Dialek

varian bahasa
Dialek atau basapraja adalah varietas bahasa yang melingkupi suatu kelompok penutur. 

Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai. Misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu.

Dialek berkontras dengan ragam bahasa, yaitu bentuk bahasa yang diperbedakan menurut konteks pemakaian. Variasi ini memiliki perbedaan satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan linguistik sehingga belum pantas disebut bahasa yang berbeda.[1] Walaupun begitu, pembedaan konsep dialek dan bahasa tersendiri sering kali dilatarbelakangi oleh faktor simbolis dan sosiopolitik, bukan ilmu bahasa.[2] Menurut definisi yang lebih terbatas, dialek merupakan varietas bahasa yang berkontras dengan bahasa baku.[3] Dalam pengertian populer, istilah dialek juga digunakan untuk merujuk kepada bahasa yang tidak digunakan dalam bentuk tulis. Definisi ini umumnya tidak diterima dalam ilmu linguistik.[2] Biasanya pemerian dialek dilakukan berdasarkan geografi dan faktor sosial. Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, istilah yang tepat menurut terminologi linguistik ialah aksen dan bukan dialek.[4] Guna mengukur seberapa jauh perbedaan dan persamaan yang terdapat di tempat yang diteliti melalui perbandingan sejumlah bahan yang dikumpulkan dari tempat-tempat yang bersangkutan, dipergunakan sarana pengukuran statistik yang disebut dialektometri.[5]

  • Dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.
  • Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
  • Dialek tidak harus mengambil seluruh bentuk ujaran dari sebuah bahasa.[6]
  • Hal-hal yang menjadi pembeda dari dialek adalah perbedaan fonologis, perbedaan semantik, perbedaan onomasiologis, perbedaan semasiologis dan perbedaan morfologis.
  • Dialek mengacu pada perbedaan-perbedaan antara macam-macam bahasa yang berbeda kosakata, tata bahasa dan pengucapannya.[7]

Dialek dibagi menjadi dua jenis utama berikut ini:[8]

  • Dialek regional (dialek geografis/regiolek): dialek yang dipakai di daerah tertentu. Misalnya, bahasa Indonesia dialek Jakarta, atau dialek Medan.[9]
  • Dialek sosial (sosiolek): dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, dialek remaja.[9]
  • Dialek temporal" atau "dialek historis" yang merujuk secara khusus kepada bentuk bahasa yang diperbedakan menurut pemakaiannya pada kurun waktu tertentu[2] (misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya, dialek Melayu zaman Abdullah[9] dan Dialek Medan di tanah Melayu kini). Sedangkan idiolek adalah sistem kebehasaan yang khusus digunakan oleh seorang individu atau bisa diartikan "dialek pribadi".[10] Idiolek merupakan keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.[9]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ayatrohaedi (1979), hlm. 1
  2. ^ a b c Crystal (2008), hlm. 142-144
  3. ^ McGregor (2009), hlm. 160
  4. ^ Crystal (2008), hlm. 3
  5. ^ Junaedi; Juli Yani; Rismayetu (Januari 2016). "Variasi Inovasi Leksikal Bahasa Melayu Riau di Kecamatan Pulau Merbabu" (PDF). Pustaka Budaya. 3 (1): 6. ISSN 2442-7799. 
  6. ^ Arifin, M. Bahri; Rijal, Syamsul (1 Agustus 2017). Bahasa Daerah di Kalimantan Utara. Yogyakarta: Istana Agency. hlm. 10. ISBN 978-602-5430-04-6. 
  7. ^ Pujiyanto, Ambar; Poedjosoedarmo, Soepomo (Februari 2008). "Variasi Dialek Bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen (Kajian Sosiodialektologi)". Leksika. 2 (1): 15. ISSN 2620-4037. 
  8. ^ Unsiah & Yuliati (2018), hlm. 95
  9. ^ a b c d Pendahuluan KBBI edisi ketiga
  10. ^ Crystal (2008), hlm. 235

Kepustakaan

sunting