Kota Sibolga
Kota Sibolga (Surat Batak: ᯘᯪᯅᯞᯬ᯲ᯎ) adalah salah satu kota yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari Utara ke Selatan dan berada pada kawasan Teluk Tapian Nauli. Jaraknya sekitar 350 km dari Kota Medan, atau sekitar 8 jam perjalanan. Kota Sibolga hanya memiliki luas 10,77 km² dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Sibolga 2023, kota ini memiliki penduduk sebanyak 90.366 jiwa, dengan kepadatan penduduk 8.391 jiwa/km².[3]
Kota Sibolga | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Surat Batak | ᯘᯪᯅᯞᯬ᯲ᯎ |
Julukan:
| |
Motto: Sibolga nauli (Batak Toba) Sibolga yang indah | |
Koordinat: 1°44′33″N 98°46′45″E / 1.7425°N 98.7792°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 24 November 1956[1] |
Dasar hukum | UU No. 27 Tahun 2024[1] |
Hari jadi | 5 April 1700[2] |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Wali Kota | H. Jamaluddin Pohan |
• Wakil Wali Kota | Pantas Maruba Lumbantobing |
• Sekretaris Daerah | M. Yusuf Batubara |
• Ketua DPRD | Akhmad Syukri Nazry Penarik |
Luas | |
• Total | 10,77 km2 (4,16 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 90.366 |
• Kepadatan | 8,400/km2 (22,000/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Batak Toba, Pesisir, Batak Angkola, Minangkabau, Tionghoa, dan Nias |
• IPM | 77,07 (2023) tinggi[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 631 |
Kode Kemendagri | 12.73 |
DAU | Rp 429.362.930.000,- (2020) |
Situs web | www |
Pada masa Hindia Belanda, kota ini merupakan ibu kota dari Keresidenan Tapanuli. Setelah masa kemerdekaan hingga tahun 1998, Sibolga menjadi kotamadya Sibolga.
Sejarah
suntingPada awalnya Sibolga hanya berupa sebuah bandar kecil di Teluk Tapanuli yang terletak di Pulau Poncan Ketek, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Sibolga sekarang. Bandar tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke-18 oleh perantau Minangkabau yang berdagang di pantai barat Sumatera. Penguasa bandar tersebut adalah Datuk Itam dengan gelar Datuk Bandar yang berada di bawah pengawasan Inggris sejak tahun 1801. Pada tahun 1837, Poncan Ketek dan sekitarnya diambil alih oleh kolonial Belanda dan memasukkannya ke dalam Keresidenan Air Bangis.
Karena bandar di Pulau Poncan Ketek dianggap tidak akan dapat berkembang, pada tahun 1841 Belanda membangun bandar baru yang terletak di Kota Sibolga sekarang. Masyarakat dari Pulau Poncak Ketek-pun kemudian berpindah ke Sibolga dan mendirikan pasar baru di kawasan Pasar Belakang sekarang (Sibolga Kota). Selain dari Pulau Poncan Ketek, saudagar Minang dari Barus dan Sorkam-pun juga berdatangan ke Sibolga. Akhirnya bandar Poncan Ketek mati, bahkan bekas-bekasnya-pun tidak terlihat saat ini kecuali makam Datuk Itam.
Selain pedagang Minangkabau, masyarakat Batak dari Silindung pimpinan Ompu Hurinjom juga telah menetap di Sibolga sejak abad ke-18.[6] Jauh sebelum itu, masyarakat Silindung telah ulang-alik menyusuri bukit untuk menjual hasil alam kepada para pedagang di pesisir. Salah seorang cucu Ompu Hurinjom yang bergelar Tuanku Dorong Hutagalung, kemudian menikah dengan salah satu putri Datuk Itam. Sejak itulah terjadi percampuran adat Batak dan Minangkabau di Sibolga yang kemudian dikenal dengan adat sumando.
Tata cara pemerintahan yang telah teratur di Poncan Ketek diteruskan di Sibolga ini dengan dimulainya pemberlakuan penetapan adat tanggal 1 Maret 1851 oleh Raja Sibolga di hadapan Residen Tapanuli. Sebagai ketua adat diangkatlah keturunan Datuk Itam mengepalai seluruh pemangku adat yang lain. Jabatan itu disebut Datuk Pasa (Datuk Pasar) yang membawahi Sibolga dan pulau-pulau di sekitarnya. Datuk Pasa ini turun temurun dipangku oleh keturunan Datuk Itam. Sedangkan raja Sibolga yang kemudian disebut kepala kuria dijabat oleh keturunan Ompu Hurinjom. Jabatan kepala kuria terakhir dijabat oleh Sultan Parhimpunan Muhamad Sahib, dan setelah kemerdekaan jabatan ini dihapuskan.
Setelah terjadi perlawanan masyarakat Sibolga di akhir abad ke-19, tahun 1906 Belanda memindahkan ibu kota Keresidenan Tapanuli dari Sibolga ke Padangsidimpuan.
Pada masa pemerintahan militer Jepang, Sibolga dipimpin oleh seorang sityotyo yang memegang pimpinan kota. Jabatan ini sebagai kelanjutan dari kepala distrik yang masih dijabat oleh districhoofd (demang) pada masa pendudukan Belanda yaitu Zainal Abidin gelar Sutan Kumala Pontas. Pada tahun 1947, A. M. Djalaluddin diangkat menjadi kepala daerah di Sibolga dan pada masa inilah Sibolga menjadi daerah otonom tingkat B sesuai dengan surat keputusan Residen Tapanuli Negara Republik Indonesia[7].
Geografi
suntingTopografi
suntingKota Sibolga terletak di pesisir barat provinsi Sumatera Utara. Lokasinya berada di sebelah selatan Danau Toba.[8] Wilayah Kota Sibolga terbagi menjadi daratan pantai, lereng, dan pegunungan.[butuh rujukan] Ketinggian wilayah Kota Sibolga berkisar antara 0-200 meter di atas permukaan laut.[9] Kemiringan lahan kawasan kota ini bervariasi antara 0-2 % sampai lebih dari 40 %.
Kemiringan | Luas (km²) | Persentase (%) | Keterangan |
---|---|---|---|
Datar, kemiringan 0-2 % | 3.12 | 29.10 | daratan 2.17 km² dan kepulauan 0.95 km² |
Bergelombang lereng 2-15 % | 0.91 | 8.49 | daratan 0.73 km² dan kepulauan 0.18 km² |
Curam, lereng 15-40 % | 0.31 | 28.9 | daratan 0.10 km² dan kepulauan 0.21 km² |
Terjal, lereng lebih dari 40 % | 6.31 | 59.51 | daratan 5.90 km² dan kepulauan 0.53 km² |
Total | 10.77 | 100 |
Batas wilayah
suntingBatas-batas wilayahnya: timur, selatan, utara pada Kabupaten Tapanuli Tengah, dan barat dengan Samudra Hindia. Sementara sungai-sungai yang mengalir di kota tersebut adalah Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon, dan Aek Horsik.
Iklim
suntingIklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32 °C dan minimum 21.6 °C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.[butuh rujukan] Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang.
Data iklim Sibolga, Sumatera Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31.4 (88.5) |
31.6 (88.9) |
31.9 (89.4) |
31.8 (89.2) |
31.3 (88.3) |
30.9 (87.6) |
30.7 (87.3) |
30.4 (86.7) |
29.8 (85.6) |
30.3 (86.5) |
30.5 (86.9) |
30.94 (87.68) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.2 (81) |
27.4 (81.3) |
27.7 (81.9) |
27.8 (82) |
27.9 (82.2) |
27.3 (81.1) |
26.7 (80.1) |
26.6 (79.9) |
26.9 (80.4) |
26.8 (80.2) |
26.7 (80.1) |
26.8 (80.2) |
27.15 (80.87) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.4 (74.1) |
23.6 (74.5) |
23.7 (74.7) |
23.9 (75) |
23.8 (74.8) |
23.3 (73.9) |
22.9 (73.2) |
22.6 (72.7) |
22.2 (72) |
22.3 (72.1) |
22.5 (72.5) |
22.8 (73) |
23.08 (73.54) |
Curah hujan mm (inci) | 299 (11.77) |
275 (10.83) |
344 (13.54) |
352 (13.86) |
273 (10.75) |
185 (7.28) |
318 (12.52) |
334 (13.15) |
345 (13.58) |
460 (18.11) |
515 (20.28) |
436 (17.17) |
4.136 (162,84) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 13 | 16 | 18 | 14 | 12 | 14 | 15 | 16 | 18 | 21 | 19 | 190 |
% kelembapan | 82 | 81 | 81 | 82 | 80 | 78 | 78 | 80 | 81 | 83 | 84 | 83 | 81.1 |
Rata-rata sinar matahari harian | 8.3 | 8.5 | 8.3 | 8.1 | 8.8 | 9.0 | 8.6 | 8.3 | 8.2 | 7.8 | 7.1 | 7.4 | 8.2 |
Sumber #1: Weatherbase [10] & Weather Atlas [11] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[12] |
Pemerintahan
suntingWali Kota dan Wakil
suntingWali kota Sibolga adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Sibolga. Wali kota Sibolga bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, Wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Sibolga ialah Jamaluddin Pohan, dengan wakil wali kota Pantas Maruba Lumbantobing. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Sibolga 2020. Jamaluddin merupakan Wali kota Sibolga ke-21 setelah kota ini didirikan. Jamaluddin dan Pantas dilantik oleh gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, pada 26 Februari 2021 di Kota Medan, untuk masa jabatan 2021-2024.[13]
No | Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
21 | Jamaluddin Pohan | 26 Februari 2021 | petahana | 1 (2020) |
Pantas Maruba Lumbantobing |
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Sibolga dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[14] | 2019–2024[15] | 2024–2029 | ||
PKB | 1 | 0 | 0 | |
Gerindra | 1 | 2 | 3 | |
PDI-P | 2 | 2 | 2 | |
Golkar | 3 | 3 | 4 | |
NasDem | 2 | 5 | 8 | |
PKS | 1 | 1 | 1 | |
Hanura | 1 | 0 | 0 | |
PAN | 1 | 0 | 0 | |
PBB | 2 | 2 | 1 | |
Demokrat | 4 | 2 | 1 | |
Perindo | (baru) 3 | 0 | ||
PKPI | 2 | 0 | ||
Jumlah Anggota | 20 | 20 | 20 | |
Jumlah Partai | 11 | 8 | 7 |
Kecamatan
suntingKota Sibolga terdiri dari 4 kecamatan dan 17 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 10,77 km² dan jumlah penduduk sekitar 89.584 jiwa (2020) dengan kepadatan penduduk 8.318 jiwa/km².[16][17][18]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Sibolga, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
12.73.02 | Sibolga Kota | 4 | |
12.73.04 | Sibolga Sambas | 4 | |
12.73.03 | Sibolga Selatan | 4 | |
12.73.01 | Sibolga Utara | 5 | |
TOTAL | 17 |
Semboyan dan Mars
sunting"Negeri Berbilang Kaum" merupakan semboyan keberagaman di kota ini. Mengingat berbagai suku bangsa yang mendiami Sibolga, seperti Batak, Minang, Nias, Tionghoa, Jawa, dan lainnya, maka semboyan sebagai negeri bagi berbilang kaum mengakar dalam kehidupan bersama. Di beberapa sudut kota, tiga kata tersebut dengan mudah dapat ditemukan.
Mars Sibolga
sunting"Hidup rukun damai sentosa, Bersatu padu membangun negara, Bersama masyarakat Sibolga, Dari berbagai suku dan agama, Berbilang kaumlah semboyannya, Kota perekat Sumatera Utara, Dengan lambangnya saiyo sakato, Maju dan jayalah kota Sibolga, Mari melangkah bergandengan tangan, Bahu-membahu jalin persatuan, Kebersamaan hidup berdampingan, Berjayalah.. Rahmat Tuhan Maha Esa didambakan, Raih tingkatkanlah kesejahteraan, Dipimpin wali kota yang bijaksana, Sibolga nauli makmur sejahtera."
Demografi
suntingPenduduk
suntingBerdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kota Sibolga sementara adalah 84.481 orang, yang terdiri atas 42.408 laki-laki dan 42.073 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Sibolga Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 30.082 orang, sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Sibolga Kota yaitu 14.304 orang.
Dengan luas wilayah Kota Sibolga sekitar 10,77 km² serta didiami oleh 89.584 orang (2020), maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Sibolga adalah sebanyak 8.318 orang per km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sibolga Sambas yakni sebanyak 12.537 orang per km², sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Sibolga Kota yakni 5.558 orang per km².
Kecamatan | Luas | Populasi 2020 |
---|---|---|
Sibolga Kota | 2,73 km² | 15.172 |
Sibolga Sambas | 1,57 km² | 19.683 |
Sibolga Selatan | 3,14 km² | 33.346 |
Sibolga Utara | 3,33 km² | 21.383 |
Kota Sibolga | 10,77 km² | 89.584 |
Suku bangsa
suntingMasyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Pesisir, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak Karo, Nias, Minang, Jawa dan Tionghoa. Dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan adalah Bahasa Pesisir (bahaso Baiko) yang merupakan salah satu dialek bahasa Minangkabau. Selain itu juga dituturkan bahasa Indonesia, Batak Toba, dan lainnya.[19]
Agama
suntingBerdasarkan agama yang dianut, Penduduk Kota Sibolga cukup beragam. Agama Islam mayoritas dipeluk warga sibolga, namun agama Kristen juga banyak dianut oleh penduduk. Dengan demikian, keharmonisan dalam beragama di Sibolga sangat terjaga dengan baik. Semua warga saling hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan. Berikut jumlah atau persentase penduduk Kota Sibolga berdasarkan agama tahun 2015:[4]
- Islam: dipeluk oleh suku Pesisir, Melayu, Batak Mandailing, Batak Angkola, sebagian Batak Toba, Batak Pakpak dan Batak Karo atau Simalungun
- Protestan: dipeluk oleh suku Batak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Nias, Sebagian Batak Angkola, dan Tionghoa
- Katolik: sebagian dipeluk oleh suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias dan Tionghoa
- Buddha: dipeluk oleh sebagian suku peranakan Tionghoa
Ekonomi
suntingPotensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa, perdagangan dan industri maritim. Hasil utama perikanan, antara lain, kerapu, tuna, kakap, kembung, bambangan, layang, sardines, lencam dan teri.
Kesehatan
suntingTransportasi
suntingUntuk perhubungan darat, Sibolga telah terhubung dengan kota-kota lain di Sumatera Utara, yakni dengan Padang Sidempuan, Pakkat, dan Tarutung. Berbagai moda transportasi publik sudah tersedia dan biasanya berangkat pada pagi atau malam hari. Waktu tempuh sekitar delapan jam perjalanan. Melalui jalur udara, Sibolga juga dapat diakses melalui Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang berada di Tapanuli Tengah, yang melayani rute dari/ke Medan dan Jakarta. Pesawat yang digunakan masih berukuran kecil meski jadwal penerbangan sudah mulai tertata rapi. Pelabuhan laut Sibolga, merupakan tempat penyeberangan menuju Pulau Nias dan kota-kota pesisir barat Sumatra lainnya. Di pelabuhan ini juga berlabuh KM Lambelu dan KM Umsini, yang melayani rute Sibolga-Gunung Sitoli-Padang.
Tokoh
suntingBeberapa tokoh yang berasal dari Sibolga, di antaranya adalah:
Referensi
sunting- ^ a b "Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2024 tentang Kota Sibolga di Provinsi Sumatera Utara" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15.
- ^ "Peringati Hari Jadi Sibolga ke-321, Wali Kota Ajak Warga Lakukan Ini". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 5 April 2021. Diakses tanggal 2023-07-25.
- ^ a b c "Kota Sibolga Dalam Angka 2023" (pdf). www.sibolgakota.bps.go.id. hlm. 6, 65. Diakses tanggal 17 April 2023.
- ^ a b "Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Sibolga 2015". www.sibolgakota.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 10 Juli 2020.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sumut.bps.go.id. Diakses tanggal 30 Desember 2023.
- ^ Sahat Simatupang, Pasang Surut Kerajaan Sibolga Tempo Doeloe, 2014
- ^ M. Solly Lubis, Sibolga dan sekeping sejarahnya, di dalam buku “Hari Jadi Sibolga,” Pemko Sibolga, 1998
- ^ Koestoro, L. P., dkk. (Juni 2001). Berita Penelitian Arkeologi Nomor 06: Penelitian Arkeologi di Kotamadia Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara (PDF). Medan: Balai Arkeologi Medan. hlm. 3.
- ^ Sinaga, R., Lumbangaol, W. R., dan Ibrah, M. (2023). Rahayu, Amalia Harinda, ed. Kota Sibolga Dalam Angka 2023. BPS Kota Sibolga. hlm. 4. ISSN 2339-1200.
- ^ "Climate of Sibolga". Weatherbase. Diakses tanggal 13 Oktober 2013.
- ^ "Climate of Sibolga, Indonesia". Weather Atlas. Diakses tanggal 13 Oktober 2024.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 66 & 131. Diakses tanggal 13 Oktober 2024.
- ^ "Jalam-Pantas Dilantik Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sibolga". www.smartnewstapanuli.com. 26 Februari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 17 Januari 2022.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Sibolga 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Sibolga 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Kota Sibolga Dalam Angka 2021" (pdf). www.sibolgakota.bps.go.id. hlm. 6, 55. Diakses tanggal 15 April 2021.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Setiana Simorangkir, Struktur bahasa Pesisir Sibolga, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs web resmi kota Sibolga