Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar
Kabupaten
Transkripsi bahasa daerah
• Jawa	Blitar (Gêdrig); بليتار (Pégon); ꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ (Hånåcåråkå)
	Dari kiri; ke kanan: Kirab Tumpeng Agung, Reog Bulkiyo, Candi Penataran, dan Larung Sesaji Pantai Tambakrejo
	Lambang
	Julukan: Bumi Bung Karno; The Land of Kings;
	Motto: Hurub hambangun praja; (Jawa) Semangat membangun negeri
	Peta
	Kabupaten Blitar Peta Kabupaten Blitar Kabupaten Blitar (Indonesia)
	Koordinat: 8°08′00″S 112°15′00″E / 8.13333°S 112.25°E
Negara	Indonesia
Provinsi	Jawa Timur
Tanggal berdiri	8 Agustus 1950
Dasar hukum	UU No. 12/1950
Hari jadi	5 Agustus 1324; 700 tahun lalu
Ibu kota	Kanigoro
Jumlah satuan pemerintahan	Daftar Kecamatan: 22; Kelurahan: 28; Desa: 220;
Pemerintahan
• Bupati	Rini Syarifah
• Wakil Bupati	Rahmat Santoso
• Sekretaris Daerah	Izul Marom
• Ketua DPRD	Suwito
Luas
• Total	1.588,79 km2 (613,44 sq mi)
Populasi (2020)
• Total	1.223.745
• Kepadatan	770/km2 (2,000/sq mi)
Demografi
• Agama	93,17% Islam; 3,97% Kristen 2,19% Protestan; 1,78% Katolik; ; ; 2,37% Hindu; 0,49% Buddha;
• Bahasa	Indonesia (resmi),; Jawa (dominan); - Jawa Mataraman,; Lainnya
• IPM	70,58 (0.705) ; Tinggi (2020)
Zona waktu	UTC+07:00 (WIB)
Kode pos	661xx – 661xx
Kode BPS	3505
Kode area telepon	+62 342
Pelat kendaraan	AG xxxx K*/L/M/N/O; AG xxxx P/Q* ;
Kode Kemendagri	35.05
Kode SNI 7657:2023	KNR
DAU	Rp 1.174.543.362.000,- (2020)
Semboyan daerah	Maju Bersama,; Sejahtera Bersama
Flora resmi	Nanas blitar
Fauna resmi	Ketilang gunung
Situs web	www.blitarkab.go.id

Kabupaten Blitar (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ Pegon: بليتار; pengucapan bahasa Jawa: [ˈblɪt̪ar]) adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di kecamatan Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar. Kota Blitar sekarang menjadi enklave dari Kabupaten Blitar^[6] Pada tahun 2020, penduduk kabupaten Blitar berjumlah 1.223.745 jiwa dengan kepadatan 770 jiwa/km².^[2]

Geografi

Batas Wilayah

Utara	Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Timur	Kabupaten Malang
Selatan	Samudra Hindia
Barat	Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

Keadaan tanah

Gunung Kelud (1.731 mdpl.) adalah salah satu gunung api strato yang masih aktif di Pulau Jawa yang terletak di bagian utara kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri. Bagian selatan Kabupaten Blitar yang dipisahkan oleh Sungai Brantas dikenal sebagai penghasil kaolin dan dilintasi oleh Pegunungan Kapur Selatan. Pantai yang terkenal antara lain Pantai Tambakrejo, Serang dan Jalasutra.

Blitar, baik kota maupun kabupaten, terletak di kaki Gunung Kelud, Jawa Timur, sedangkan bagian timur kabupaten Blitar terletak di kaki dan lereng Gunung Kawi dengan titik tertinggi 2.551 mdpl., sekaligus menjadi batas alami dengan Kabupaten Malang.

Daerah Blitar selalu terkena lahar Gunung Kelud yang sudah meletus puluhan kali terhitung sejak tahun 1331. Lapisan-lapisan tanah vulkanik yang banyak ditemukan di Kabupaten Blitar bagian utara pada hakikatnya merupakan hasil pembekuan lahar Gunung Kelud yang telah meletus secara berkala sejak ratusan tahun yang lalu.

Keadaan tanah di daerah Blitar yang kebanyakan berupa tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir dan napal (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan, bersifat masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut regosol yang dapat dimanfaatkan untuk menanam padi, tebu, tembakau dan sayur mayur. Selain hijaunya persawahan yang mendominasi pemandangan alam di daerah Kabupaten Blitar, ditanam pula tembakau di daerah ini. Tembakau mulai ditanam sejak Belanda berhasil menguasai daerah ini sekitar abad ke-17. Bahkan kemajuan ekonomi Blitar pernah ditentukan dengan keberhasilan atau kegagalan produksi tembakau.

Sungai Brantas yang mengalir dari timur ke barat membagi Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Bagian selatan Kabupaten Blitar (sering disebut Blitar Selatan) kebanyakan tanahnya berjenis grumusol. Tanah semacam ini hanya produktif bila dimanfaatkan untuk menanam ketela pohon, jagung dan jati.

Sungai Brantas

Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang kedua di Jawa Timur setelah Bengawan Solo (sebagian mengalir di wilayah Jawa Tengah). Sungai ini memegang peranan penting dalam sejarah politik maupun sosial Provinsi Jawa Timur. Sungai yang berhulu di Gunung Arjuno ini turut membawa unsur-unsur utama dari dataran tinggi aluvial di Malang yang bersifat masam sehingga menghasilkan unsur garam yang berguna bagi kesuburan tanah.

Di Kabupaten Blitar, aliran air Sungai Brantas diberi tambahan unsur utama sehingga menyebabkan daerah dataran rendah aluvial yang dilintasi Sungai Brantas, seperti Tulungagung dan Kediri, memiliki tanah yang subur. Di Blitar juga saat ini terdapat 3 waduk/bendungan yakni, Bendungan Serut (Lodoyo), Wlingi dan Selorejo.

Sejarah

Masa kerajaan

Tiga daerah subur, yaitu Malang, Kediri dan Mojokerto, seakan-akan "diciptakan" oleh Sungai Brantas sebagai pusat kedudukan suatu pemerintahan, sesuai dengan teori natural seats of power yang dicetuskan oleh pakar geopolitik, Sir Halford Mackinder, pada 1919. Teori tersebut memang benar adanya karena kerajaan-kerajaan besar yang didirikan di Jawa Timur, seperti Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit, semuanya beribu kota di dekat daerah aliran Sungai Brantas.

Jika saat ini Kediri dan Malang dapat dicapai melalui tiga jalan utama, yaitu melalui Mojosari, Ngantang, atau Blitar, maka tidak demikian dengan masa lalu. Dahulu orang hanya mau memakai jalur melalui Mojosari atau Blitar jika ingin bepergian ke Kediri atau Malang. Hal ini disebabkan karena saat itu, jalur yang melewati Ngantang masih terlalu berbahaya untuk ditempuh, seperti yang pernah dikemukakan oleh J.K.J de Jonge dan M.L. van de Venter pada tahun 1909.

Jalur utara yang melintasi Mojosari sebenarnya saat itu juga masih sulit dilintasi mengingat banyaknya daerah rawa di sekitar muara Sungai Porong. Di lokasi itu pula, Laskar Jayakatwang yang telah susah payah mengejar Raden Wijaya pada tahun 1292 gagal menangkapnya karena medan yang terlalu sulit. Oleh karena itulah, jalur yang melintasi Blitar lebih disukai orang karena lebih mudah dan aman untuk ditempuh, didukung oleh keadaan alamnya yang cukup landai.

Pada zaman dahulu, daerah Blitar merupakan daerah lintasan antara Dhoho (Kediri) dengan Tumapel (Malang) yang paling cepat dan mudah. Di sinilah peranan penting yang dimiliki Blitar, yaitu daerah yang menguasai jalur transportasi antara dua daerah yang saling bersaing (Panjalu dan Jenggala serta Dhoho dan Singosari). Banyaknya prasasti yang ditemukan di daerah ini (kira-kira 21 prasasti) bisa dikaitkan dengan alasan tersebut.

Kitab Negarakertagama

Pendapat yang mengatakan bahwa Kabupaten Blitar merupakan daerah perbatasan antara Dhoho dengan Tumapel dapat disimpulkan dari salah satu cerita dalam Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca. Disebutkan dalam kitab tersebut bahwa Raja Airlangga meminta Empu Bharada untuk membagi Kerajaan Kediri menjadi dua, yaitu Panjalu dan Jenggala. Empu Bharada menyanggupinya dan melaksanakan titah tersebut dengan cara menuangkan air kendi dari ketinggian.^[7] Air tersebut konon berubah menjadi sungai yang memisahkan Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala. Letak dan nama sungai ini belum diketahui dengan pasti sampai sekarang, tetapi beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa sungai tersebut adalah Sungai Lekso (masyarakat sekitar menyebutnya Kali Lekso). Pendapat tersebut didasarkan atas dasar etimologis mengenai nama sungai yang disebutkan dalam Kitab Pararaton.

Kitab Pararaton

Diceritakan dalam Kitab Pararaton bahwa balatentara Daha yang dipimpin oleh Raja Jayakatwang berniat menyerang pasukan Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Raja Kertanegara melalui jalur utara (Mojosari). Adapun yang bergerak melalui jalur selatan disebutkan dalam Kitab Pararaton dengan kalimat saking pinggir Aksa anuju in Lawor... anjugjugring Singosari pisan yang berarti dari tepi Aksa menuju Lawor... langsung menuju Singosari.^[8] Nama atau kata Aksa yang muncul dalam kalimat tersebut diperkirakan merupakan kependekan dari Kali Aksa yang akhirnya sedikit berubah nama menjadi Kali Lekso. Pendapat ini diperkuat lagi dengan peta buatan abad ke-17 (digambar ulang oleh De Jonge) yang mengatakan bahwa ...di sebelah timur sungai ini (Sungai Lekso) adalah wilayah Malang dan di sebelah baratnya adalah wilayah Blitar.^[9]

Candi

Karena letaknya yang strategis, Blitar penting artinya bagi kegiatan keagamaan, terutama Hindu, pada masa lalu. Lebih dari 12 candi tersebar di seantero Blitar. Adapun candi yang paling terkenal di daerah ini adalah Candi Penataran yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok. Menurut riwayatnya, Candi Penataran dahulu merupakan candi negara atau candi utama kerajaan. Pembangunan Candi Penataran dimulai ketika Raja Kertajaya mempersembahkan sima untuk memuja sira paduka bhatara palah yang berangka tahun Saka 1119 (1197 Masehi).

Nama Penataran ini kemungkinan besar bukan nama candinya, melainkan nama statusnya sebagai candi utama kerajaan. Candi-candi pusat semacam ini di Bali juga disebut dengan penataran, misalnya Pura Panataransasih. Menurut seorang ahli, kata natar berarti pusat, sehingga Candi Penataran di sini dapat diartikan sebagai candi pusat.

Di sebelah timur Candi Penataran terdapat Candi Plumbangan yang berlokasi di Kecamatan Doko, yang oleh masyarakat setempat juga dijadikan sebagai objek wisata.

Hari jadi

Salah satu sumber sejarah yang paling penting adalah prasasti karena merupakan dokumen tertulis yang asli dan terjamin kebenarannya.^[10] Prasasti dapat diartikan sebagai tulisan dalam bentuk puisi yang berupa pujian.^[11]

Enam abad yang lalu, tepatnya pada bulan Waisaka tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk beserta para pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan upacara pemujaan di Candi Penataran. Rombongan itu tidak hanya singgah di Candi Penataran, tetapi juga ke tempat-tempat lain yang dianggap suci, yaitu Sawentar (Lwangwentar) di Kanigoro, Jimbe, Lodoyo, Simping (Sumberjati) di Kademangan dan Mleri (Weleri) di Srengat.

Hayam Wuruk tidak hanya sekali singgah di Blitar. Pada tahun 1357 Masehi (1279 Saka), Hayam Wuruk berkunjung kembali ke Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap selama beberapa hari di Lodoyo.^[12] Hal itu mencerminkan betapa pentingnya daerah Blitar kala itu, sehingga Hayam Wuruk pun tidak segan untuk melakukan dua kali kunjungan istimewa dengan tujuan yang berbeda ke daerah ini.

Pada tahun 1316 dan 1317, Kerajaan Majapahit carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti dan Sengkuni. Kondisi itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander (sekarang Dander, Kabupaten Bojonegoro). dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil kembali naik takhta dengan selamat. Adapun Kuti dan Sengkuni berhasil diringkus dan kemudian dihukum mati.^[13] Oleh karena sambutan hangat dan perlindungan ketat yang diberikan penduduk Desa Bedander, maka Jayanegara pun memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa pemberian prasasti ini merupakan peristiwa penting karena menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari Minggu Paing bulan Srawana tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Blitar setiap tahunnya.

Bupati Blitar di sekitar tahun 1900

Pemerintahan

Daftar Bupati

No		Mulai menjabat	Akhir menjabat	Prd.	Ket.	Wakil Bupati
1	R.M. Arjo Ronggo Hadinegoro	1831	1866	1	^{[Ket. 1]}	—
2	K.P.H. Warsokoesoemo	1866	1896	2
3	K.P.H. Sosrohadinegoro	1896	1917	3	^{[Ket. 2]}
4	K.P.H. Warsohadiningrat	1918	1942	4
—	R.M. Harsojo	1942	1942	—
5	R.M.T. Prijambodo	1942	1943	5	^{[Ket. 3]}
—	Santoso Harsono	1943	1943	—	^{[Ket. 4]}
6	R. Samadikoen	1943	1945	6
7	R. Darmadi	1945	1947	7	^{[Ket. 5]}
8	R. Soenarjo	1947	1950	8
(7)	R. Darmadi	1950	1956	9	^{[Ket. 6]}
9	Kyai Moh. Slamet Poespodiwirjo	1956	1957	10
10	R. Ismaoen Danoe Soesastro	1957	1957	11
11	M. Adiman	1957	1960	12
12	R. Soemarsono	1960	1965	13
13	Sanoesi Prawirodihardjo	1965	1974	14
13	Sanoesi Prawirodihardjo	1965	1974	15
14	R. Oetomo	1974	1975	15
15	Eddy Slamet	1975	1980	16
16	Sarjono	1980	1985	17
17	Drs. H. Siswanto Adi	1986	1991	18
17	Drs. H. Siswanto Adi	1991	1996	19
18	H. Bambang Sukotjo S.H. M.M.	1996	2001	20
19	Drs. H. Imam Muhadi MBA, M.M.	2001	2004	21	^{[Ket. 7]}	Herry Noegroho
—	H. Herry Noegroho SE. MH.	2004	2005		^{[Ket. 8]}	—
20		2005	2006		^{[Ket. 9]}	—
		1 Februari 2006	1 Februari 2011	22	^{[Ket. 10]}	Arif Fuadi
		1 Februari 2011	1 Februari 2016	23		Rijanto
21	Drs. Rijanto MM.	17 Februari 2016	17 Februari 2021	24	^{[Ket. 11]}	Marhaenis Urip Widodo
	Drs. Budi Santoso	26 September 2020	4 Desember 2020		Pjs. Bupati Blitar	^[14]
22	Rini Syarifah	26 Februari 2021	Petahana	25		H. Rahmat Santoso, S.H.

Catatan

^ Memindah pusat pemerintahan dari Pakunden ke Kepanjenlor
^ Mengetahui pembentukan Gemeente Blitar pada tanggal 1 April 1906
^ Ditunjuk oleh Jepang
^ Pejabat sementara pasca-Pemberontakan PETA Blitar
^ Ayah dari Soeprijadi, pemimpin Pemberontakan PETA Blitar
^ Kembali menjadi Bupati Blitar setelah ikut membela Indonesia dalam Agresi Militer Belanda
^ Diberhentikan karena tersandung masalah korupsi
^ Pejabat sementara
^ Bupati Definitif
^ Memindahkan pusat pemerintahan dari Kota Blitar ke Kanigoro
^ Memperoleh Opini WTP dari BPK, Kabupaten Sehat Swasti Saba Wiwerda, Wahana Tata Nugraha dan berbagai penghargaan lain tingkat Provinsi dan nasional

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Blitar dalam empat periode terakhir.

Partai Politik		Jumlah Kursi dalam Periode
Partai Politik		2009–2014^[15]	2014–2019^[16]	2019–2024^[17]	2024–2029^[18]
	PKB	8	9	9	11
	Gerindra	(baru) 1	6	6	7
	PDI-P	15	13	19	16
	Golkar	5	4	3	5
	NasDem		(baru) 3	2	3
	PKS	2	3	1	0
	Hanura	(baru) 1	0	0	0
	PAN	5	7	7	5
	Demokrat	9	4	2	2
	PPP	2	1	1	1
	Patriot	2
Jumlah Anggota		50	50	50	50
Jumlah Partai		10	9	9	8

Kecamatan

Kabupaten Blitar terbagi menjadi 22 Kecamatan, 28 Kelurahan, dan 220 Desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduk sebanyak 1.219.092 jiwa dengan luas wilayah 1.336,48 km² dan sebaran penduduk 912 jiwa/km².^[19]^[20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Blitar, adalah sebagai berikut:

Kode Kemendagri	Kecamatan	Jumlah Kelurahan	Jumlah Desa	Status	Daftar Desa/Kelurahan
35.05.05	Bakung		11	Desa	Bakung Bululawang Kedungbanteng Lorejo Ngrejo Plandirejo Pulerejo Sidomulyo Sumberdadi Tumpakkepuh Tumpakoyot
35.05.16	Binangun		12	Desa	Binangun Birowo Kedungwungu Ngadri Ngembul Rejoso Salamrejo Sambigede Sukorame Sumberkembar Tawangrejo Umbuldamar
35.05.18	Doko		10	Desa	Doko Genengan Jambepawon Kalimanis Plumbangan Resapombo Sidorejo Slorok Sumberurip Suru
35.05.15	Gandusari		14	Desa	Butun Gadungan Gandusari Gondang Kotes Krisik Ngaringan Semen Slumbung Soso Sukosewu Sumberagung Tambakan Tulungrejo
35.05.11	Garum	4	5	Desa	Karangrejo Pojok Sidodadi Slorok Tingal
35.05.11	Garum	4	5	Kelurahan	Bence Garum Sumberdiren Tawangsari
35.05.04	Kademangan	1	14	Desa	Bendosari Darungan Dawuhan Jimbe Kebonsari Maron Pakisaji Panggungduwet Plosorejo Plumpungrejo Rejowinangun Sumberjati Sumberjo Suruhwadang
35.05.04	Kademangan	1	14	Kelurahan	Kademangan
35.05.10	Kanigoro	2	10	Desa	Banggle Gaprang Gogodeso Jatinom Karangsono Kuningan Minggirsari Papungan Sawentar Tlogo
35.05.10	Kanigoro	2	10	Kelurahan	Kanigoro Satreyan
35.05.19	Kesamben		10	Desa	Bumirejo Jugo Kemirigede Kesamben Pagergunung Pagerwojo Siraman Sukoanyar Tapakrejo Tepas
35.05.09	Nglegok	1	10	Desa	Bangsri Dayu Jiwut Kedawung Kemloko Krenceng Modangan Ngoran Penataran Sumberasri
35.05.09	Nglegok	1	10	Kelurahan	Nglegok
35.05.13	Panggungrejo		10	Desa	Balerejo Bumiayu Kaligambir Kalitengah Margomulyo Panggungasri Panggungrejo Serang Sumberagung Sumbersih
35.05.06	Ponggok		15	Desa	Bacem Bendo Candirejo Dadaplangu Gembongan Jatilengger Karangbendo Kawedusan Kebonduren Langon Maliran Pojok Ponggok Ringinanyar Sidorejo
35.05.07	Sanankulon		12	Desa	Bendosari Bendowulung Gledug Jeding Kalipucung Plosoarang Purworejo Sanankulon Sumber Sumberingin Sumberjo Tuliskriyo
35.05.21	Selorejo		10	Desa	Ampelgading Banjarsari Boro Ngreco Ngrendeng Olak-Alen Pohgajih Selorejo Sidomulyo Sumberagung
35.05.22	Selopuro		8	Desa	Jambewangi Jatitengah Mandesan Mronjo Ploso Popoh Selopuro Tegalrejo
35.05.03	Srengat	4	12	Desa	Bangelenan Dermojayan Kandangan Karanggayam Kendalrejo Kerjen Maron Ngaglik Pakisrejo Purwokerto Selokajang Wonorejo
35.05.03	Srengat	4	12	Kelurahan	Dandong Kauman Srengat Togogan
35.05.12	Sutojayan	7	4	Desa	Bacem Kaulon Pandanarum Sumberjo
35.05.12	Sutojayan	7	4	Kelurahan	Jegu Jingglong Kalipang Kedungbunder Kembangarum Sukorejo Sutojayan
35.05.14	Talun	4	10	Desa	Bendosewu Duren Jabung Jajar Jeblog Kendalrejo Pasirharjo Sragi Tumpang Wonorejo
35.05.14	Talun	4	10	Kelurahan	Bajang Kamulan Kaweron Talun
35.05.02	Udanawu		12	Desa	Bakung Bendorejo Besuki Jati Karanggondang Mangunan Ringinanom Slemanan Sukorejo Sumbersari Temenggungan Tunjung
35.05.20	Wates		8	Desa	Mojorejo Purworejo Ringinrejo Sukorejo Sumberarum Tugurejo Tulungrejo Wates
35.05.17	Wlingi	5	4	Desa	Balerejo Ngadirenggo Tegalasri Tembalang
35.05.17	Wlingi	5	4	Kelurahan	Babadan Beru Klemunan Tangkil Wlingi
35.05.01	Wonodadi		11	Desa	Gandekan Jaten Kaliboto Kebonagung Kolomayan Kunir Pikatan Rejosari Salam Tawangrejo Wonodadi
35.05.08	Wonotirto		8	Desa	Gununggede Kaligrenjeng Ngadipuro Ngeni Pasiraman Sumberboto Tambakrejo Wonotirto
	TOTAL	28	220

Lambang Daerah

Lambang daerah Kabupaten Blitar terdiri atas sembilan bagian dengan bentuk, macam, dan maknanya sebagai berikut.^[21]

Bentuk seluruhnya merupakan segi lima: Lambang Pancasila.
Candi Penataran: Peninggalan Majapahit sebagai lambang kebudayaan yang luhur.
Keris pusaka: Lambang semangat dan jiwa kepahlawanan rakyat Blitar sejak dahulu hingga sekarang.
Sungai Brantas dengan warna biru di atas dasar warna hijau dan kuning: Lambang kemakmuran, membagi daerah Blitar menjadi dua bagian.
Pangkal keris dengan bentuk gunung dengan api yang menyala: Lambang kedinamisan rakyat Blitar yang pantang mundur dalam berjuang menghadapi malapetaka.
Pohon beringin: Lambang pengayoman pemerintah yang diharapkan oleh rakyat.
Segilima di tengah warna biru muda: Lambang kegotongroyongan dalam suasana aman dan damai.
Padi dan kapas: Lambang sandang dan pangan, terdiri atas 8 buah kapas dan 17 butir padi.
Pita dwiwarna dengan bintang emas bersudut.

Ekonomi

Perkebunan Teh Sirah Kencong

Perekonomian masyarakat Kabupaten Blitar pada saat ini masih didominasi pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Kabupaten Blitar termasuk salah satu pusat produksi telur terbesar di Indonesia. Daerah ini mampu memasok 70 persen telur untuk Jawa Timur dan berkontribusi 30 persen dari pasokan telur nasional. Pada 2018, total populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar lebih dari 15 juta ekor dengan total produksi telur 155.802 ton.^[22] Aliran Sungai Brantas dan Sungai Lekso yang dimanfaatkan dengan adanya dua buah bendungan (Wlingi dan Serut) membuat perngairan di Blitar sangat baik dan efektif. Dengan adanya pengairan tersebut mendorong sektor pertanian Blitar untuk memproduksi beras dan jagung utamanya di dataran rendah yang banyak dialiri sungai seperti Kecamatan Sanankulon, Garum dan Talun.

Selain itu, Kabupaten Blitar juga menghasilkan sayuran seperti cabai dan kentang di Kecamatan Panggungrejo dan Binangun dengan kontur daerah tinggi namun kering, serta kubis dan tomat di Kecamatan Gandusari dan Nglegok dengan wilayah dataran yang cukup tinggi dan sejuk. Wilayah Kabupaten Blitar juga dikenal sebagai penghasil buah-buahan seperti buah pepaya di Kecamatan Sanankulon, nanas di Kecamatan Ponggok, serta rambutan dan manggis di Kecamatan Nglegok. Selain pertanian, terdapat pula perkebunan kakao yang berada di Kecamatan Bakung dan Doko, serta kopi dan teh yang tersebar di wilayah dengan dataran yang cukup tinggi, meliputi Kecamatan Nglegok dan Gandusari yang terletak di lereng selatan Gunung Kelud dan Kecamatan Wlingi, Doko, Kesamben dan Selorejo yang terletak di lereng selatan Gunung Kawi. Terdapat pula tanaman tebu yang terletak di Kecamatan Udanawu, Serngat, Ponggok dan Binangun, serta hutan industri jati yang dikelola oleh Perum Perhutani di daerah selatan Sungai Brantas yang relatif tandus dan berkapur di Kecamatan Bakung, Kademangan dan Sutojayan.

Pada sektor perikanan terdapat budi daya perikanan air tawar seperti ikan koi, ikan uceng, ikan kutuk / gabus, ikan mujair yang mayoritas berada di kecamatan Srengat, Kesamben dan Wlingi, serta hasil laut dan tambak udang windu yang berada di Kecamatan Bakung, Wates, Panggungrejo dan Wonotirto. Aliran lava dari Gunung Kelud juga membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Blitar, selain kesuburan tanah juga terdapat batu pecah dan endapan pasir sungai yang menjadi salah satu meterial bangunan dan banyak dikirim ke daerah kabupaten lain di Jawa Timur. Pada sektor lainnya, masyarakat Kabupaten Blitar juga bekerja dalam industri kecil dan menengah antara lain makanan tradisonal opak gambir, gula merah, sambal pecel, serta kerajinan kayu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Terdapat pengolahan minyak kenanga dan minyak asiri dari daun cengkih dan daun nilam di Kecamatan Doko. Sedangkan untuk industri besar terdapat pabrik rokok di Kecamatan Sanankulon, peternakan dan pengolahan susu sapi perah, di Kecamatan Wlingi, pengolahan teh di Kecamatan Gandusari, serta pabrik gula di Kecamatan Binangun.

Kesehatan

Daftar Rumah Sakit di Kabupaten Blitar

RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi
RSUD Srengat, Srengat
RSU An-Nisa, Wlingi
RSU Ananda, Srengat
RSU Aulia, Sutojayan
RSU Assifa, Wlingi
RSU Medika Utama, Kanigoro
RSU Wava Husada, Kesamben
RSU Ittihad, Togogan
RSIA Kirana Husada, Wlingi

Transportasi

Kabupaten Blitar dilintasi oleh jalan provinsi yang menghubungkan daerah ini dengan Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Malang. Stasiun-stasiun yang berada di Kabupaten Blitar adalah Garum, Talun, Wlingi, Kesamben dan Pohgajih. Sedangkan terminal bus dan MPU/mikrolet terdapat di Kesamben, Wlingi, Lodoyo, Kademangan dan Gawang.

Kereta Api

Berikut ini rute kereta api yang melintas di Kabupaten Blitar berdasarkan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2023:

Nama kereta api	Kelas	Relasi	Stasiun pemberhentian di Kabupaten Blitar	Stasiun pemberhentian di Kota Blitar
Lintas selatan Jawa
Kertanegara	Campuran (Eksekutif–Ekonomi)	Purwokerto–Malang	Wlingi	Blitar
Kertanegara			Kesamben
Malioboro Ekspres			Wlingi
Malabar	Campuran (Eksekutif–Ekonomi Premium)	Bandung–Malang	Wlingi
Kahuripan	Ekonomi	Kiaracondong–Blitar	–
Singasari	Campuran (Eksekutif–Ekonomi)	Pasar Senen–Purwokerto–Blitar	Wlingi
Gajayana	Eksekutif-Luxury	Gambir–Purwokerto–Malang	Wlingi
Lintas utara Jawa
Brantas	Campuran (Eksekutif–Ekonomi)	Pasar Senen–Semarang Tawang–Blitar	–	Blitar
Matarmaja	Ekonomi	Pasar Senen–Semarang Tawang–Malang	Wlingi
Matarmaja			Kesamben
Majapahit			Wlingi
Brawijaya	Eksekutif	Gambir–Semarang Tawang–Malang	Wlingi
Lokal
Commuter Line Dhoho	Ekonomi	Surabaya Kota–Kertosono–Blitar	–	Blitar
Commuter Line Penataran	Ekonomi	Surabaya Kota–Malang–Blitar	Talun, Garum, Wlingi, Kesamben, dan Pohgajih	Blitar

Bus

Operator Bus	Relasi	Jumlah Armada
Kramat Djati	Blitar–Jakarta Raya	1 Bus
Pahala Kencana	Blitar–Jakarta Raya	2 Bus
Lorena	Blitar–Jakarta Raya	2 Bus
Rosalia Indah	Blitar–Jakarta Raya	3 Bus
Harapan Jaya	Blitar–Jakarta Raya	2 Bus
Restu	Blitar–Surabaya	10 Bus
Medali Mas	Blitar–Surabaya	4 Bus
Tenterm	Blitar–Surabaya	6 Bus
Sumber Lumayan	Blitar–Surabaya	6 Bus
Dhana Dhasih	Blitar–Surabaya	1 Bus
Restu Mulya	Blitar–Denpasar	1 Bus
Gunung Harta	Blitar–Denpasar	1 Bus
Handoyo	Blitar–Pekanbaru	1 Bus
SAN	Blitar–Bengkulu	1 Bus
Merta Sari	Blitar–Bandar Lampung	1 Bus
Family Raya Ceria	Blitar–Padang	1 Bus
Puspa Jaya	Blitar–Bandar Lampung	1 Bus
DAMRI	Blitar–Palembang	1 Bus
ALS	Blitar–Medan	1 Bus
Bagong	Blitar–Malang	36 Bus
Rukun Jaya	Blitar–Pare–Surabaya	4 Bus
Kawan Kita	Blitar–Kediri–Nganjuk	10 Bus

Pantai Tambakrejo

Pariwisata

Candi Penataran

Berikut ini adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Blitar.

Kampung Cokelat

Air Terjun Umbul Waru berada dipinggir laut

Pantai pangi

Wisata Alam

Air Terjun Coban Wilis
Air Terjun Jurug Bening
Air Terjun Laweyan
Air Terjun Sirah Kencong
Air Terjun Tirto Galuh
Air Terjun Umbul Waru
Bukit Bunda
Gua Embultuk
Pantai Gondo Mayit
Pantai Jolosutro
Pantai Pangi
Pantai Peh Pulo
Pantai Serang
Pantai Tambakrejo
Perkebunan Teh Siah Kencong
Telaga Rambut Monte

Wisata Edukasi dan Taman Rekreasi

Blitar Park
Bendungan Wlingi Raya
Bendungan Serut
Hutan Wisata Kaloka
Kampung Cokelat
Kebun Kopi Karanganyar
Kebun Teh Sirah Kencong
Penangkaran Rusa dan Hutan Wisata Maliran
Soko Adventure

Wisata Sejarah

Wisata Budaya

Kuliner Khas

Makanan dan Minuman Khas

Es Drop Blitar
Es Dawet Srabi
Es Pleret
Pecel Punten Khas Blitar
Ikan kutuk Khas Srengat
Krengsengan 02 (bekicot) Kesamben
Lalapan Uceng Khas Wlingi
Rica-rica Mentog Khas Talun
Sayur Lodho

Oleh-Oleh Khas

Bumbu Pecel Karangsari
Geti
Rambutan Binjai
Nanas Ponggok
Wajik kletik
Jenang Wijen
Opak Gambir
Uceng Krispi
Gula Jawa (Merah)
Kopi kelud (excelsa)
Sosis Ikan Lele Srengat

Tokoh Terkenal

Abdurrahman Suhaimi, Politisi
Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri Kesehatan 2011-2014
Anas Urbaningrum, Politisi
Arif Afandi, Wakil Wali kota Surabaya
Asep Subarkah Yusuf, (Mayjen TNI) Deputi Kontra Intelijen, BIN
Charis Yulianto, Atlet Sepak bola
Djoko Lelono, Penulis
Gatot Subiyaktoro, (Irjen Pol, Purnawirawan)
Heriyono, (Mayjen TNI, Purnawirawan), Rektor Universtas Achmad Yani
Herry Noegroho, Bupati Blitar 2006-2016
Imam Munandar, Gubernur Provinsi Riau, 1980-1988
J.B. Sumarlin, Menteri Keuangan 1988-1993
Ken Radhiq, Pelawak tunggal
Kurnia Dewantara, (Mayjen TNI) Komandan Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat
Murdaya Widyawimarta Poo, Pengusaha dan suami Siti Hartati Mudrdaya
Nitya Krishinda Maheswari, Atlet Bulu tangkis
Noura Dian Hartarony, Politisi
Rijanto, Bupati Blitar 2016-2021
Soehardi, Seniman pelukis
Soekarmen, Gubernur Provinsi Bali 1967-1978
Soekarni Kartodiwirjo, Pahlawan Nasional
Soenarjo, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2003-2008
Soeryo Goeritno, Pengusaha
S. Waldy, Aktor Films
Agus muhammad iqdam, penceramah_ pimpinan sabillu taubah
Akhsin Al Fata Pengusaha Muda, Enterpreneur

Pendidikan

Lihat Pula

Pemekaran Daerah

Usulan dari apresiasi masyarakat selatan wilayah blitar, ingin otonomi daerah sendiri 7 daerah kecamatan yang akan bergabung

Dengan sebagai calon ibu kota berkedudukan di Kecamatan Sutojayan.

Catatan kaki

^ Udanawu, Srengat, Wonodadi, Sanankulon, Ponggok, Nglegok

Referensi

^ Sholeh, Muhammad. "Kirab Hurub Hambangun Praja Hari Jadi Kabupaten Blitar Kelilingi 248 Desa | TIMES Indonesia". www.timesindonesia.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 2022-01-18.
^ ^a ^b ^c ^d "Kabupaten Blitar Dalam Angka 2021" (pdf). www.blitarkab.bps.go.id. hlm. 47, 136. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-13. Diakses tanggal 13 April 2021.
^ "Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2014-2020". www.blitarkab.bps/go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 19 Januari 2021.
^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 13 April 2021.
^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 13 April 2021.
^ "Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pemindahan ibu kota Kabupaten Blitar dari wilayah Kota Blitar ke wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-01. Diakses tanggal 2010-05-23.
^ Kitab Nagarakertagama, nyanyian 68:1, 68:2, dan 68:3
^ Kitab Pararaton, bab 5, diterjemahkan oleh Ki J. Patmapuspita, 1966
^ B. Schrieke, 1957
^ Damais, 1968
^ McDannel, Sanskrit Dictionary, hlm. 182
^ Nag. punuh 17/5, 6, 41/4, 61/2 dan 3
^ Kitab Pararaton, bab 80-83
^ "Pjs Bupati Blitar Pimpin Operasi Yustisi Penegakan Prokes". Hulondalo.id. 2020-10-22. Diakses tanggal 2020-11-14.
^ "Kabupaten Blitar Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 16-08-2012. Diakses tanggal 23-08-2023.
^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Blitar 2014-2019
^ Akhirnya KPU Resmi Tetapkan 50 Nama DPRD Kabupaten Blitar Periode 2019 – 2024
^ "Pleno KPU Kabupaten Blitar, Ini Dia Daftar 50 Anggota Terpilih DPRD Kabupaten Blitar 2024-2029". BlitarRaya.com. 2024-05-03. Diakses tanggal 2024-06-27.
^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
^ "Situs resmi Kabupaten Blitar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-02. Diakses tanggal 2006-06-05.
^ Republika (2019-11-27). "Perekonomian Blitar Bergantung pada Peternakan Ayam Petelur". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-14. Diakses tanggal 2020-06-13.

Pranala luar

(Indonesia)Situs web resmi

[15] Memindah pusat pemerintahan dari Pakunden ke Kepanjenlor

[16] Mengetahui pembentukan Gemeente Blitar pada tanggal 1 April 1906

[17] Ditunjuk oleh Jepang

[18] Pejabat sementara pasca-Pemberontakan PETA Blitar

[19] Ayah dari Soeprijadi, pemimpin Pemberontakan PETA Blitar

[20] Kembali menjadi Bupati Blitar setelah ikut membela Indonesia dalam Agresi Militer Belanda

[21] Diberhentikan karena tersandung masalah korupsi

[22] Pejabat sementara

[23] Bupati Definitif

[24] Memindahkan pusat pemerintahan dari Kota Blitar ke Kanigoro

[25] Memperoleh Opini WTP dari BPK, Kabupaten Sehat Swasti Saba Wiwerda, Wahana Tata Nugraha dan berbagai penghargaan lain tingkat Provinsi dan nasional

[5] Udanawu, Srengat, Wonodadi, Sanankulon, Ponggok, Nglegok

[1] Sholeh, Muhammad. "Kirab Hurub Hambangun Praja Hari Jadi Kabupaten Blitar Kelilingi 248 Desa | TIMES Indonesia". www.timesindonesia.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 2022-01-18.

[BLITAR-2] "Kabupaten Blitar Dalam Angka 2021" (pdf). www.blitarkab.bps.go.id. hlm. 47, 136. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-13. Diakses tanggal 13 April 2021.

[BLT-3] "Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2014-2020". www.blitarkab.bps/go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 19 Januari 2021.

[4] "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 13 April 2021.

[6] "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 13 April 2021.

[7] "Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pemindahan ibu kota Kabupaten Blitar dari wilayah Kota Blitar ke wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-01. Diakses tanggal 2010-05-23.

[8] Kitab Nagarakertagama, nyanyian 68:1, 68:2, dan 68:3

[9] Kitab Pararaton, bab 5, diterjemahkan oleh Ki J. Patmapuspita, 1966

[10] B. Schrieke, 1957

[11] Damais, 1968

[12] McDannel, Sanskrit Dictionary, hlm. 182

[13] Nag. punuh 17/5, 6, 41/4, 61/2 dan 3

[14] Kitab Pararaton, bab 80-83

[26] "Pjs Bupati Blitar Pimpin Operasi Yustisi Penegakan Prokes". Hulondalo.id. 2020-10-22. Diakses tanggal 2020-11-14.

[27] "Kabupaten Blitar Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 16-08-2012. Diakses tanggal 23-08-2023.

[28] Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Blitar 2014-2019

[29] Akhirnya KPU Resmi Tetapkan 50 Nama DPRD Kabupaten Blitar Periode 2019 – 2024

[30] "Pleno KPU Kabupaten Blitar, Ini Dia Daftar 50 Anggota Terpilih DPRD Kabupaten Blitar 2024-2029". BlitarRaya.com. 2024-05-03. Diakses tanggal 2024-06-27.

[Permendagri-137-2017-31] "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.

[Permendagri-72-2019-32] "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.

[33] "Situs resmi Kabupaten Blitar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-02. Diakses tanggal 2006-06-05.

[34] Republika (2019-11-27). "Perekonomian Blitar Bergantung pada Peternakan Ayam Petelur". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-14. Diakses tanggal 2020-06-13.

[6]

[2]

[1]

[3]

[4]

[a]

[5]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

[13]

[Ket. 1]

[Ket. 2]

[Ket. 3]

[Ket. 4]

[Ket. 5]

[Ket. 6]

[Ket. 7]

[Ket. 8]

[Ket. 9]

[Ket. 10]

[Ket. 11]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

[21]

[22]