Kabupaten Jembrana
Kabupaten Jembrana (bahasa Bali: ᬓᬩᬸᬧᬢᬾᬦ᭄ᬚᬾᬫ᭄ᬭᬦ Kabupatén Jĕmbrana) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di ujung Barat pulau Bali, Indonesia. Ibu kotanya adalah kecamatan Kecamatan Negara. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tabanan di Timur, Kabupaten Buleleng di Utara, Selat Bali di Barat dan Samudra Hindia di Selatan. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten Jembrana berjumlah 321.931 jiwa dan pada pertengahan tahun 2024 berjumlah 329.353 jiwa.[2][7]
Kabupaten Jembrana ᬓᬩᬸᬧᬢᬾᬦ᭄ᬚᬾᬫ᭄ᬭᬦ Kabupetén Jĕmbrana | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Bali • Alfabet Bali | ᬚᭂᬫ᭄ᬩ᭄ᬭᬦ Jĕmbrana |
Julukan: Gumi Mekepung | |
Motto: Tri ananta bhakti (Sanskerta) Tiga pengabdian yang kekal: kepada Tuhan, tanah air, dan hidup | |
Koordinat: 8°18′S 114°40′E / 8.3°S 114.67°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bali |
Tanggal berdiri | 14 Agustus 1958 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 |
Ibu kota | Negara |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | I Nengah Tamba |
• Wakil Bupati | I Gede Ngurah Patriana Krisna |
• Sekretaris Daerah | I Made Budiasa |
Luas | |
• Total | 841,80 km2 (325,02 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 329.353 |
• Kepadatan | 390/km2 (1,000/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Bali, Melayu Bali |
• IPM | 75,32 (2024) tinggi [3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 82211-82218 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0365 |
Pelat kendaraan | DK |
Kode Kemendagri | 51.01 |
APBD | Rp 1.177.340.000.000,- (2024)[4] |
PAD | Rp 180.480.000.000,- (2024)[4] |
DAU | Rp 590.270.764.000,- (2024)[5] |
DAK | Rp 125.031.884.000,- (2024)[6] |
Situs web | jembranakab |
Sejarah
suntingBerdasarkan bukti-bukti arkeologis dapat diinterprestasikan bahwa munculnya pemukiman di Jembrana sudah sejak 6000 tahun yang lalu. Dari perspektif semiotik, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora. Munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara (Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular (Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat telah menjadi tradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk.
Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan (folklore) yang muncul, memberi inspirasi di kalangan pembangun lembaga kekuasaan tradisional (raja dan kerajaan) Raja dan pengikutnya yaitu rakyat yang berasal dari etnik Bali Hindu maupun dari etnik non Bali yang beragama Islam telah membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Selain kraton, diberikan pula rakyat pengikut (wadwa), busana kerajaan yang dilengkapi barang-barang pusaka berupa tombak dan tulup. Demikian pula keris pusaka yang diberi nama "Ki Tatas" untuk memperbesar kewibawaan kerajaan. Tercatat bahwa ada tiga orang raja yang berkuasa di pusat pemerintahan yaitu di Puri Agung Jembrana.
Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Puri baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Puri yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX yang kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Patut diketahui bahwa raja-raja yang memerintah di Kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Puri Agung Negara. Patut dicatat pula bahwa ada dua periode birokrasi pemerintahan yang berpusat di Puri Agung Negara.
Periode pertama ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun 1855. Tercatat pada lembaran dokumen arsip pemerintahan Gubernemen bahwa kerajaan Jembrana yang otonom diduduki oleh Raja Jembrana V (Sri Padoeka Ratoe) I Goesti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839-1855). Dalam pemerintahannya telah ditandatangani piagam perjanjian persahabatan bilateral antara pihak pemerintah kerajaan dengan pihak pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Gubernemen) pada tanggal 30 Juni 1849.
Periode kedua selanjutnya digantikan oleh birokrasi modern, melalui tata pemerintahan daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Karesidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah Regentschap dikepalai oleh seorang kepala pribumi (Regent) sebagai pejabat yang dimasukkan dalam struktur birokrasi Kolonial Modern Gubernemen yang berpusat di Batavia. Status pemerintahan daerah (Regentschap) berlangsung selama 26 tahun (1856–1882).
Pada masa Kerajaan Jembrana VI, I Gusti Ngurah Made Pasekan (1855–1866) mengalami dua peralihan status yaitu 1855–1862 sebagai Raja Jembrana dan 1862–1866 sebagai status Regent (Bupati) kedudukan kerajaan berada di Puri Pacekan Jembrana. Ketika reorganisasi pemerintahan di daerah diberlakukan berdasarkan Staatblad Nomor 123 tahun 1882, maka untuk wilayah administratif Bali dan Lombok diberi status wilayah administratif Keresidenan tersendiri. Wilayah Keresidenan Bali dan Lombok dibagi lagi menjadi dua daerah (Afdelingen) yaitu Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana berdasarkan Staatblad Nomor 124 tahun 1882 dengan satu ibu kota yaitu Singaraja.
Selanjutnya daerah Afdeling Jembrana terbagi atas distrik-distrik yang waktu itu terdiri dari tiga distrik yaitu Distrik Negara, Distrik Jembrana dan Distrik Mendoyo. Masing-masing distrik dikepalai oleh seorang Punggawa. Selain distrik juga diberlakukan jabatan Perbekel, khusus yang mengepalai komunitas Islam dan komunitas Timur Asing sebagai kondisi daerah yang unik dari sudut interaksi dan integrasi antar etnik dan antar umat beragama.
Sejak reorganisasi tahun 1882 telah ditetapkan dan disahkan nama satu ibu kota untuk Keresidenan Bali dan Lombok yaitu Singaraja, yang akan membawahi daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Akan tetapi, pada proses selanjutnya, memperhatikan munculnya aspirasi masyarakat di dua daerah afdeling (Buleleng dan Jembrana), maka pihak Gubernemen menanggapi positif. Respons positif pihak Gubernemen di Batavia dapat dibuktikan dengan diterbitkannya sebuah Lembaran Negara (Staatsblad) tersendiri untuk melakukan pembenahan (reorganisasi) tata pemerintahan daerah di daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana.
Pihak Gubernemen dan segenap jajaran bawahan di Departemen Dalam Negeri (Binnenlandsch Bestuur) memperhatikan dan mendukung aspirasi masyarakat untuk menetapkan nama-nama ibu kota Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Pihak Gubernemen dalam pertimbangannya ingin mengakhiri kebiasaan yang menyebut nama Ibu kota Afdeling Buleleng dan Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok dengan nama lebih dari satu. Semula (tahun 1882-1895) hanya diberlakukan satu nama Ibu kota yaitu Singaraja untuk wilayah Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak disetujui dan untuk kemudian, ditetapkanlah nama ibu kota daerah tersendiri terhadap Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok.
Berdasarkan Staatsblad Van Nederlandsch - Indie Nomor 175 Tahun 1895, sampai seterusnya ditetapkanlah Singaraja dan Negara sebagai ibu kota dari masing-masing Afdeling. Dengan demikian, sejak 15 Agustus 1895 berakhirlah nama satu ibu kota: Singaraja sebagai ibu kota Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana.
Sejak itu pula dimulailah nama-nama Ibu kota: Singaraja untuk Keresidenan Bali dan Lombok dan daerah bagiannya di Afdeling Buleleng, serta Negara untuk Daerah Bagian Afdeling Jembrana. Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Nama yang diwarisi itu telah ada dalam lembaran sejarah sejak digunakan sebagai nama Puri yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Karena Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Puri yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hindu.
Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali. Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onder-afdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja).
Raja di Swapraja Jembrana (Anak Agoeng Bagoes Negara) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen. Anak Agung Bagoes Negara memegang tampuk pemerintahan di swapraja Jembrana secara terus-menerus selama 29 tahun meskipun terjadi perubahan tatanegara dalam sistem pemerintahan. Kepemimpinannya di Jembrana berlangsung paling lama dibandingkan dengan kepemimpinan yang dipegang oleh pejabat-pejabat sebelumnya.
Selama kepemimpinannya pula, dua nama yaitu Jembrana dengan ibu kotanya Negara senantiasa terpateri dalam sejarah pemerintah di Jembrana, baik dalam periode Pendudukan Jepang (tahun 1943-1945), periode Republik Indonesia yang hanya beberapa bulan (tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Indonesia Timur (Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (tahun 1950-1958).
Dapat dikatakan bahwa, sejak gelar "Bupati" yang mengepalai pemerintahan di Daerah Tingkat II Jembrana untuk pertama kali diberlakukan pada tahun 1959 sampai saat ini, nama "Negara" sebagai ibu kota Daerah Kabupaten Jembrana tetap dilestarikan.[8]
Geografi
suntingKabupaten Jembrana adalah satu dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Bali. Kabupaten Jembrana terletak di belahan Barat pulau Bali, membentang dari arah Barat ke Timur pada 8°09'30"–8°28'02" LS dan 114°25'53"–114°56'38" BT. Luas wilayah Kabupaten Jembrana secara keseluruhan adalah 841,80 Km² atau 84.180 Ha.[9]
Batas wilayah
suntingBatas-batas wilayah Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Buleleng |
Timur | Kabupaten Tabanan |
Selatan | Samudera Indonesia |
Barat | Selat Bali |
Topografi
suntingKondisi topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan dataran rendah (pesisir pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat diklasifikasi ke dalam empat (4) kelompok, yaitu:
- Wilayah dengan kemiringan lereng 0–2% (datar), tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.
- Wilayah dengan kemiringan lereng 2–15% (landai), tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
- Wilayah dengan kemiringan lereng 15–40% (bergelombang/berbukit), tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
- Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam), merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana.
Bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250–700 m dpl. Sementara itu, bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang dengan ketinggian tempat berkisar antara 1–250 m dpl.[9]
Geologi
suntingSecara geologi, Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah dataran yang sebagian daerah persawahan terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping terumbu dan diperkirakan berumur kwarter, sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada umumnya endapan aluvium yang terdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil, yang dijumpai di sekitar daerah pantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Perancak, Yeh Kuning, Mendoyo dan di pantai Gilimanuk.
Wilayah Kabupaten Jembrana tersusun dari lima jenis batuan, yaitu
- Formasi Gamping Agung
- Batuan Gunung Api Jembrana
- Formasi Palasari
- Formasi Alluvium
- Alluvium Formasi Sorga
Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk gunung yang tidak aktif. Dari jumlah tersebut, Kecamatan Melaya mempunyai gunung paling banyak sehingga topografi di Kecamatan Melaya termasuk berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang dijumpai di Kabupaten Jembrana, ternyata Gunung Merbuk merupakan gunung tertinggi (1.386 m dpl) di Kabupaten Jembrana yang terletak di Kecamatan Jembrana, kemudian disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 mdpl) di Kecamatan Mendoyo, Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara, dan Gunung Lesung (1.047 m dpl) di Kecamatan Mendoyo.
Jenis tanah yang berada di wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari:
- Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol), Jenis tanah ini tersebar di lima wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di Kecamatan Melaya (16.319 ha), Kecamatan Negara dan Jembrana (14.130 ha), dan Kecamatan Pekutatan (12.169 ha).
- Tanah Alluvial Coklat Kelabu, jenis tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana (5.725 ha).
- Tanah Regosol Cokelat Kelabu, jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.
- Tanah Alluvial Hidromorf, jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar Desa Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1.420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang.[9]
Iklim
suntingSuhu udara di wilayah Kabupaten Jembrana bervariasi antara 19°–33 °C, untuk wilayah perbukitan dan pegunungan biasanya suhu bisa berada kurang dari 19 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun bervariasi setiap bulannya antara 75%–81%. Wilayah Kabupaten Jembrana beriklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi pergerakan angin muson, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh hembusan angin muson barat yang bersifat lembap dan basah dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin.
Musim kemarau di wilayah Jembrana berlangsung pada periode Mei–September yang merupakan periode bertiupnya angin muson timur–tenggara dan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli. Sementara itu, musim penghujan di Kabupaten Jembrana berlangsung pada periode bulan-bulan basah November–Maret dan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 290 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Jembrana berkisar antara 1.300–1.900 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–140 hari hujan per tahun. Selain kedua musim tersebut, terdapat pula musim pancaroba yang merupakan musim peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau ataupun sebaliknya dan musim ini terjadi pada bulan April dan Oktober.
Data iklim Jembrana, Bali, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 32.3 (90.1) |
32.3 (90.1) |
32.3 (90.1) |
32.4 (90.3) |
31.8 (89.2) |
31.1 (88) |
30.6 (87.1) |
31.7 (89.1) |
32.6 (90.7) |
33.7 (92.7) |
33.3 (91.9) |
32.9 (91.2) |
32.25 (90.04) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
28.1 (82.6) |
27.1 (80.8) |
26.5 (79.7) |
25.6 (78.1) |
25.1 (77.2) |
25.9 (78.6) |
26.9 (80.4) |
27.8 (82) |
28.4 (83.1) |
27.5 (81.5) |
26.94 (80.49) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22 (72) |
22.3 (72.1) |
22 (72) |
21.8 (71.2) |
21.2 (70.2) |
20.2 (68.4) |
19.6 (67.3) |
20.9 (69.6) |
21.3 (70.3) |
22 (72) |
22.5 (72.5) |
22 (72) |
21.48 (70.8) |
Presipitasi mm (inci) | 281 (11.06) |
249 (9.8) |
223 (8.78) |
161 (6.34) |
108 (4.25) |
66 (2.6) |
54 (2.13) |
26 (1.02) |
64 (2.52) |
158 (6.22) |
216 (8.5) |
272 (10.71) |
1.878 (73,93) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 12 | 11 | 9 | 5 | 4 | 3 | 2 | 3 | 6 | 10 | 13 | 92 |
% kelembapan | 81 | 80 | 79 | 76 | 73 | 70 | 68 | 66 | 67 | 72 | 77 | 80 | 74.1 |
Rata-rata sinar matahari harian | 5.9 | 6.2 | 6.7 | 8.1 | 9.1 | 9.1 | 10.1 | 10.2 | 10.2 | 9.2 | 6.8 | 6.4 | 8.17 |
Sumber #1: Climate-Data.org[10] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[11] & Weatherbase[12] |
Pemerintahan
suntingBupati
suntingBupati yang menjabat saat ini di kabupaten Jembrana ialah I Nengah Tamba, didampingi wakil bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna. Mereka menjadi pemenang pada pemilihan umum bupati Jembrana 2020, dan dilantik pada 26 Februari 2021, untuk periode 2021-2024.[13]
No. | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|
17 | I Nengah Tamba | 26 Februari 2021 | petahana | I Gede Ngurah Patriana Krisna |
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Jembrana dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[14] | 2019–2024[15] | 2024–2029 | ||
PKB | 2 | 2 | 2 | |
Gerindra | 4 | 4 | 4 | |
PDI-P | 14 | 18 | 15 | |
Golkar | 4 | 6 | 6 | |
NasDem | 1 | 0 | 0 | |
PKS | 2 | 0 | 0 | |
Hanura | 4 | 1 | 0 | |
Demokrat | 4 | 3 | 6 | |
PPP | 0 | 1 | 2 | |
Jumlah Anggota | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 8 | 7 | 6 |
Kecamatan
suntingKabupaten Jembrana terdiri dari 5 kecamatan, 10 kelurahan, dan 41 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 323.211 jiwa dengan luas wilayah 841,80 km² dan sebaran penduduk 384 jiwa/km².[16][17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Jembrana, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
51.01.05 | Jembrana | 4 | 6 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.01.04 | Melaya | 1 | 9 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.01.02 | Mendoyo | 1 | 10 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.01.01 | Negara | 4 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
51.01.03 | Pekutatan | - | 8 | Desa | |
TOTAL | 10 | 41 |
Demografi
suntingSuku bangsa
suntingProvinsi Bali merupakan rumah bagi etnis Bali dan Bali Aga, demikian juga di kabupaten ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 202.777 jiwa atau 77,50% dari 261.638 jiwa penduduk kabupaten Jembrana adalah suku Bali.[18] Penduduk Jembrana dari suku lainnya, banyak berasal dari suku Jawa, dan sebagian lagi adalah orang Melayu, Bugis, Madura, Sunda, Tionghoa, Sasak, Flores, Batak, dan beberapa suku lainnya.[18]
Berikut adalah banyaknya penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan suku bangsa pada tahun 2010:[18]
No | Suku | Jumlah (2010) |
% |
---|---|---|---|
1 | Bali | 202.777 | 77,50% |
2 | Jawa | 28.180 | 10,77% |
3 | Melayu | 20.150 | 7,70% |
4 | Bugis | 4.228 | 1,62% |
5 | Madura | 2.984 | 1,14% |
6 | Sunda | 490 | 0,19% |
7 | Tionghoa | 321 | 0,12% |
8 | Sasak | 231 | 0,09% |
9 | Flores | 164 | 0,06% |
10 | Suku lainnya | 2.113 | 0,81% |
Kabupaten Jembrana | 261.638 | 100% |
Agama
suntingAgama yang dianut penduduk kabupaten Jembrana sangat beragam dengan mayoritas beragama Hindu. Orang Bali kebanyakan beragama Hindu, dan sebagian beragama Islam dan Kristen. Sementara penduduk dari suku Jawa, Melayu, Bugis, Sunda, Sasak umumnya beragama Islam. Sebagian orang Flores, Batak, dan sebagian Tionghoa, beragama Kristen.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2024, sebanyak 70,91% penduduk Jembrana menganut agama Hindu. Kemudian penduduk yang beragama Islam sebanyak 26,72%. Selebihnya beragama Kristen sebanyak 2,07%, dimana Protestan sebanyak 1,26% dan Katolik sebanyak 0,81%. Penduduk yang beragama Buddha sebanyak 0,29%, dan Konghucu kurang dari 0,01%.[2] Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 912 pura , kemudian 63 masjid, 105 mushola, 34 gereja Protestan, 3 gereja Katolik dan 7 vihara.[7][19]
Pariwisata
suntingBeberapa tempat wisata yang di kabupaten Jembrana:
- Pura Rambut Siwi
- Pura Jati
- Pura Majapahit
- Pantai Baluk Rening
- Pantai Delod Berawah
- Perancak
- Taman Nasional Bali Barat
- Bendungan Palasari
- Pantai Medewi
- Tukad Gelar
- Bendungan Benel
- Bunut Bolong
- Pantai Pengeragoan
- Teluk Gilimanuk
- Taman Siwa Mahadewa Gilimanuk
- Air Terjun Juwuk Manis
- Taman dan Pura Jagatnatha
- Taman Pecangakan
Galeri
sunting-
Pelabuhan Gilimanuk
Referensi
sunting- ^ a b c d "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 05-12-2018.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 17 November 2024.
- ^ a b "Postur APBD Kabupaten Jembrana Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 17 November 2024.
- ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 17 November 2024.
- ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Bali". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. XXII-26. Diakses tanggal 17 November 2024.
- ^ a b "Kabupaten Jembrana Dalam Angka 2022" (pdf). www.jembranakab.bps.go.id. hlm. 55, 143–145. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-16. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
- ^ [email protected]. "Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana". jembranakab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-22. Diakses tanggal 2018-10-22.
- ^ a b c "Profil Kabupaten Jembrana" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-01. Diakses tanggal 2020-09-23.
- ^ "Negara, Bali, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 23 September 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 78 & 143. Diakses tanggal 23 September 2024.
- ^ "Negara, Bali, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 23 September 2020.
- ^ detikcom, Tim. "Lantik 6 Bupati-Wali Kota Terpilih di Bali, Ini Pesan Gubernur Koster". detiknews. Diakses tanggal 2021-02-27.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Jembrana 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Jembrana 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ a b c "Peta Sebaran Penduduk Menurut Suku Bangsa Provinsi Bali" (pdf). bali.bps.go.id. 15 Januari 2015. hlm. 9, 11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Jembrana". ww.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 19 Januari 2021.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Profil di bali.go.id Diarsipkan 2006-12-16 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Pura Rambut Siwi di pawongan.com