Kabupaten Pasuruan

kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Kabupaten Pasuruan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀, Pegon: ڤاسوروهن, translit. Pasuruhan; pengucapan bahasa Jawa: [paˈsurʊhːan]) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Bangil. Kompleks pegunungan Tengger dengan Gunung Bromo merupakan tempat wisata utama di kabupaten Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Probolinggo di bagian Timur, Kabupaten Malang di bagian selatan, Kota Batu di bagian Barat Daya, serta Kabupaten Mojokerto di bagian Barat. Wilayah timur Pasuruan termasuk ke dalam wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kecamatan terluas di kabupaten Pasuruan yakni Kecamatan Lumbang.

Pasuruan
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaPasuruhan (Gêdrig)
ڤاسوروهن (Pégon)
ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀ (Hånåcåråkå)
 • MaduraPasuruwân (Latèn)
ڤاسورووۤان (Pèghu)
ꦦꦱꦸꦫꦸꦮꦤ꧀ (Carakan)
Lambang resmi Pasuruan
Julukan: 
  • Bumi Untung Suropati
  • Bumi Sakera
Motto: 
Guna karya sarana bhakti
(Sanskerta) Kerja yang bermanfaat sebagai amal untuk berbakti
(1988 Masehi)[1]
Peta
Peta
Pasuruan di Jawa
Pasuruan
Pasuruan
Peta
Pasuruan di Indonesia
Pasuruan
Pasuruan
Pasuruan (Indonesia)
Koordinat: 7°44′00″S 112°50′00″E / 7.73333°S 112.83333°E / -7.73333; 112.83333
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumUU No. 12/1950
Hari jadi18 September 929; 1095 tahun lalu (929-09-18)
Ibu kotaBangil
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 24
  • Kelurahan: 24
  • Desa: 341
Pemerintahan
 • BupatiNurkholis (Pj.)
 • Wakil BupatiLowong
 • Sekretaris DaerahYudha Triwidya Sasongko
 • Ketua DPRDSamsul Hidayat
Luas
 • Total1.474,02 km2 (569,12 sq mi)
Populasi
 (2023)[2]
 • Total1.637.682
 • Kepadatan1,100/km2 (2,900/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 96,82% Islam
  • 1,78% Hindu
  • 0,18% Buddha
  • 0,04% Konghucu
  • 0,04% Kepercayaan[2]
 • BahasaIndonesia (resmi),
Jawa (dominan)
- Jawa Arekan,
- Jawa Tengger,
Madura, Lainnya
 • IPMKenaikan 69,68 (0.696)
Sedang (2022)[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3514 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 343
Pelat kendaraanN xxxx T**
Kode Kemendagri35.14 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023BGL
PADRp 3.285.038.600.426,-
DAURp 992.689.474.000,- (2013)[4]
Semboyan daerahPasuruan Maslahat
"Maju, Aman, Sehat Lahir-batin, Adil, dan Bermartabat"
Flora resmiSalak kersikan
Fauna resmiKepodang emas
Situs webwww.pasuruankab.go.id

Geografi

sunting
 
Hutan di Tutur, Pasuruan

Pasuruan terletak pada koordinat 112°30'–113°30' Bujur Timur dan 7°30'–8°30' Lintang Selatan.[5] Luas wilayah Kabupaten Pasuruan sebesar 1.474,015 km². Wilayah daratannya dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

  • Daerah pegunungan dan berbukit, dengan ketinggian antara 180 – 3000 m. Daerah ini membentang di bagian selatan dan barat meliputi Kecamatan Lumbang, Puspo, Tosari, Tutur, Purwodadi, Prigen, dan Gempol.
  • Daerah dataran rendah, dengan ketinggian antara 6 – 91 m. Daerah ini berada di bagian tengah dan merupakan daerah yang subur.
  • Daerah pantai, dengan ketinggian antara 2 – 8 m. Daerah ini membentang di bagian utara meliputi Kecamatan Nguling, Lekok, Rejoso, Kraton, dan Bangil.

Bagian utara wilayah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah. Bagian barat daya merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Bagian tenggara adalah bagian dari Pegunungan Tengger, dengan puncaknya Gunung Bromo. Pasuruan juga memiliki wilayah perairan laut dan kawasan pantai yang membentang sepanjang ±48 km mulai dari Kecamatan Nguling hingga Kecamatan Bangil dengan wilayah eksploitasi laut mencapai 112,5 mil laut persegi dan potensi laut lestari/maximum suistainable yield (MSY) sebesar ±27.000 ton per tahun. Kawasan perairan laut di Kabupaten Pasuruan memiliki garis pantai memanjang dari Barat ke Timur menghadap ke Selat Madura dengan luas kawasan pesisir secara administratif (jarak arbiter 2 km dari garis pantai) sekitar 4.917 ha.[6]

Batas wilayah

sunting

Wilayah Pasuruan berbatasan dengan wilayah:

Utara Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura
Timur Kabupaten Probolinggo
Selatan Kabupaten Malang dan Kota Batu
Barat Kabupaten Mojokerto

Topografi

sunting
 
Kecamatan di Kabupaten Pasuruan

Berdasarkan topografi muka tanah, wilayah Pasuruan terbagi menjadi beberapa klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat ketinggian, yaitu:

  • Wilayah pantai dengan ketinggian 0–12,5 mdpl seluas 18.819,04 ha atau 12,77%.
  • Wilayah dataran rendah dengan ketinggian 12,5–500 mdpl seluas 80.169,44 ha atau 54,39 % dari luas wilayah.
  • Wilayah perbukitan dengan ketinggian 500–1000 mdpl seluas 21.877,17 ha atau 14,84% dari luas wilayah.
  • Wilayah pegunungan dengan ketinggian 1000–2000 mdpl seluas 18.615,08 ha atau 12,63% dari luas wilayah.
  • Wilayah dengan ketinggian >2000 mdpl seluas 7.920,77 ha atau sekitar 5,37% dari luas wilayah.

Selain tingkat ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Pasuruan pun terbagi menjadi beberapa klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat kemiringan lahan. Berikut adalah tingkat kemiringan lahan di wilayah Kabupaten Pasuruan. Kondisi kelerengan wilayah Kabupaten Pasuruan terbagi dalam tipologi kelerengan sebagai berikut :

  • Kelerengan >1.000 meter Dpl. Pada kelerengan > 1.000 meter Dpl wilayah berada di Kecamatan Tosari, Kecamatan Tutur dan sebagian Kecamatan Prigen (pengunungan Prigen).
  • Kelerengan 501 – 1.000 meter Dpl. Pada kelerengan 501 – 1.000 meter Dpl wilayah berada di Kecamatan Puspo, sebagian Kecamatan Tosari, Kecamatan Tutur, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Pasrepan dan Kecamatan Lumbang.
  • Kelerengan 101 – 500 meter Dpl. Pada kelerengan 101 – 500 meter Dpl wilayah Kabupaten Pasuruan berada di Kecamatan Lumbang.
  • Kelerengan 26 – 100 meter Dpl. Pada kelerengan 26 – 100 meter Dpl wilayah Kabupaten Pasuruan berada di sebagaian Kecamatan Rasepan, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Grati, Kecamatan Wonorejo, Kecamatan Rembang, Kecamatan Beji dan Kecamatan Gempol.
  • Kelerengan 0 – 25 meter Dpl. Pada kelerengan 0 – 25 meter Dpl di wilayah Kabupaten Pasuruan berada di bagian utara tepatnya di wilayah kawasan pesisir yang paling dominan, di antaranya Kecamatan Nguling, Kecamatan Grati, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Lekok, Kecamatan Gondang, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Kraton, Kecamatan Rembang, Kecamatan Bangil, Kecamatan Beji dan Kecamatan Gempol.[6]

Hidrologi

sunting

Terdapat delapan (8) Daerah Pengaliran Sungai (DPS) di wilayah Kabupaten Pasuruan, yaitu: DPS Kali Kambeng yang berada tepat di perbatasan barat Kabupatan Pasuruan, DPS Kali Kedung Larangan, DPS Kali Raci, DPS Kali Welang, DPS Kali Gembong, DPS Kali Petung, DPS Kali Rejoso, DPS Kali Laweyan yang berada tepat di perbatasan timur Kabupaten Pasuruan. Sungai-sungai utama dari masing-masimg daerah pengaliran sungai tersebut di atas mengalir dari hulunya di daerah yang tinggi di sebelah selatan, menerima aliran dari anak-anak sungainya di daerah tengahnya, dan bermuara di selat Madura yang merupakan batas utara Kabupaten Pasuruan, kecuali Kali Kambeng yang bermuara di Kali Porong. Di antara 8 daerah pengaliran sungai utama tersebut, Sungai Welang merupakan sungai catchment area terbesar yaitu 518 km², juga terpanjang yaitu 36 km, dan lebar yaitu 35 m, tetapi debit alirannya masih lebih rendah daripada Sungai Rejoso yang mempunyai catchment area lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh panjang sungai Rejoso yang relatif pendek sehingga time of concentration pendek dan debit aliran besar serta cepat sampai ke hilir. Sungai-sungai utama tersebut merupakan sungai bertipe perenial yaitu sungai yang selalu mempunyai aliran sepanjang tahun, namun perbedaan antara debit terbesar di musim hujan dan debit terkecil di musim kemarau yang sangat besar.[6]

Suhu udara di wilayah Pasuruan cukup bervariasi berdasarkan tingkat ketinggian muka tanah, tetapi suhu udara rata-rata di wilayah ini berkisar antara 20°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi bervariasi antara 68%–83%. Wilayah Kabupaten Pasuruan beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berlangsung pada periode MeiNovember dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan berlangsung selama periode bulan basah DesemberApril dengan bulan terbasah adalah Februari yang curah hujan bulanannya lebih dari 270 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Pasuruan berkisar antara 1.000–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 70–120 hari hujan per tahun.


Data iklim Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.5
(88.7)
32.5
(90.5)
32.6
(90.7)
32.7
(90.9)
31.9
(89.4)
31.2
(88.2)
31.8
(89.2)
32.3
(90.1)
33.7
(92.7)
34.5
(94.1)
33.3
(91.9)
32.2
(90)
32.52
(90.53)
Rata-rata harian °C (°F) 26.9
(80.4)
27
(81)
28
(82)
27
(81)
26.8
(80.2)
26.2
(79.2)
25.7
(78.3)
26.1
(79)
27.5
(81.5)
28.2
(82.8)
27.4
(81.3)
27.3
(81.1)
27.01
(80.65)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.4
(72.3)
22.5
(72.5)
22.4
(72.3)
22.3
(72.1)
21.7
(71.1)
20.6
(69.1)
19.7
(67.5)
20.9
(69.6)
21.4
(70.5)
22.4
(72.3)
22.1
(71.8)
22.1
(71.8)
21.71
(71.08)
Presipitasi mm (inci) 362
(14.25)
344
(13.54)
306
(12.05)
212
(8.35)
100
(3.94)
63
(2.48)
22
(0.87)
8
(0.31)
11
(0.43)
40
(1.57)
140
(5.51)
283
(11.14)
1.891
(74,44)
Rata-rata hari hujan 16 15 14 10 5 3 1 0 1 2 6 13 86
% kelembapan 82 83 80 77 75 71 69 66 67 70 74 79 74.4
Rata-rata sinar matahari bulanan 160 152 176 213 234 257 297 305 296 263 212 178 2.743
Sumber #1: Climate-Data.org [7]
Sumber #2: BMKG[8] & Weatherbase[9]

Sejarah

sunting

Sejarah Kabupaten Pasuruan bermula dari Peradaban Kerajaan Kalingga / "Ho Ling" yang dipimpin oleh seorang Ratu bernama Shima, pada tahun 742-755 M. Pada saat itu, Ibukota kerajaan Kalingga dipindahkan ke Timur oleh raja Kien, yakni ke daerah "Wolu Kia Sien" atau jika ditafsirkan yaitu "Pulokerto" yang sekarang merupakan salah satu desa di Kec. Kraton Kabupaten Pasuruan.

 
Lorong jalan dibawah rel kereta di Viaduk, Gempol, foto diambil tahun 1900.

Setelah masa kejayaan Kalingga berakhir, muncullah Kerajaan Mataram Kuno (Medang) dibawah kekuasaan Dinasti Sanjaya, pada tahun 856 M yang dipimpin oleh Raja Rakai Pikatan. Di antara keturunan Dinasti Sanjaya, yang telah banyak meninggalkan beberapa Prasasti; baik di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah adalah Raja Pritung. Kemudian pada tahun 929 M, Seorang raja bernama Mpu Sindok, telah menggeser pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama memerintah, Mpu Sindok telah mengeluarkan lebih dari 20 Prasasti yang salah satu diantaranya adalah Prasasti Cunggrang yang terletak di Dusun Sukci Desa Bulusari Kec. Gempol Kabupaten Pasuruan. Yang menyebutkan bahwa Mpu Sindok berterima kasih kepada rakyat Cunggrang karena telah menjaga di antara banyaknya Prasasti / Candi yang ada di Gunung Pawitra (sekarang Penanggungan) yang terletak sekitar 2 Km dari Cunggrang (sekarang Bulusari) kemudian memerintahkan agar rakyat Cunggrang yang termasuk rakyat bawang (bawah) untuk menjadi "Sima" atau "Tanah Merdeka".

Adapun Unsur – unsur penanggalan Prasasti Cunggrang adalah sebagai berikut:

"(Swasti caka) warsatita 851 asujimasa (tithi dwadaci cukla) paksa tu(ng), Pa, Cu (wara Satabbisanaksa) tra. Ba (runa dewata. Gandayoga irika di) wasa."

Artinya: Selamat tahun caka yang telah lalu 851 bulan Asuji tanggal 12 bagian bulan terang (hari yang bersikles enam) atunglai, (hari yang bersikles lima) pahing, (hari yang bersikles tujuh) Selasa.

Substansi dari Prasasti ini, dikonversikan menjadi Hari Jadi resmi dari Kabupaten Pasuruan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada [Jumat Pahing, 18 September 929 M].

Dalam era Kerajaan Majapahit,dari abad ke-12 sampai abad ke-14 Masehi. Nama Pasuruan sebagai tempat hunian Masyarakat dikenal pertama kali dan tertulis dalam Kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca. Pasuruan dari segi kebahasaan, dapat diurai menjadi "Pasu'an" atau "Pa-suruh-an" yang artinya "Tempat tumbuh Tanaman Suruh" atau "Kumpulan Daun Suruh".

Sesudah Kerajaan Majapahit berangsur-surut, Berdirilah Kerajaan Islam yang diantaranya; Kerajaan Demak, Kerajaan Giri Kedaton, Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram.

Pada era Pasuruan dalam kekuasaan Kerajaan Giri sekitar abad 14-16, salah satu peninggalan utama adalah daerah Sidogiri. Berdasarkan sejarah setempat, bahwa daerah inilah awal dari Sidogiri meletakkan dasar-dasar dakwah dengan membuka Langgar, Sekolah Agama, serta Pondok Pesantren yang sekarang dikenal sebagai Pondok Pesantren yang salah satu tertua di Indonesia (Pesantren Sidogiri).

Pada masa kerajaan Demak abad ke 15, Pasuruan memiliki peranan penting dalam menyebarkan Agama Islam, bahkan Adipati Pasuruan berhasil memperluas kekuasaannya sampai Kediri. Pasuruan dalam masa kerajaan Pajang, tidak lama karena pada tahun 1616 M ketika Sultan Agung bertahta, Kerajaan Mataram berhasil merebut wilayah Pasuruan.

Perkembangan selanjutnya, pada saat Amangkurat I memegang kekuasaan, diangkatlah Kyai Darmoyudo menjadi Bupati Pasuruan. Wilayah Pasuruan dibawah kekuasaan Amangkurat I, banyak pergolakan yang ingin memisahkan diri dari Kerajaan Mataram. Bahkan pada saat Untung Suropati berkuasa di Pasuruan, upaya tersebut sangat kuat sehingga Kerajaan Mataram dibantu oleh Kompeni Belanda untuk upaya mengembalikan wilayah Pasuruan masuk kekuasaan Kerajaan Mataram.

Pada masa kolonial Belanda, berdasarkan Staatsblad 1900 Nomor 334, Tanggal 1 Januari 1991 dibentuklah Keresidenan Pasuruan yang saat itu wilayahnya berbatasan dengan Madura, Laut Hindia, Keresidenan Kediri, dan Surabaya. Setelah melakukan kajian yang utuh dan menyeluruh terhadap fakta sejarah Kabupaten Pasuruan, maka diperoleh hari kelahiran Kabupaten Pasuruan berdasarkan Prasasti Cunggrang / Sukci yang terletak di Kec. Gempol. Maka, kabupaten Pasuruan lahir pada Hari Jumat Pahing, Tanggal 18 September 929 Masehi. Dan sekarang bergelar sebagai Kabupaten tertua kedua di Jawa Timur, setelah Kota Kediri.

Dan atas dasar pertimbangan perjalanan sejarah inilah, maka dikeluarkanlah Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Pasuruan Nomor 08 Tahun 2007, tentang Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang menetapkan Tanggal 18 September sebagai Hari Jadi resmi Kabupaten Pasuruan, dan diperingati setiap tahun di wilayah Pasuruan.

Kawasan Pasuruan juga merupakan kawasan pertanian dan perdagangan sejak periode klasik Indonesia. Pelabuhan Pasuruan telah melayani perdagangan untuk kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.

Pada masa penguasaan oleh VOC (diserahkan dari wilayah Kesultanan Mataram sebagai imbalan bantuan VOC dalam perang Suksesi Jawa) Pasuruan menjadi salah satu penghasil utama komoditas perdagangan hasil pertanian. Hal ini diteruskan pada periode penguasaan oleh Hindia Belanda.

Sejarah dan Peninggalan Keresidenan Pasuruan juga membekas di Kabupaten ini. Dengan 2 Kota terbesarnya yaitu Bangil dan Malang pada zaman Hindia-Belanda.

Pemerintahan

sunting
 
Pendopo Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan dipimpin oleh bupati H. Dade Angga, SIP. dan wakil bupati Eddy Paripurna (2008-2013, dilantik 9 Juli). Pasangan yang diajukan PDI-P dan 10 partai nonparlemen ini menggantikan Jusbakir Aldjufri dan Muzammil Syafi’i (2003-2008). Sebelumnya, Dade pernah menjadi Bupati Pasuruan pada periode 1998-2003. Sekarang Kab. Pasuruan dipimpin oleh seorang bupati yang bernama H. Irsyad Yusuf (adik Saifullah Yusuf) pada periode (2013-2018) [10] DPRD Pasuruan beranggotakan 49 orang.[11]

Daftar Bupati

sunting
No Bupati Awal Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref.
1 Darmoyudo I 1613 1645
2 Darmoyudo II 1645 1657
3 Darmoyudo III 1657 1671
4 Ronggojoyo atau Onggojoyo 1671 1686
5   Untung Suropati 1686 1704
6 Raden Rakmad 1704 1707 putra Untung Suropati
7 Darmoyudo IV 1707 1743
8 Kyai Ngabei Wongsonegoro 1743 1751
9 Kyai Adipati Niti Adiningrat I 27 Juli 1751 8 November 1799
10 Raden Adipati Niti Adiningrat II 28 Februari 1800 1809
11 Raden Adipati Nitidiningrat III 1809 30 Januari 1833
12 Pangeran Ario Niti Adiningrat IV 18 Maret 1833 20 Juli 1887
13 R.M.A.A. Soegondo 26 Oktober 1887 24 Oktober 1902
14 R.M.A.A. Darso Soegondo 7 Februari 1903 29 Juli 1914
15 R.M.A.A. Soejono 22 Mei 1915 1927
16 R.M. Tumenggung Darto Soegondo 27 januari 1928 9 September 1930
17 R.Tumenggung Bawadiman Kartohadiprodjo 26 Maret 1932 18 Oktober 1933
18 R.M.A.A. Soejono 1934 31 Desember 1934
19 R.A.A. Harsono 1 Januari 1935 24 September 1936
20 Kyai Abdoessoeip Sosrowinoto 25 September 1936 17 Desember 1936 Pejabat Bupati
21 R. Tumenggung Ario Hoepoedio 31 Maret 1937 1945
Masa Pemerintahan Indonesia
22 R. Soedjono 1945 21 Juli 1947
Masa Recomba (Negara Jawa Timur) bentukan Belanda
23 R. M. T. P. Darko Soegondo 18 November 1947 7 Desember 1948
24 R. T. Sudarmo 13 Desember 1948 1949
Masa setelah penyerahan resmi kedaulatan RI oleh Belanda
25 R.T. Sudiman Hadiatmodjo 1949 1950
26 R. Suntoro 1950 1950
27 Said Hidayat 1950 1956
28 Kusno Suroatmojo 1956 1957
29 R. Machmud 1957 1959
30 R. Ismaun Danusastro 1959 1966
31 H. Moch. Aminudin 1966 1968
32 H. Machin Mufti 1968 1973
33 Kolonel Inf. R. Mulyono Harjomartoyo 1973 1978
34 Kolonel Inf (Purn.) Jliteng Suyoto 1978 1988
35 Drg. H.M.Sihabudin 1988 1993
36 R. Saputro 1993 1998
37   Kolonel Inf. (Purn.) Dr. H. Dade Angga, S.I.P., M.Si. 1998 2003 H. Jusbakir Aldjufri, S.H., M.M.
38   H. Jusbakir Aldjufri, S.H., M.M. 2003 2008 H. Muzammil Syafi'i, S.H., M.Si.
39   Kolonel Inf. (Purn.) Dr. H. Dade Angga, S.I.P., M.Si. 2008 2013 Drs. H. Eddy Paripurna, M.Si.
[12]
40   Dr. H. M. Irsyad Yusuf, S.E., M.M.A. 9 Juli 2013 9 Juli 2018 Ir. H. Riang Kulup Prayuda
[13]
24 September 2018 24 September 2023 K.H. Abdul Mujib Imron, S.H., M.H.
[14]
  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)

Dewan Perwakilan

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[15] 2014–2019[16] 2019–2024[17] 2024–2029[18]
PKB 11   12   15   14
Gerindra (baru) 4   7   7   12
PDI-P 6   7   8   8
Golkar 8   5   6   6
NasDem (baru) 6   6   2
Gelora (baru) 1
PKS 1   3   2   4
Hanura (baru) 2   1   1   0
PAN 1   0   0   0
Demokrat 8   6   1   2
PPP 4   3   4   1
PKNU (baru) 5
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 10   9   9   9


Kecamatan

sunting

Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 kecamatan, 24 kelurahan, dan 341 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.573.202 jiwa dengan luas wilayah 1.474,02 km² dan sebaran penduduk 1.067 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pasuruan, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
35.14.14 Bangil 11 4 Desa
Kelurahan
35.14.13 Beji 2 12 Desa
Kelurahan
35.14.12 Gempol 15 Desa
35.14.18 Gondang Wetan 1 19 Desa
Kelurahan Gondang Wetan
35.14.20 Grati 1 14 Desa
Kelurahan
35.14.06 Kejayan 1 24 Desa
Kelurahan
35.14.16 Kraton 25 Desa
35.14.22 Lekok 11 Desa
35.14.04 Lumbang 12 Desa
35.14.21 Nguling 15 Desa
35.14.11 Pandaan 4 14 Desa
Kelurahan
35.14.05 Pasrepan 17 Desa
35.14.10 Prigen 3 11 Desa
Kelurahan
35.14.17 Pohjentrek 9 Desa
35.14.01 Purwodadi 13 Desa
35.14.08 Purwosari 1 14 Desa
Kelurahan
35.14.03 Puspo 7 Desa
35.14.23 Rejoso 16 Desa
35.14.15 Rembang 17 Desa
35.14.09 Sukorejo 19 Desa
35.14.24 Tosari 8 Desa
35.14.02 Tutur 12 Desa
35.14.19 Winongan 18 Desa
35.14.07 Wonorejo 15 Desa
TOTAL 24 341


Demografi

sunting
 
Masjid Muhammad Cheng Hoo, Pandaan

Kabupaten Pasuruan memiliki keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa Arek sebagai penduduk asli Kabupaten ini dan Suku Madura Pendalungan yang jumlahnya juga signifikan, selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti masyarakat keturunan Tionghoa, Arab dan India. Suku Jawa di Pasuruan terutama adalah dari mereka yang berbahasa Jawa dialek Wetanan. Selain Suku Jawa Arekan dan Suku Madura, juga terdapat etnis Jawa Tengger yang hidup di kawasan Pegunungan Tengger terutama di kecamatan Tosari).

Persentase dari Agama masyarakat Kabupaten Pasuruan yang dikumpulkan dari data Sensus adalah: (Islam 96,82%. Hindu 1,78%. Kristen 1,14%. Protestan 0,69%. Katolik 0,45%. Buddha 0,18%. Konghucu 0,04%. Kepercayaan 0,04%)

Transportasi

sunting

Pasuruan dilintasi oleh jalur pantura Surabaya-Banyuwangi.

Kereta Api

sunting

Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas timur Pulau Jawa serta menuju Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri dan Kertosono, di Stasiun Bangil terdapat persimpangan jalur tersebut.

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di Stasiun Bangil:

Jalan Tol dan Arteri

sunting

Bagian barat wilayah Kabupaten Pasuruan terdapat jalur utama Surabaya-Malang, serta ruas Jalan Tol Surabaya-Gempol. Gempol merupakan kota persimpangan jalur Surabaya-Malang dengan jalur Surabaya-Banyuwangi serta jalur menuju Mojokerto/Ngawi/Surakarta/Yogyakarta.

Industri

sunting
 
Gerbang Kawasan Industri PIER

Kabupaten ini memiliki salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Industri utama di kabupaten ini antara lain Sampoerna di Pandaan, Matsushita (Panasonic), Cheil Jedang Indonesia Rejoso dan PT. Nestle Indonesia di Kejayan.

Pariwisata

sunting
 
Pantai Plalaan pada tahun 1915-an

Bagian barat daya dari wilayah kabupaten ini (perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Malang) adalah dataran tinggi yang cukup sejuk, karena terletak di kaki Gunung Arjuna serta Gunung Welirang. dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Kawasan tersebut terdapat villa-villa peristirahatan, dan sejumlah perumahan elit. Kawasan pegunungan ini juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Di antara objek wisata andalan Pasuruan adalah Taman Safari Indonesia di Prigen dan Kebun Raya Purwodadi. Sebelah tenggara Pasuruan terdapat Pegunungan Tengger dan Gunung Bromo, salah satu tujuan wisata utama Jawa Timur.

 
Pemandian Banyu Biru (tahun 1880-an)

Perayaan/Acara

sunting

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa acara kegiatan, yaitu:

Acara-acara tersebut merupakan acara resmi yang tercatat di Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan wajib diikuti oleh warga masyarakat dalam Kabupaten.

Khas dari Pasuruan

sunting

Masakan

sunting

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa masakan khas, yaitu:

  • Tahu Campur khas Bangil
  • Belut Goreng dan Belut Bakar sambel kacang khas Kraton
  • Nasi Punel Bangil
  • Rawon & Sate Komoh
  • Kupang Lontong khas Kraton
  • Rawon Sakinah
  • Rakul Baikan
  • Rawon Nguling
  • Sate kerang Bangil
  • Sate Kelinci Tretes
  • Komplek Ikan Asap Beji

Jajanan

sunting

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa jajanan khas, yaitu:

  • Bipang beras
  • Lupis Gempol
  • Klepon khas Gempol
  • Tahu Petis
  • Kampoeng Opak Gambir Sumbersuko Gempol
  • Kampung Mangga Alpukat Rembang

Oleh-oleh

sunting

Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:

  • Durian Supeno
  • Ting Ting Jahe
  • Kopi khas Arjuna & Kopi Kapiten
  • Durian khas Ngembal, Tutur (Pegunungan Bromo)
  • Susu Sapi segar khas Tutur
  • Perikanan Asap Beji
  • Kerupuk dan Klepon khas Gempol
  • Bipang beras
  • Nasi Punel Bangil
  • Mangga Avokad / Alpukat Clonal 21
  • Air Buah Legen (Gunungsari, Beji)
  • Dimsum terenak Pandaan
  • Sate Komoh

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Lambang Kabupaten Pasuruan, ditetapkan berdasarkan Perda No. II/1988.
  2. ^ a b c "Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Kabupaten Pasuruan. hlm. 8, 57, 170. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-14. Diakses tanggal 14 Juli 2023. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 14 Juli 2023. 
  4. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15. 
  5. ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 75. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  6. ^ a b c "Profil Kabupaten Pasuruan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-01. Diakses tanggal 2020-10-02. 
  7. ^ "Bangil, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2 Oktober 2020. 
  8. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 22 September 2024. 
  9. ^ "Bangil, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 2 Oktober 2020. 
  10. ^ Bupati Pasuruan Dilantik Pagi Ini Diarsipkan 2009-05-15 di Wayback Machine.. Tempointeraktif. Edisi 9-7-2009.
  11. ^ Dengan 776 Suara, Sofyan Bisa Jadi Anggota DPRD Diarsipkan 2009-05-19 di Wayback Machine.. Kompas Daring. Edisi 16-5-2009.
  12. ^ Okezone (2008-06-24). "Hakim Menangkan PDIP dalam Pilkada Pasuruan : Okezone News". news.okezone.com. Diakses tanggal 2024-09-09. 
  13. ^ "PELATIKAN BUPATI PASURUAN PERIODE 2013-2018 BERLANGSUNG SEDERHANA". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2024-09-29. 
  14. ^ HM Irsyad Yusuf - KH Abdul Mujib Imron Resmi Menjadi Bupati Dan Wakil Bupati Pasuruan 2018-2023, diakses 28 Januari 2022.
  15. ^ "Pelantikan Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan WAGUB BERHARAP DPRD SINKRONISASI DENGAN EKSEKUTIF". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-06-21. 
  16. ^ "PKB Menang Telak di Kabupaten Pasuruan, NasDem Mengejutkan". detiknews. Diakses tanggal 2023-06-21. 
  17. ^ "Petahana Berkuasa, Ini 50 Nama Peraih Kursi DPRD Kabupaten Pasuruan". Kumparan. Diakses tanggal 2023-06-21. 
  18. ^ "50 Calon Anggota DPRD Terpilih 2024-2029 Kabupaten Pasuruan, Partai PKB Mendominasi, Selamat!". TribunTrends.com. Diakses tanggal 2024-06-17. 
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luar

sunting