliki kesamaan dengan Filipina.[2] Sebagai ibukota kabupaten, mata pencaharian penduduk Melonguane sangat beragam, ada yang sebagai buruh, PNS, Polisi atau TNI, tenaga medis, guru, karyawan swasta, pedagang, nelayan dan juga petani.
Berdasarkan agama yang dianut, data Kementerian Dalam Negeri 2020 mencatat penduduk Melonguane memiliki beragama agama yang dianut. Adapun persentasi penduduk berdasarkan agama yang dianut ialah Kristen sebanyak 94,62% dimana Protestan 91,76% dan Katolik 2,86%. Kemudian Islam 5,27%, Hindu 0,06%, Kepercayaan 0,04% dan Buddha 0,01%.[3] Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 13 gereja Protestan, 3 gereja Katolik, 1 masjid dan 2 musholah.[1]
Pariwisata
suntingPada sektor pariwisata Kecamatan Melonguane Memiliki Keunggulan Yang sangat Besar Mulai dari Pariwisata Alam dan Buatan Manusia berikut adalah beberapa Tempat wisata yang ada di Kecamatan Melonguane:
- Pantai Teluk Melonguane
- Pantai Pesisir Barat Melonguane
- Hutan Tropis Melonguane
- Area Penyebrangan Laut Utama
- Taman Rumah Dinas Bupati
- Monumen Patung Tuhan Yesus Memberkati
- Bundaran Jatung Kota
- Lapangan Sangkundiman
- Bundaran Kepala Kota
Transportasi
sunting- Bandar Udara Melonguane
- Pelabuhan Melonguane
- Pelabuhan Penyebrangan
Referensi
sunting- ^ a b c "Kabupaten Kepuluan Talaud Dalam Angka 2021" (pdf). www.talaudkab.bps.go.id. hlm. 8, 45. Diakses tanggal 16 Juni 2021.
- ^ Itsnaini, Faqihah Muharroroh (2021-05-07). "Suku Sangir Taulud dari Sulawesi Utara, Asal Usul, Karakteristik, dan Kebudayaannya". detikcom. Diakses tanggal 16 Juni 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Juni 2021.